Translate

POLITIK DALAM PERSPEKTIF IMAN KRISTEN

Pertanyaan ini menyesatkan karena membawa pikiran kita pada gambaran negatip pemerintah dan politik dan juga menyatakan secara tidak langsung bahwa kebebasan melakukan penginjilan adalah sesuatu yang aman dan tidak dapat diganggu gugat. Bagian pertama pertanyaan itu mestinya, "haruskah orang Kristen melibatkan dirinya dengan sisi kelam dari politik? Atau "haruskah orang Kristen masuk praktek dunia moderen politikus dimana terdapat hal yang tidak etis dan tidak berdasarkan kitab suci?" jawabannya tentu tidak.

Jika seandainya pertanyaan itu tentang keterlibatan dan keikutsertaan dalam politik secara umum, jawabannya bisa berbeda. Orang Kristen harus berusaha ikut serta dan terwakili dalam politik dalam kegiatan mereka menginjili dunia. Tanpa keikutsertaan dan representasi mereka, tidak ada jaminan bahwa kebebasan melakukan pekabaran Injil akan tetap berjalan aman. Dapatkah kita mempertahankan kebebasan dasar yang kita nikmati sementara kita berdiri terpisah dari proses politik? Kecenderungan politik dan sosial generasi terakhir harus memberikan peringatan bahwa kebebasan dan kemerdekaan memerlukan kepedulian dan perhatian—kihususnya dari masyarakat Kristen.

Ada berbagai perspektif mengenai kenapa orang Kristen harus terlibat dalam proses politik, antara lain: tugas, tanggungjawab, kepemimpinan alami, mengasihi saudara, perasaan kasihan sesama manusia, dsb. Satu perspektif yang sering tidak mendapat perhatian ialah konsep kepatuhan kepada pemerintah. Kepatuhan kepada struktur pemerintahan memerlukan keikutsertaan.

Sebagaimana Rasul Paulus menulis kepada jemaat di Roma: "Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang diatasnya, sebab tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Allah (Roma 13:1). Tujuh ayat pertama dari Roma 13 ini memberikan cetak biru kerangka dasar hubungan orang Kristen di Roma dengan penguasa ketika itu—Imperium Romawi. Orang Kristen Roma tidak menjalankan kekuasaan politik dalam pengaturan hal-hal sekuler; keikut sertaan mereka sangat terbatas.
Sebagai pengikut Kristus dewasa ini, kita dapat melihat surat Rasul Paulus serta bagian-bagian lain dari Kitab Suci (Markus 12, I Tim. 2:1-3, Kis. 5, dst) untuk menentukan hubungan kita dengan pemerintah.

Orang Amerika menikmati hak-hak tertentu dan kemerdekaan yang kelihatannya asing bagi Kristen mula-mula. Karena itu, percayalah bahwa Allah memberikan ketentuan-ketentuan yang Alkitabiah untuk situasi modern sekarang ini untuk kita boleh menerapkan prinsip-prinsip yang Dia berikan. Ketika kita membaca kitab Roma, salah satu prinsip itu adalah sikap tunduk kepada pemerintah.

Dalam sistem pemerintahan Amerika, kepatuhan memerlukan keikutsertaan. Kenapa, Anda mungkin bertanya? Suka atau tidak suka, warga negara Amerika adalah peserta dalam struktur pemerintahan Amerika. Tidak seorangpun bebas dari partisipasi ini. Warga negara adalah wajib pajak; mereka dihitung dalam sensus; mereka tercatat dalam sistem komputer pada semua usia; mereka menyekolahkan anak-anak mereka pada sekolah-sekolah milik pemerintah; mereka satu dengan yang lain adalah peserta dalam pemerintahan. Bekerja dengan pengertian bahwa kita semua adalah peserta, keterlibatan dalam politik bukan menyangkut hal mencari “kekuasaan.” Akan tetapi menyangkut bahwa kita diwakili secara wajar ketika berpartisipasi dalam pemerintahan. Dalam keikutsertaan ini, kita memiliki kesempatan dalam voting pejabat-pejabat kita yang terpilih dan meyakinkan adanya pilihan yang cukup pada waktu voting. Jika kita sungguh mempercayai bahwa pemerintah ditahbiskan oleh Tuhan, keistimewaan dan kesempatan ini harus dinikmati dan dijalankan.

Apa artinya "berpartisipasi?". Paling sedikit adalah ikut memilih atau voting. Voting berarti ada pemahaman tentang orang-orang dalam pemilihan. Pemahaman ini hanya akan dihargai bila kita mengerti hal-hal seputar kehidupan sehari-hari. Jadi partisipasi harus mendorong seseorang memahami isu-isu politik, antara lain meliputi isu sosial, isu ekonomi, isu internasional, dsb. Orang Kristen harus berada setingkat dengan orang-orang yang paling memahami politik di Amerika.

Sesungguhnya pada zaman permulaan, hal itulah yang terjadi. Kotbah diatas mimbar merupakan sumber informasi utama. Pendidikan diarahkan oleh perspektif Kristen. Gereja merupakan pusat komunitas politik, bukan diluarnya. Pengikut Kristus dalam semua golongan menjalankan kepemimpinan politik dan sosial. Kita akan dapat melakukan dengan baik dengan melihat kebelakang pada masa permulaan, refleksi peranan orang Kristen dalam menciptakan bentuk pemerintahan Amerika. Tidakkah ironis mempertanyakan keterlibatan politik orang Kristen dalam sistem yang dibentuk oleh kebanyakan orang Kristen? Baca juga artikel ini: Ciri Individu Yang Berfungsi Sepenuhnya.


Post a Comment for "POLITIK DALAM PERSPEKTIF IMAN KRISTEN"