Cara Mengembangkan Potensi Diri Dalam Tuhan
Cara
mengembangkan potensi diri dalam Tuhan – Alkitab menegaskan bahwa kita
diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Nabi Musa di kitab Kejadian menulis
tentang hal itu demikian: “Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita
menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh
bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi”. Maka Allah
menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya
dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka” – Kejadian 1:26-27.
Berdasarkan firman Tuhan tersebut kita melihat bahwa manusia diberi potensi diri oleh Allah untuk menaklukkan ciptaan yang lain. Namun, karena dosa, potensi diri manusia menjadi terpendam. Dosa menghambat manusia mengenali dan mengembangkan potensi dirinya. Itu sebabnya, manusia mencari cara mengembangkan potensi diri dalam Tuhan agar bisa melaksanakan mandate yang Allah berikan kepadanya. Potensi diri yang terpendam harus digali dan diasah agar berkembang secara optimal dan menjadi berkat bagi banyak orang. Berikut ini akan disajikan beberapa cara mengembangkan potensi diri dalam Tuhan yang bisa dilakukan.
Berdasarkan firman Tuhan tersebut kita melihat bahwa manusia diberi potensi diri oleh Allah untuk menaklukkan ciptaan yang lain. Namun, karena dosa, potensi diri manusia menjadi terpendam. Dosa menghambat manusia mengenali dan mengembangkan potensi dirinya. Itu sebabnya, manusia mencari cara mengembangkan potensi diri dalam Tuhan agar bisa melaksanakan mandate yang Allah berikan kepadanya. Potensi diri yang terpendam harus digali dan diasah agar berkembang secara optimal dan menjadi berkat bagi banyak orang. Berikut ini akan disajikan beberapa cara mengembangkan potensi diri dalam Tuhan yang bisa dilakukan.
1.
Memperluas wawasan.
Mengembangkan potensi diri
dimulai dengan memperluas wawasan kita. Bagaimana caranya? Kita harus mengenal
Allah Sang Sumber pengetahuan. Alkitab menegaskan bahwa takut akan Allah dan
mengenal Yang Mahatinggi merupakan wawasan yang harus kita miliki karena itulah
landsan bagi pengetahuan kita secara rohani.
Penulis kitab Amsal menulis demikian: “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan” – Amsal 1:7. Kita harus memandang kehidupan ini dengan mata iman. Dan menyemangati diri kita bahwa bersama dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa. Pemazmur menegaskan hal itu demikian: “Dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa, sebab Ia sendiri akan menginjak-injak para lawan kita” – Mazmur 60:14.
Penulis kitab Amsal menulis demikian: “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan” – Amsal 1:7. Kita harus memandang kehidupan ini dengan mata iman. Dan menyemangati diri kita bahwa bersama dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa. Pemazmur menegaskan hal itu demikian: “Dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa, sebab Ia sendiri akan menginjak-injak para lawan kita” – Mazmur 60:14.
Selain itu, untuk memperluas
wawasan kita juga harus belajar atau mempelajari ilmu pengetahuan yang akan
melengkapi kita di dalam menjalankan peran kita di bumi ini. Anda harus
memiliki gambaran mental yang jelas tentang apa yang akan Anda raih. Gambaran
ini harus menjadi bagian dari dirimu, di dalam benakmu, dalam percakapanmu, meresap
ke pikiran alam bawah sadarmu, dalam perbuatanmu dan dalam setiap aspek
kehidupanmu.
Rasul Petrus dalam suratnya menulis demikian: “Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,... Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil ...” – 2 Petrus 1:5, 8.
Rasul Petrus dalam suratnya menulis demikian: “Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,... Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil ...” – 2 Petrus 1:5, 8.
2. Mengembangkan gambar diri
yang sehat.
Dalam perspektif Allah
setiap kita sangat berharga di mata-Nya. Tetapi karena dosa manusia kehilangan
pengenalan diri yang benar kepada dirinya. Akibatnya, potensinya tidak
berkembang. Penulis kitab Ayub menegaskan hal itu demikian: “Apakah
gerangan manusia, sehingga dia Kauanggap agung dan Kau perhatikan, dan Kau datangi
setiap pagi, dan Kauuji setiap saat?” – Ayub 7:17-18.
Itu artinya Anda harus melandasi gambar dirimu di atas apa yang Tuhan katakan tentang Anda. Keberhasilanmu meraih tujuan sangat tergantung pada bagaimana Anda memandang dirimu sendiri dan apa yang Anda rasakan tentang dirimu. Sebab hal itu akan menentukan tingkat kepercayaan diri Anda dalam bertindak. Fakta menyatakan bahwa Anda tidak akan pernah melesat lebih tinggi dari apa yang Anda bayangkan mengenai dirimu sendiri.
Itu artinya Anda harus melandasi gambar dirimu di atas apa yang Tuhan katakan tentang Anda. Keberhasilanmu meraih tujuan sangat tergantung pada bagaimana Anda memandang dirimu sendiri dan apa yang Anda rasakan tentang dirimu. Sebab hal itu akan menentukan tingkat kepercayaan diri Anda dalam bertindak. Fakta menyatakan bahwa Anda tidak akan pernah melesat lebih tinggi dari apa yang Anda bayangkan mengenai dirimu sendiri.
3. Temukan kekuatan dibalik
pikiran dan perkataanmu.
Target utama serangan musuh
adalah pikiranmu. Ia tahu sekiranya ia
berhasil mengendalikan dan
memanipulasi apa yang Anda pikirkan, maka ia
akan berhasil mengendalikan
dan memanipulasi seluruh kehidupanmu.
Pikiran menentukan perilaku,
sikap dan gambar diri. Pikiran menentukan tujuan.
Alkitab memperingatkan kita untuk senantiasa menjaga pikiran. Penulis kitab Amsal menulis demikian: “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan” – Amsal 4:23.
Hati merupakan inti dan pusat dari pikiran, perasaan dan kehendak. Dari hatilah segala sesuatu dimulai. Itu sebabnya bila hati tidak dijaga dengan baik, akan menyebabkan terhambatnya semua potensi diri, sehingga membuat hidup tidak berdaya. Tetapi sebaliknya dengan menjaga hati yang adalah pusat pikiran, perasaan dan kehendak, maka potensi diri akan berkembang sehingga memancarkan kehidupan.
4. Lepaskan masa lalu,
biarkanlah ia pergi.
Setiap orang memiliki masa
lalu, baik masa lalu yang menyenangkan maupun masa lalu yang menyakitkan. Biasanya
sulit bagi kita untuk melupakan masa yang gelap, yang pahit, yang menyakitkan
dan menyedihkan.
Akibatnya banyak orang hidup dalam baying-bayang masa lalu itu, sehingga potensi dirinya tidak berkembang. Rasul Paulus menulis tentang meninggalkan masa lalu dalam suratnya kepada jemaat di Filipi demikian: “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus” – Filipi 3:13-14.
Akibatnya banyak orang hidup dalam baying-bayang masa lalu itu, sehingga potensi dirinya tidak berkembang. Rasul Paulus menulis tentang meninggalkan masa lalu dalam suratnya kepada jemaat di Filipi demikian: “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus” – Filipi 3:13-14.
Anda mungkin saja telah
kehilangan segala yang tidak seorangpun patut mengalaminya
dalam hidup ini. Jika Anda
ingin hidup berkemenangan , Anda tidak boleh memakai
trauma masa lalu sebagai
dalih untuk membuat pilihan-pilihan yang buruk saat ini.
Anda harus berani tidak
menjadikan masa lalu sebagai alasan atas sikap burukmu
selama ini, atau membenarkan
tindakanmu untuk tidak mengampuni seseorang.
5. Temukan kekuatan di dalam
keadaan yang paling buruk.
Terkadang keadaan yang buruk
membuat kebanyakan orang menjadi takut, pesimis dan patah semangat serta panik.
Itulah yang terjadi dalam hidup banyak orang termasuk orang Kristen. Bujang atau
pelayan dari Elisa ketika menghadapi keadaan yang buruk, ia begitu panik.
Ia mengatakan demkian kepada Elisa: “Ketika pelayan abdi Allah bangun pagi-pagi dan pergi ke luar, maka tampaklah suatu tentara dengan kuda dan kereta ada di sekeliling kota itu. Lalu berkatalah bujangnya itu kepadanya: "Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?" 2 Raja-Raja 6:15.
Kita harus bersikap: "Saya boleh saja terjatuh beberapa kali dalam hidup ini, tetapi saya tidak akan terus tinggal di bawah sana." Kita semua menghadapi tantangan dalam hidup ini . KIta semua pasti mengalami hal-hal yang datang menyerang kita. Kita boleh saja dijatuhkan dari luar, tetapi kunci untuk hidup berkemenangan adalah belajar bagaimana untuk bangkit lagi dari dalam.
Elisa membangkitkan kembali keberanian dari bujang atau pelayan.Elisa menegaskan demikian: “Jawabnya: "Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka." Lalu berdoalah Elisa: "Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat." Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa” – 2 Raja-Raja 6:16-17. O
Ia mengatakan demkian kepada Elisa: “Ketika pelayan abdi Allah bangun pagi-pagi dan pergi ke luar, maka tampaklah suatu tentara dengan kuda dan kereta ada di sekeliling kota itu. Lalu berkatalah bujangnya itu kepadanya: "Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?" 2 Raja-Raja 6:15.
Kita harus bersikap: "Saya boleh saja terjatuh beberapa kali dalam hidup ini, tetapi saya tidak akan terus tinggal di bawah sana." Kita semua menghadapi tantangan dalam hidup ini . KIta semua pasti mengalami hal-hal yang datang menyerang kita. Kita boleh saja dijatuhkan dari luar, tetapi kunci untuk hidup berkemenangan adalah belajar bagaimana untuk bangkit lagi dari dalam.
Elisa membangkitkan kembali keberanian dari bujang atau pelayan.Elisa menegaskan demikian: “Jawabnya: "Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka." Lalu berdoalah Elisa: "Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat." Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa” – 2 Raja-Raja 6:16-17. O
Dalam keadaan terburuk yang dialami oleh Elisa dan bujangnya, Elisa
menujukkan bahwa ia menemukan kekuatan di balik keadaan paling buruk yang
dihadapi mereka. Kekuatan yang ditemukan dalam keadaan terburuk yang bisa
dilakukan yaitu:
1) Berdoa. Elisa berdoa kepada Tuhan untuk membukakan mata bujangnya.
Jika kita ragu dan khawatir, bawa keraguan dan kekhawatiran kita pada
Tuhan dan minta Tuhan untuk membukakan mata 'rohani' kita akan pertolonganNya
yang sudah tersedia bagi kita.
2) Meminta dukungan mentor rohani. Bujang Elisa datang pada Elisa dan menceritakan kekhawatirannya. Selain berdoa kepada Tuhan, kita juga bisa mencari dukungan doa dari anak-anak Tuhan yang Tuhan tempatkan di sekitar kita. Jadi, ketika masalah datang, ketakutan menghantui, jangan jauhkan diri dari persekutuan dengan anak-anak Tuhan. Mendekatlah dan minta dukungan doa.
Apa yang Tuhan kerjakan untuk kita?
1) Penyertaan-Nya. Tuhan membukakan mata rohani kita akan penyertaanNya, sehingga kita bisa melihat dan merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup kita (misalnya: melalui orang-orang di sekitar kita, kejadian-kejadian di sekitar kita)
2) Porsi Masalah sebenarnya. Tuhan mencelikkan mata kita akan porsi masalah yang sebenarnya--Bersama Tuhan tak ada masalah yang tak bisa teratasi. Bersama Tuhan tak ada kesulitan yang tak bisa diselesaikan. Tuhan juga mencelikkan mata kita akan talenta dan kemampuan yang Tuhan berikan pada kita untuk mengatasi masalah tersebut.
3) Pertolongan. Kita akan melihat bahwa Tuhanlah yang berperang ganti kita. Kita berdiam diri saja menantikan hikmat dan pertolongan Tuhan serta melakukan bagian kita. Untuk hal-hal yang tidak bisa kita lakukan, Tuhan mengirim pertolongan dan penolong bagi kita.
4) Hikmat. Tuhan akan memberikan kita hikmat untuk melangkah sejalan dengan kehendakNya. Tuhan akan memberikan kita hikmat untuk mengambil keputusan yang sesuai dengan rencananya. Hikmat Tuhan akan membimbing kita dan memampukan kita untuk melakukan yang terbaik (karena rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan). Jadi, jika saat ini Anda dan saya sedang terbelenggu rasa takut, jangan tinggal lama dalam ketakutan. Bangkit dan serahkan rasa takut kita pada Tuhan dan cari hadiratNya. Saat ini juga Tuhan berkata kepada Anda dan saya: "Jangan Takut. Aku akan menolongmu!"
2) Meminta dukungan mentor rohani. Bujang Elisa datang pada Elisa dan menceritakan kekhawatirannya. Selain berdoa kepada Tuhan, kita juga bisa mencari dukungan doa dari anak-anak Tuhan yang Tuhan tempatkan di sekitar kita. Jadi, ketika masalah datang, ketakutan menghantui, jangan jauhkan diri dari persekutuan dengan anak-anak Tuhan. Mendekatlah dan minta dukungan doa.
Apa yang Tuhan kerjakan untuk kita?
1) Penyertaan-Nya. Tuhan membukakan mata rohani kita akan penyertaanNya, sehingga kita bisa melihat dan merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup kita (misalnya: melalui orang-orang di sekitar kita, kejadian-kejadian di sekitar kita)
2) Porsi Masalah sebenarnya. Tuhan mencelikkan mata kita akan porsi masalah yang sebenarnya--Bersama Tuhan tak ada masalah yang tak bisa teratasi. Bersama Tuhan tak ada kesulitan yang tak bisa diselesaikan. Tuhan juga mencelikkan mata kita akan talenta dan kemampuan yang Tuhan berikan pada kita untuk mengatasi masalah tersebut.
3) Pertolongan. Kita akan melihat bahwa Tuhanlah yang berperang ganti kita. Kita berdiam diri saja menantikan hikmat dan pertolongan Tuhan serta melakukan bagian kita. Untuk hal-hal yang tidak bisa kita lakukan, Tuhan mengirim pertolongan dan penolong bagi kita.
4) Hikmat. Tuhan akan memberikan kita hikmat untuk melangkah sejalan dengan kehendakNya. Tuhan akan memberikan kita hikmat untuk mengambil keputusan yang sesuai dengan rencananya. Hikmat Tuhan akan membimbing kita dan memampukan kita untuk melakukan yang terbaik (karena rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan). Jadi, jika saat ini Anda dan saya sedang terbelenggu rasa takut, jangan tinggal lama dalam ketakutan. Bangkit dan serahkan rasa takut kita pada Tuhan dan cari hadiratNya. Saat ini juga Tuhan berkata kepada Anda dan saya: "Jangan Takut. Aku akan menolongmu!"
6. Memberi dengan sukacita.
Salah satu tantangan
terbesar yang kita hadapi adalah godaan untuk hidup mementingkan diri sendiri. Sebab
kita tahu bahwa Tuhan memang menginginkan yang terbaik buat kita. Ia ingin kita
makmur, menikmati kemurahan-Nya dan banyak lagi yang Ia sediakan buat kita,
namun kadang kita lupa dan terjebak dalam perilaku mementingkan diri sendiri. Sesungguhnya
kita akan mengalami lebih banyak sukacita dari yang pernah dibayangkan apabila
kita mau berbagi hidup dengan orang lain.
Berkaitan dengan memberi
dengan sukacita, rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di kota Korintus
menulis demikian: “Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga,
dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing
memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena
paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Allah
sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa
berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai
kebajikan” – 2 Korintus 9:6-8.
Tuhan dalam anugerah-Nya
yang melimpah telah mengaruniakan potensi kepada kita untuk memperoleh berkat
dalam hidup kita. Baik melalui usaha dan juga pekerjaan kita. Tuhan memberkati
kita dengan tujuan supaya kita bisa menjadi berkat kepada orang lain dan juga
bagi pekerjaan Tuhan.
Baca juga: GAYA HIDUP ORANG BERHASIL.
Baca juga: GAYA HIDUP ORANG BERHASIL.
Post a Comment for "Cara Mengembangkan Potensi Diri Dalam Tuhan"