DAMPAK HIDUP DALAM KEJUJURAN
Apa yang dimaksud
dengan kejujuran? Mengapa kita harus
hidup dalam kejujuran? Bagaimana caranya supaya kita tetap konsisten hidup
dalam kejujuran di tengah-tengah dunia yang gelap ini? Dan apa dampak yang akan
kita raih atau peroleh ketika kita hidup dalam kejujuran?
Supaya kita dapat memahami keberadaan
diri kita berkaitan dengan berjalan atau hidup dalam kejujuran, maka kita harus
memahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan kejujuran menurut firman Tuhan. Karena
firman Tuhan adalah ibarat cermin bagi kita, maka kita harus mengoreksi
sekaligus mengevaluasi diri kita apakah masih berjalan dalam kejujuran atau
apakah hidup kita sudah menyimpang dari kejujuran tersebut dari sudut firman
Tuhan juga.
Menurut firman Tuhan - Amsal 14:2, hal-hal
yang berkaitan dengan kejujuran memiliki cakupan dan makna yang sangat luas dan
dalam. Kejujuran berasal dari kata dasar “JUJUR” artinya lurus hati, tidak berbohong, berkata apa adanya, tidak curang,
mengikuti aturan yang berlaku, tulus, ikhlas. Dari pengertian ini, dapat
terlihat dengan sangat jelas bahwa hidup jujur berkaitan langsung dengan segala
sesuatu yang kita katakan dan segala sesuatu yang kita lakukan (perkataan dan
perbuatan).
Perkataan.
Perlu kita ketahui dan
sadari dengan sungguh-sungguh, kata-kata sangatlah penting fungsinya bagi
Allah, Iblis (Setan-setan), dan bagi manusia. Dengan firman, Allah menciptakan (‘bara’) langit, bumi,
laut, dan segala isinya. Iblis
(setan-setan) menggunakan perkataan untuk meyakinkan kita tentang
kebohongan, dusta, kesesatan, dan khayalan palsu. Kita manusia pun berdiri di medan pertempuran antara Allah Kebenaran dan
Iblis bapa segala pendusta.
Perbuatan.
“Perbuatan lebih nyaring
bunyinya daripada perkataan”.
Bagaimana
supaya terus bejalan dalam kejujuran?
1. Membenci jalan dusta
(bohong) (Mzm. 119:128).
2. Miliki hikmat Tuhan (Ams.
2:9; Ams. 1:7; 9:10).
3. Memenuhi hati dengan
firman Tuhan (Mat. 15:18-19; Ams. 4:23; Mzm. 119:9-11).
Apa
dampak dari hidup jujur itu?
1. Mengalami pertolongan dan
perlindungan Tuhan (Ams. 2:7; 10:29).
2. Tuhan bergaul erat
dengannya (Ams. 3:32; Mzm. 25:14; 140:13).
3. Tetap teguh, kukuh, dan
tak tergoyahkan, sekalipun dalam badai kehidupan (Ams. 10:25; 12:3; Mat.
7:24-27).
4. Jalannya rata dan lurus (Ams.
11:5: Ams. 15:19). “Jalan si pemalas seperti ‘pagar berduri’ dan jalan si
penipu berliku-liku”. (Sungai berkelok-kelok). Contoh : Yakub.
Doanya dikenan Tuhan (Ams.
15:8). Jawaban doa : Ya, Tidak, tunggu dulu, kekejian (Ams. 28:9).
5. Berbicara jujur =
dikasihi Tuhan (Ams. 16:13; Mzm. 146:8).
6. Mewarisi kebahagiaan
(Ams. 28:10).
Yesus Kristus memanggil kita
untuk mengabdi kepada kejujuran dan kebenaran, serta terus-menerus berjuang
melawan ketidakjujuran, kebohongan, dan dusta. Ini merupakan suatu panggilan
yang tampaknya janggal, sulit, dan mustahil di tengah-tengah dunia yang penuh
dengan ketidakjujuran ini, sebab kelihatannya kebohonganlah yang akan menang.
Namun harus tegas kita katakan dan yakini, sangkaan itu salah bahkan salah sama
sekali.
Dunia kebohongan, dusta,
dunia tipu, serta dunia yang penuh dengan kepura-puraan dan kemunafikan ini
telah dijatuhi hukuman oleh Kristus yang telah mati di kayu salib di Golgota. Kristus,
Raja Kebenaran, kini telah duduk di sebelah kanan Allah. Artinya kebenaran dan
kejujuran sudah menang. Siapa pun kita yang demi nama Kristus hidup dan berjalan
dalam kebenaran, juga akan mengalami kemenangan seperti Kristus yang telah
menang atas segala dusta dan ketidakjujuran. Mari kita senantiasa belajar dan
berkomitmen untuk berjalan dalam kejujuran di sepanjang hidup kita.
Post a Comment for "DAMPAK HIDUP DALAM KEJUJURAN"