KEHIDUPAN PALING BAIK DIJALANI DENGAN KASIH
Kasih seharusnya menjadi prioritas utama, tujuan utama, dan ambisi terbesar kita. Kasih bukanlah bagian yang baik saja dari kehidupan kita; kasih merupakan bagian terpenting. Alkitab mengatakan, "Kejarlah kasih itu". Tidaklah cukup mengatakan, "Salah satu hal yang aku inginkan di dalam kehidupan adalah mengasihi", seolah-olah hal tersebut ada dalam daftar sepuluh hal terpenting kita.
Pertanyaan penting yang patut diajukan ialah: "Mengapa kehidupan paling baik dijalani dengan kasih?" Ini pertanyaan mendasar yang jawabannya dapat dilihat dan dibaca di bawah ini.
1. Karena tanpa kasih kehidupan tidak berharga.
Rasul Paulus memberikan pendapat ini, "Tidak peduli apa yang aku katakan, apa yang aku yakini, dan apa yang aku lakukan, tanpa kasih aku gagal". Sering kita bertindak seolah-olah hubungan adalah sesuatu yang harus diselipkan dalam jadwal kita. Kita berbicara tentang mencari waktu untuk anak-anak kita atau meluangkan waktu bagi orang-orang dalam kehidupan kita. Ini memberi kesan bahwa hubungan hanyalah bagian dari kehidupan kita bersama dengan banyak tugas lainnya. Tetapi Allah berkata hubungan ialah kehidupan itu sendiri.
Empat dari sepuluh perintah Allah berkaitan dengan relasi kita dengan Allah, sementara enam lainnya berkaitan dengan hubungan kita dengan sesma. Tetapi seluruh perintah Allah tersebut adalah mengenai hubungan. Belakangan, Yesus meringkas hal yang paling penting bagi Allah dalam dua pernyataan: kasihilah Allah dan kasihilah sesama. Setelah belajar mengasihi Allah (penyembahan), belajar mengasihi sesama adalah tujuan kedua dalam kehidupan kita.
2. Karena kasih itu kekal.
Alasan lain Allah menyuruh kita untuk menjadikan kasih sebagai prioritas utama kita adalah karena kasih itu kekal. "Tiga hal ini akan terus ada selamanya: iman, pengharapan dan kasih. Dan yang terbesar di antara ketiganya ialah kasih". Kasih meninggalkan sesuatu warisan. Bagaimana kita memperlakukan orang lain, bukannya kekayaan atau keberhasilan kita, merupakan pengaruh yang dapat bertahan lama. Yang bisa kita tinggalkan sebagai warisan. Seperti yang bunda Teresa katakan: "Bukan apa yang Anda kerjakan, melainkan seberapa besar kasih yang Anda curahkan pada pekerjaan itulah yang penting". Kasih adalah warisan kekal.
3. Karena kasih itu mengevaluasi kita.
Alasan ketiga untuk menjadikan belajar mengasihi sebagai tujuan hidup kita adalah karena kita akan dinilai berdasarkan kasih di dalam kekekalan. Salah satu cara Allah mengukur kedewasaan rohani adalah dengan kualitas hubungan kita. Di surga Allah tidak akan berkata, "Ceritakan pada-Ku tentang kariermu, tabunganmu, dan hobimu". Sebaliknya Allah akan meninjau bagaimana kita memperlakukan orang lain, khususnya orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Yesus berkata bahwa cara mengasihi Dia adalah dengan mengasihi keluarga-Nya dan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan sehari-hari mereka.
Pertanyaan penting yang patut diajukan ialah: "Mengapa kehidupan paling baik dijalani dengan kasih?" Ini pertanyaan mendasar yang jawabannya dapat dilihat dan dibaca di bawah ini.
1. Karena tanpa kasih kehidupan tidak berharga.
Rasul Paulus memberikan pendapat ini, "Tidak peduli apa yang aku katakan, apa yang aku yakini, dan apa yang aku lakukan, tanpa kasih aku gagal". Sering kita bertindak seolah-olah hubungan adalah sesuatu yang harus diselipkan dalam jadwal kita. Kita berbicara tentang mencari waktu untuk anak-anak kita atau meluangkan waktu bagi orang-orang dalam kehidupan kita. Ini memberi kesan bahwa hubungan hanyalah bagian dari kehidupan kita bersama dengan banyak tugas lainnya. Tetapi Allah berkata hubungan ialah kehidupan itu sendiri.
Empat dari sepuluh perintah Allah berkaitan dengan relasi kita dengan Allah, sementara enam lainnya berkaitan dengan hubungan kita dengan sesma. Tetapi seluruh perintah Allah tersebut adalah mengenai hubungan. Belakangan, Yesus meringkas hal yang paling penting bagi Allah dalam dua pernyataan: kasihilah Allah dan kasihilah sesama. Setelah belajar mengasihi Allah (penyembahan), belajar mengasihi sesama adalah tujuan kedua dalam kehidupan kita.
2. Karena kasih itu kekal.
Alasan lain Allah menyuruh kita untuk menjadikan kasih sebagai prioritas utama kita adalah karena kasih itu kekal. "Tiga hal ini akan terus ada selamanya: iman, pengharapan dan kasih. Dan yang terbesar di antara ketiganya ialah kasih". Kasih meninggalkan sesuatu warisan. Bagaimana kita memperlakukan orang lain, bukannya kekayaan atau keberhasilan kita, merupakan pengaruh yang dapat bertahan lama. Yang bisa kita tinggalkan sebagai warisan. Seperti yang bunda Teresa katakan: "Bukan apa yang Anda kerjakan, melainkan seberapa besar kasih yang Anda curahkan pada pekerjaan itulah yang penting". Kasih adalah warisan kekal.
3. Karena kasih itu mengevaluasi kita.
Alasan ketiga untuk menjadikan belajar mengasihi sebagai tujuan hidup kita adalah karena kita akan dinilai berdasarkan kasih di dalam kekekalan. Salah satu cara Allah mengukur kedewasaan rohani adalah dengan kualitas hubungan kita. Di surga Allah tidak akan berkata, "Ceritakan pada-Ku tentang kariermu, tabunganmu, dan hobimu". Sebaliknya Allah akan meninjau bagaimana kita memperlakukan orang lain, khususnya orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Yesus berkata bahwa cara mengasihi Dia adalah dengan mengasihi keluarga-Nya dan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan sehari-hari mereka.
Post a Comment for "KEHIDUPAN PALING BAIK DIJALANI DENGAN KASIH"