Menerobos Kemustahilan
MENEROBOS kemustahilan, SATU KALIMAT mustahil yang sering sekali manusia
(orang percaya) pun ragu akan kuasa yang ada padanya. Manusia harus
menyadarinya betapa pentingnya; Rasa Percaya Diri. Ketika rasa percaya diri itu
tidak ada, maka sekalipun kuasa itu ada
padanya kuasa itu tidak akan berguna.
Musa si pembuat mukjisat yang banyak itu dalam zamannya, sempat tidak
percaya akan dirinya, sekalipun ia sudah diutus oleh Allah, yang sudah pasti
ketika Allah mengutus Ia melengkapinya dengan KUASA.
Ketidak Percayaan Musa Keluaran 4:1-4: "Lalu sahut Musa: "Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata: TUHAN tidak menampakkan diri kepadamu?" TUHAN berfirman kepadanya: "Apakah yang di tanganmu itu?" Jawab Musa: "Tongkat." Firman TUHAN: "Lemparkanlah itu ke tanah."
Dan ketika dilemparkannya ke tanah, maka tongkat itu menjadi ular, sehingga Musa lari meninggalkannya. Tetapi firman TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu dan peganglah ekornya" — Musa mengulurkan tangannya, ditangkapnya ular itu, lalu menjadi tongkat di tangannya.
Ketidak Percayaan Musa Keluaran 4:1-4: "Lalu sahut Musa: "Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata: TUHAN tidak menampakkan diri kepadamu?" TUHAN berfirman kepadanya: "Apakah yang di tanganmu itu?" Jawab Musa: "Tongkat." Firman TUHAN: "Lemparkanlah itu ke tanah."
Dan ketika dilemparkannya ke tanah, maka tongkat itu menjadi ular, sehingga Musa lari meninggalkannya. Tetapi firman TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu dan peganglah ekornya" — Musa mengulurkan tangannya, ditangkapnya ular itu, lalu menjadi tongkat di tangannya.
Manusia (Orang Percaya) Perlu Membangun Rasa Percaya Diri. Kalau bagi Allah tiada yang musatahil, maka orang percaya juga harus
yakin bersama Allah juga tidak ada yang mustahil dan bisa MENEROBOS
KEMUSTAHILAN.
Menerobos kemustahilan hanya bisa dilakukan lewat Pengenalan Potensi diri/Talenta yang ada pada setiap manusia. Mat 25:14-30, karena talenta yang dikaruniakan Allah pada manusia untuk melengkapi manusia itu agar bisa survive dalam dunia.
Menerobos kemustahilan hanya bisa dilakukan lewat Pengenalan Potensi diri/Talenta yang ada pada setiap manusia. Mat 25:14-30, karena talenta yang dikaruniakan Allah pada manusia untuk melengkapi manusia itu agar bisa survive dalam dunia.
Untuk bisa survive dalam hidup juga harus memperhatikan Lingkungan.
Karena lingkungan sangat besar sekali mempengaruhi rasa percaya diri manusia,
ketika manusia berada dalam lingkungan orang-orang yang Optimis, maka dia akan
terimpartasi menjadi manusia yang optimis, dan sebaliknya 1 Kor 15:33 “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk
merusakkan kebiasaan yang baik. “
Bagaimana agar rasa percaya diri itu bisa muncul dalam hidup, manusia
memerlukanTehnik
membangun Percaya Diri antara lain:
1. Berani
menerima tanggung jawab.
Salah satu
kunci untuk menumbuhkan rasa percaya diri yaitu berani menerima resiko dampak
atau akibat yang akan terjadi. Gerald Kushel,
direktur The Institute of Effective Thinking , pernah mengadakan
penelitian terhadap sejumlah manajer. ia menemukan sifat terpenting yang
dimiliki oleh hampir semua manajer yang memiliki kinerja tinggi.
Dan sifat tersebut adalah rasa tanggung jawab yang mendorong mereka untuk tampil "sempurna" tanpa peduli pada hambatan apapun yang menghadangnya. Sebaliknya, manajer yang berkinerja buruk dan gagal mencapai kapasitas maksimumnya cenderung melimpahkan kesalahannya pada siapa saja. (Kisah Daud melawan Goliat)
Dan sifat tersebut adalah rasa tanggung jawab yang mendorong mereka untuk tampil "sempurna" tanpa peduli pada hambatan apapun yang menghadangnya. Sebaliknya, manajer yang berkinerja buruk dan gagal mencapai kapasitas maksimumnya cenderung melimpahkan kesalahannya pada siapa saja. (Kisah Daud melawan Goliat)
2. Kembangkan Nilai Positif.
Lukas 10:19 Sesungguhnya Aku telah
memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa
untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu. Jalan
menuju kepercayaan diri akan semakin cepat manakala kita mengembangkan
nilai-nilai positif pada diri sendiri.
Menurut psikolog Robert Anthony, PhD., salah satu cara untuk mengembangkan nilai-nilai positif adalah dengan menghilangkan ungkapan-ungkapan yang mematikan dan menggantinya dengan ungkapan-ungkapan kreatif. Dia menganjurkan membuat peralihan bahasa yang sederhana tapi efektif dari pernyataan negatif ke pernyataan positif. Misalnya, mengganti kata, "Saya tidak bisa," menjadi, "Saya bisa!"
Menurut psikolog Robert Anthony, PhD., salah satu cara untuk mengembangkan nilai-nilai positif adalah dengan menghilangkan ungkapan-ungkapan yang mematikan dan menggantinya dengan ungkapan-ungkapan kreatif. Dia menganjurkan membuat peralihan bahasa yang sederhana tapi efektif dari pernyataan negatif ke pernyataan positif. Misalnya, mengganti kata, "Saya tidak bisa," menjadi, "Saya bisa!"
3. Selalu
Bersyukur, ayat 11
Rasa Syukur menunjukkan satu sikap
positip dari manusia (orang Percaya) bahwa apa yang ia rasakan dalam hidupnya
semuanya hanya karena Allah saja. Kunci dari segala keberhasilan adalah rasa
Sykur.
Ayat 11 Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.
Ayat 11 Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.
Setelah Yesus
bersyukur Ia memecah-mecahkan roti itu, dan roti itu termultiplikasi.
Sumber: Pdt.
Miduk Sihombing, M.Th
Post a Comment for "Menerobos Kemustahilan"