9 Karakter Hidup Sebagai Ciptaan Baru Part 3
Bicara tentang karakter hidup sebagai ciptaan
baru dalam Kristus tentu tidak mudah. Dikatakan demikian, karena ketika kita
percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita secara pribadi,
kita tidak langsung menjadi sempurna.
Namun, yang pasti ialah hidup kita mengalami perubahan. Hidup yang mengalami perubahan karena dijamah oleh Roh Kudus membuat karakter kita pun berubah. Rasul Paulus menulis tentang ciptaan baru dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, demikian: "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang" - 2 Korintus 5:17.
Namun, yang pasti ialah hidup kita mengalami perubahan. Hidup yang mengalami perubahan karena dijamah oleh Roh Kudus membuat karakter kita pun berubah. Rasul Paulus menulis tentang ciptaan baru dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, demikian: "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang" - 2 Korintus 5:17.
Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: "Apa saja karakter hidup sebagai ciptaan baru dalam Kristus
yang ada dalam diri setiap orang yang percaya kepada-Nya?" Berikut tanda-tanda karakter hidup sebagai ciptaan baru dalam
Kristus yang dimiliki oleh setiap orang percaya:
7. Ada kesetiaan.
Kesetiaan menurut KBBI adalah “berpegang teguh (pd
janji, pendirian, dsb); patuh; taat: bagaimanapun berat tugas yg harus
dijalankannya”. Kalau kita
sering menonton tv kita akan sering menemukan artis atau public figure yang suka kawin-cerai dan ini
merupakan kejadian yang sudah biasa dikalangan manusia zaman sekarang. Hal ini tentu membuat manusia semakin
susah untuk mempercayai orang lain.
Dalam perjanjian baru, kata "setia" memiliki 3 makna
yang berbeda, yaitu dapat
dipercaya; taat menjalankan perintah; dan orang yang percaya, pengikut atau penganut. KetikaTuhan Yesus berbicara tentang
hamba-hamba-Nya yang setia, yang Dia
maksud adalah Dia sedang
menantikan orang-orang yang mau percaya dan mengikuti Dia; taat dalam
menjalankan amanat-Nya; dan dapat dipercaya sepenuhnya. Tuhan menginginkan kita
untuk terus beriman dan setia
kepada-Nya.
Bagaimana kita bisa hidup dalam kesetiaan?
a. Dengan bersandar pada kesetiaan Tuhan yang tidak berubah.
Jika kita tidak setia, Allah tetap setia. Kebenaran ini seharusnya mendorong kita untuk bertumbuh di dalam kesetiaan dan bangkit kembali tatkala kita jatuh di dalam ketidaksetiaan.
b. Belajar untuk setia mulai dari perkara-perkara yang kecil.
Misalnya, dalam hal membaca Alkitab, berdoa, berbakti, memberi persembahan, dan melakukan dengan tanggungjawab tugas-tugas yang ada di depan kita.
"Sifat
yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya; lebih baik orang miskin dari
pada seorang pembohong" – Amsal 19:22. "Barangsiapa setia dalam
perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan
barangsiapa tidak benar dalam perkara kecil, ia tidak benar juga dalam
perkara-perkara besar" – Lukas 16:10. "Maka kata tuannya itu
kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau
telah setia memikul tanggung jawan dalam perkara yang kecil, aku akan
memberikan tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam
kebahagiaan tuanmu" – Matius 25:23.
8. Ada kelemah lembutan.
Kelemahlembutan adalah salah satu karakter
yang harus dimiliki oleh orang Kristen. Kelemahlembutan bukan berarti orang
yang lemah atau klemak-klemek. Tetapi orang yang lemah lembut adalah orang yang
sesungguhnya memiliki kekuatan atau kelebihan, namun dapat menguasi diri dan
mengontrol kekuatannya; tidak menyalahgunakan kekuatan dan kuasa yang
dimilikiyya namun dapat memakai kekuatan itu dengan benar dan bijaksana.
Alkitab menjelaskan beberapa arti dari
kelemahlembutan.
a. Tunduk kepada Tuhan. Seperti
Daud yang berusaha agar hidupnya berkenan kepada Tuhan.
b. Mudah dibentuk dan diajar. Orang
yang lemah lembut itu tidak mudah tersinggung dan dengan senang hati menerima
teguran ataupun kritik. "..terimalah dengan lemah lembut firman
yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu" - Yakobus
1:21.
c. Mau mempertimbangkan dan menghargai
pendapat orang lain. Dalam segala tindakan, kita harus
mempertimbangkannya dengan matang, termasuk dalam setiap ucapan."lidah
lembut adalah pohon kehidupan" - Amsal 15:4a.
Menjadi lemah lembut itu merupakan tantangan
tersendiri di jaman sekarang. Kecenderungan orang adalah untuk egois dan
emosional. Contoh mudahnya adalah Musa. Meskipun bangsa Israel terus
menggerutu kepada Tuhan, Musa dengan penuh kelembutan tetap memimpin dan
membimbing mereka di padang gurun." Bahkan Alkitab mencatat "Musa
lah seorang yang sangat lemah lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di
atas muka bumi" - Bilangan 12:3.
9. Ada penguasaan diri (self control).
Mengendalikan atau menguasai diri berarti
menahan diri untuk tidak melakukan suatu keinginan. Banyak sekali keinginan
duniawi yang akan membawa kepada kesesatan. Rasul Yohanes menjelaskan bahwa
keinginan duniawi itu bukan berasal dari Allah. Keinginan duniawi itu bisa
berupa:
a. Keinginan mata (keserakahan)
b. Keinginan daging ( hawa nafsu)
c. Keangkuhan hidup
Tetapi sebagai anak-anak Tuhan, kita
bertanggung jawab untuk tetap menguasai diri di tengah godaan duniawi. Tentunya
kita mustahil untuk melakukan itu seorang diri, jadi kita harus meminta
pertolongan dari Tuhan untuk mengendalikan diri kita ini. Seperti tertulis demikian:
"Kesudahan segala sesuatu sudah
dekat. Karena itu kuasailah
dirimu" – 1 Petrus 4:7a.
Di dunia ini tidak ada yang kekal. Jadi buat
apa kita mengejar sesuatu yang tidak kekal? Selain itu, kitab Amsal juga
menulis: "Orang yang sabar melebih
pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota." -
Amsal 16:32.
Bahkan Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa
orang yang menguasai dirinya memiliki 'kedudukan' yang lebih tinggi dari orang
yang sabar.
Apa si manfaat penguasaan diri dalam hidup
kita?
Penguasaan diri akan membentuk kita menjadi
pribadi yang lebih dewasa. Dengan penguasaan diri, kita tidak akan mudah
terbawa arus dosa duniawi. Dengan memiliki karakter ini, kita akan semakin
serupa dengan juruselamat kita, Yesus Kristus. Tetapi kuasailah dirimu dalam
segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan
tunaikanlah tugas pelayananmu!” – 2 Timotius 4:5
Kita harus bisa menguasai diri dalam HAL APA?
Sebenarnya sih kita harus menguasai diri dalam hal apapun juga. Namun ada beberapa hal penting yang harus kita kuasai terlebih lagi.
a. Pikiran. Jika kita tidak bisa menguasai pikiran kita, maka tindakan kita pun tidak bisa dikuasai pula. Rasul Paulus berkata dalam suratnya di 2 Korintus 10:5b "...Kami menawan segala pikiran dan menaklukannya kepada Kristus."
Jadi bisa disimpulkan, bila pikiran kita terus terisi oleh Firman Tuhan, segala perbuatan dan tindakan kita akan terarah & terkontrol.
b. Lidah atau ucapan. Amsal 21:23 mengatakan, "siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran." Maka dari itu, penting untuk kita untuk mengkontrol setiap kata-kata yang keluar dari mulut kita ini. Yakobus mengibaratkan lidah kita ini seperti api, "Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar."
Kenyataannya, banyak sekali masalah yang datang karena perkataan yang kita keluarkan. Jadi sebisa mungkin pergunakan dan kendalikan lidahmu. Gunakanlah lidahmu ini untuk membawa berkat dan bukan menjadi kutuk.
c. Mata Ada tertulis: "Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu" – Matius 6:22-23. JIka kita tidak dapat menguasai mata kita, maka kita akan mudah sekali untuk terjerumus di dalam dosa. Sebagai contoh: banyak sekali remaja jaman sekarang yang tidak dapat menguasai matanya dan malah menonton / melihat pornografi. Juga karena tidak tahan dan silau akan kemewahan dunia, banyak orang yang rela menimbun kekayaan dari cara yang tidak halal, seperti korupsi.
Jadi sejauh mana kita sudah menguasai diri kita? Memang penguasaan diri itu susah. Dibutuhkan proses yang panjang untuk memiliki karakter seperti ini. Itulah sebabnya kita perlu meminta bantuan Roh Kudus untuk membantu kita menaklukan daging dan menguasai diri kita sendiri.
Baca juga: PENYALIBAN YESUS MENDATANGKAN KEBAHAGIAAN.
Kita harus bisa menguasai diri dalam HAL APA?
Sebenarnya sih kita harus menguasai diri dalam hal apapun juga. Namun ada beberapa hal penting yang harus kita kuasai terlebih lagi.
a. Pikiran. Jika kita tidak bisa menguasai pikiran kita, maka tindakan kita pun tidak bisa dikuasai pula. Rasul Paulus berkata dalam suratnya di 2 Korintus 10:5b "...Kami menawan segala pikiran dan menaklukannya kepada Kristus."
Jadi bisa disimpulkan, bila pikiran kita terus terisi oleh Firman Tuhan, segala perbuatan dan tindakan kita akan terarah & terkontrol.
b. Lidah atau ucapan. Amsal 21:23 mengatakan, "siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran." Maka dari itu, penting untuk kita untuk mengkontrol setiap kata-kata yang keluar dari mulut kita ini. Yakobus mengibaratkan lidah kita ini seperti api, "Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar."
Kenyataannya, banyak sekali masalah yang datang karena perkataan yang kita keluarkan. Jadi sebisa mungkin pergunakan dan kendalikan lidahmu. Gunakanlah lidahmu ini untuk membawa berkat dan bukan menjadi kutuk.
c. Mata Ada tertulis: "Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu" – Matius 6:22-23. JIka kita tidak dapat menguasai mata kita, maka kita akan mudah sekali untuk terjerumus di dalam dosa. Sebagai contoh: banyak sekali remaja jaman sekarang yang tidak dapat menguasai matanya dan malah menonton / melihat pornografi. Juga karena tidak tahan dan silau akan kemewahan dunia, banyak orang yang rela menimbun kekayaan dari cara yang tidak halal, seperti korupsi.
Jadi sejauh mana kita sudah menguasai diri kita? Memang penguasaan diri itu susah. Dibutuhkan proses yang panjang untuk memiliki karakter seperti ini. Itulah sebabnya kita perlu meminta bantuan Roh Kudus untuk membantu kita menaklukan daging dan menguasai diri kita sendiri.
Baca juga: PENYALIBAN YESUS MENDATANGKAN KEBAHAGIAAN.
Post a Comment for "9 Karakter Hidup Sebagai Ciptaan Baru Part 3"