CIRI PENYEMBAHAN YANG MENYENANGKAN ALLAH
Pada prinsipnya, Allah tidak menginginkan sebagian dari hidup kita. Allah menghendaki kehidupan kita secara total. Allah meminta segenap hati kita, segenap jiwa kita, segenal akal budi kita dan segenap kekuatan kita. Allah tidak tertarik pada komitmen setengah hati, ketaatan setengah hati dan sisa-sisa waktu dan uang kita. Allah menginginkan pengabdian yang penuh, bukan sebagian kecil dari kehidupan kita.
Bagaimanakah ciri penyembahan yang menyenangkan Allah? Berikut beberapa jawaban penting yang membuat penyembahan kita menyenangkan Allah, yaitu:
1. Penyembahan yang tepat. Orang sering berkata, "Saya suka berpikir tentang Allah sebagai,... lalu mereka mengemukakan gagasan mereka tentang jenis Allah yang ingin mereka sembah. Tetapi kita tidak bisa sekadar menciptakan sendiri gambar yang menyenangkan atau benar secara politis tentang Allah dan menyembahnya.
Penyembahan harus didasarkan pada kebenaran Alkitab, bukan pendapat kita tentang Allah. Alkitab tegaskan bahwa " Penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian" - Yohanes 4:23. Menyembah dalam kebenaran berarti menyembah Allah sebagaimana Dia benar-benar dinyatakan dalam Alkitab. Jadi, penyembahan yang tepat artinya penyembahan yang menyembah Allah dalam roh dan kebenaran sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.
2. Penyembahan yang otentik.
Pada saat Yesus menegaskan bahwa kita harus menyembah dalam roh, Yesus bukan menunjuk pada Roh Kudus, namun kepada roh kita. Allah merancang roh kita untuk berkomunikasi dengan Dia. Penyembahan adalah tanggapan roh kita terhadap Roh Allah.
Ketika Yesus berkata, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu" yang Dia maksudkan adalah penyembahan haruslah sepenuh hati dan sungguh-sungguh. Penyembahan bukanlah sekadar mengucapkan kata-kata yang tepat; kita harus bersungguh-sungguh dengan apa yang kita katakan. Pujian yang tidak sungguh-sungguh bukanlah pujian sama sekali. Pujian tersebut sama sekali tidak bernilai, sebuah hinaan kepada Allah. Ketika kita menyembah Allah menilik melalui kata-kata ke sikap hati kita.
Karena penyembahan meliputi keadaan senang akan Allah, penyembahan melibatkan emosi kita. Allah memberi kita emosi sehingga kita bisa menyembah-Nya dengan perasaan yang dalam. Allah membenci kemunafikan.
3. Penyembahan yang melibatkan akal bidu.
Perintah Yesus untuk kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap akal budimu diulangi empat kali dalam Perjanjian Baru. Allah tidak senang jika orang menyanyikan lagu-lagu tanpa pikiran, memanjarkan doa-doa klise yang rutin, atau mengucapkan puji Tuhan secara sembarangan.
Allah juga ingin agar pertemuan-pertemuan ibadah bersama kita menggunakan akal budi. Sehubungan dengan hal ini, Allah menekankan agar ibadah penyembahan kita bisa dipahami oleh orang-orang yang belum percaya ketika mereka hadir dalam pertemuan-pertemuan ibadah kita.
Bagaimanakah ciri penyembahan yang menyenangkan Allah? Berikut beberapa jawaban penting yang membuat penyembahan kita menyenangkan Allah, yaitu:
1. Penyembahan yang tepat. Orang sering berkata, "Saya suka berpikir tentang Allah sebagai,... lalu mereka mengemukakan gagasan mereka tentang jenis Allah yang ingin mereka sembah. Tetapi kita tidak bisa sekadar menciptakan sendiri gambar yang menyenangkan atau benar secara politis tentang Allah dan menyembahnya.
Penyembahan harus didasarkan pada kebenaran Alkitab, bukan pendapat kita tentang Allah. Alkitab tegaskan bahwa " Penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian" - Yohanes 4:23. Menyembah dalam kebenaran berarti menyembah Allah sebagaimana Dia benar-benar dinyatakan dalam Alkitab. Jadi, penyembahan yang tepat artinya penyembahan yang menyembah Allah dalam roh dan kebenaran sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.
2. Penyembahan yang otentik.
Pada saat Yesus menegaskan bahwa kita harus menyembah dalam roh, Yesus bukan menunjuk pada Roh Kudus, namun kepada roh kita. Allah merancang roh kita untuk berkomunikasi dengan Dia. Penyembahan adalah tanggapan roh kita terhadap Roh Allah.
Ketika Yesus berkata, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu" yang Dia maksudkan adalah penyembahan haruslah sepenuh hati dan sungguh-sungguh. Penyembahan bukanlah sekadar mengucapkan kata-kata yang tepat; kita harus bersungguh-sungguh dengan apa yang kita katakan. Pujian yang tidak sungguh-sungguh bukanlah pujian sama sekali. Pujian tersebut sama sekali tidak bernilai, sebuah hinaan kepada Allah. Ketika kita menyembah Allah menilik melalui kata-kata ke sikap hati kita.
Karena penyembahan meliputi keadaan senang akan Allah, penyembahan melibatkan emosi kita. Allah memberi kita emosi sehingga kita bisa menyembah-Nya dengan perasaan yang dalam. Allah membenci kemunafikan.
3. Penyembahan yang melibatkan akal bidu.
Perintah Yesus untuk kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap akal budimu diulangi empat kali dalam Perjanjian Baru. Allah tidak senang jika orang menyanyikan lagu-lagu tanpa pikiran, memanjarkan doa-doa klise yang rutin, atau mengucapkan puji Tuhan secara sembarangan.
Allah juga ingin agar pertemuan-pertemuan ibadah bersama kita menggunakan akal budi. Sehubungan dengan hal ini, Allah menekankan agar ibadah penyembahan kita bisa dipahami oleh orang-orang yang belum percaya ketika mereka hadir dalam pertemuan-pertemuan ibadah kita.
Post a Comment for "CIRI PENYEMBAHAN YANG MENYENANGKAN ALLAH"