ALLAH SEBAGAI PENUNTUN
"Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu" - Amsal 3:5-6. Penulis Amsal ini menegaskan bahwa Allah sebagai penuntun kehidupan kita. Tanpa Dia, kita tersesat, kesasar dan tidak pernah mencapai tujuan akhir kehidupan yaitu sorga rumah Bapa.
Allah dapat menuntun setiap langkah kita, tetapi ada tiga hal, yang dapat menentukan tuntunan-Nya dalam hidup kita. Ketiga hal dimaksud dapat disimak di bawah ini.
1. Allah akan menuntun kita, jika kita mengakui tuntunan-Nya.
Dalam hal apa kita mengakui tuntunan Allah dalam hidup kita? Kita mengakui tuntunan Allah dalam beberapa hal, yaitu: (1) kita mengakui tuntunan Allah dalam segala jalan hidup kita - Amsal 5:6; (2) kita mengakui tuntunan Allah baik waktu siang maupun malam dalam setiap waktu - Mazmur 1:2; (3) kita mengakui tuntunan Allah dalam perkumpulan maupun waktu kita sendirian - Yoel 2:15; 1 Raja-Raja 18:22.
2. Allah akan menuntun kita, jika kita mempercayai kuasa-Nya.
Mengapa kita harus mempercayai Allah? Kita mempercayai Allah dalam beberapa aspek, yaitu: (1) percaya kita adalah bukti bahwa kita mengenal Allah. Pemazmur menulis demikian, "Bermazmur bagi TUHAN, yang bersemayam di Sion, beritakanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa" - Mazmur 9:11; (2) percaya kita membuka pintu kebaikan Tuhan pada kita. Pemazmur menulis demikian, "Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan TUHAN di negeri prang-orang yang hidup!" - Mazmur 27:13; (3) percaya kita menentukan besar kecilnya kuasa Tuhan. Pemazmur menulis demikian, "Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak" - Mazmur 37:5; (4) percaya kita adalah dasar hidup kita. Nabi Habakuk menulis demikian, "Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya" - Habakuk 2:4.
3. Allah menuntun kita, jika kita tidak bergantung pada kekuatan sendiri.
Mengapa kita tidak boleh bergantung kepada kekuatan kita sendiri? Kita tidak boleh bergantung kepada kekuatan kita sendiri karena: (1) kita tidak boleh beragntung kepada pikiran kita, karena pikiran manusia tidak selaras dengan pikiran Allah - Yesaya 55:8-9; (2) kita tidak boleh bergantung kepada manusia, karena manusia fana dan sia-sia; (3) kita tidak boleh bergantung kepada kebijaksanaan manusia, karena kekuatan dan kekayaan serta kebijaksanaan manusia, karena semuanya itu akan berlalu. Nabi Yeremia menulis demikian, "Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN" - Yeremia 9:23-24.
Allah dapat menuntun setiap langkah kita, tetapi ada tiga hal, yang dapat menentukan tuntunan-Nya dalam hidup kita. Ketiga hal dimaksud dapat disimak di bawah ini.
1. Allah akan menuntun kita, jika kita mengakui tuntunan-Nya.
Dalam hal apa kita mengakui tuntunan Allah dalam hidup kita? Kita mengakui tuntunan Allah dalam beberapa hal, yaitu: (1) kita mengakui tuntunan Allah dalam segala jalan hidup kita - Amsal 5:6; (2) kita mengakui tuntunan Allah baik waktu siang maupun malam dalam setiap waktu - Mazmur 1:2; (3) kita mengakui tuntunan Allah dalam perkumpulan maupun waktu kita sendirian - Yoel 2:15; 1 Raja-Raja 18:22.
2. Allah akan menuntun kita, jika kita mempercayai kuasa-Nya.
Mengapa kita harus mempercayai Allah? Kita mempercayai Allah dalam beberapa aspek, yaitu: (1) percaya kita adalah bukti bahwa kita mengenal Allah. Pemazmur menulis demikian, "Bermazmur bagi TUHAN, yang bersemayam di Sion, beritakanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa" - Mazmur 9:11; (2) percaya kita membuka pintu kebaikan Tuhan pada kita. Pemazmur menulis demikian, "Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan TUHAN di negeri prang-orang yang hidup!" - Mazmur 27:13; (3) percaya kita menentukan besar kecilnya kuasa Tuhan. Pemazmur menulis demikian, "Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak" - Mazmur 37:5; (4) percaya kita adalah dasar hidup kita. Nabi Habakuk menulis demikian, "Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya" - Habakuk 2:4.
3. Allah menuntun kita, jika kita tidak bergantung pada kekuatan sendiri.
Mengapa kita tidak boleh bergantung kepada kekuatan kita sendiri? Kita tidak boleh bergantung kepada kekuatan kita sendiri karena: (1) kita tidak boleh beragntung kepada pikiran kita, karena pikiran manusia tidak selaras dengan pikiran Allah - Yesaya 55:8-9; (2) kita tidak boleh bergantung kepada manusia, karena manusia fana dan sia-sia; (3) kita tidak boleh bergantung kepada kebijaksanaan manusia, karena kekuatan dan kekayaan serta kebijaksanaan manusia, karena semuanya itu akan berlalu. Nabi Yeremia menulis demikian, "Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN" - Yeremia 9:23-24.
Post a Comment for "ALLAH SEBAGAI PENUNTUN"