Pentingnya Kerendahan Hati Dalam Berdoa
Ternyata sikap seseorang dalam berdoa juga sangat menentukan apakah doanya akan dijawab atau tidak oleh Tuhan. Bila kita memiliki sikap hati yang benar dalam berdoa, apa saja yang kita minta dari Tuhan dalam nama Yesus Kristus, kita pasti akan menerimanya. Kita harus ingat bahwa berdoa itu bukan hanya mengucapkan perkataan-perkataan yang teratur di hadapan Tuhan, melainkan suatu pernyataan dari tubuh, jiwa dan roh kita kepada Tuhan.
Kita harus menyadari bahwa sesungguhnya Tuhan memandang hati kita. "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang ada di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati" - 1 Samuel 16:7b. Sebab suatu doa yang keluar dari dasar hati yang benar, walau diucapkan hanya dengan sederhana atau hanya melalui linangan air mata, akan sampai ke telinga Tuhan dan Dia pasti bertindak.
Ada tertulis, "Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi" - Matius 5:5. Kata lemah lembut ini berbicara tentang kerendahan hati. Kerendahan hati dapat diartikan sebagai kemurnian atau kelemahlembutan. Dalam bahasa Yunani, kerendahan hati dituliskan dengan kata 'praios' yang berarti juga lemah lembut, bisa diartikan seseorang yang memiliki penyerahan atau ketergantungan total kepada Tuhan. Rasul Paulus juga menulis bahwa kerendahan hati atau kelemahlembutan adalah salah satu dari buah Roh. Mengapa kita harus memiliki kerendahan hati? Firman Tuhan menegaskan, "Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan" - Amsal 18:12.
Kerendahan hati adalah syarat yang mutlak yang Tuhan tetapkan untuk setiap orang yang rindu doa-doanya beroleh jawaban, sebab pintu hati Tuhan terbuka bagi orang-orang yang memiliki kerendahan hati. Petrus menasehati dalam 1 Petrus 5:5b-6: "Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab Allah: 'Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati'. Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya".
Penting bagi setiap orang percaya memiliki kerendahan hati. Perhatikan sikap dari seorang Farisi saat ia datang kepada Tuhan. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: "Ya, Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku" - Lukas 18:11-12.
Orang Farisi tersebut datang kepada Tuhan tanpa kerendahan hati, ia memamerkan kebenaran dan kesucian hidupnya. Siapakah kita ini di hadapan Tuhan, sehingga kita bersikap tinggi hati? Jangan pernah membanggakan diri oleh karena kita kaya, terpandang, sudah menjadi Kristen selama bertahun-tahun atau sudah melayani Tuhan. Semuanya itu tidak boleh menjadi alasan untuk merasa sombong atau bermegah di hadapan Tuhan.
Orang-orang yang patah, jiwa yang remuk, hati yang benar-benar merindukan Tuhan adalah modal bagi Tuhan untuk menjadikan mereka alat yang berguna bagi kemuliaan-Nya, karena hati yang hancur (kerendahan hati) adalah syarat yang penting untuk menghampiri Tuhan. Dan doa yang dinaikan kepada Tuhan dengan hati yang hancur selalu didengar dan dijawab oleh Tuhan.
Post a Comment for "Pentingnya Kerendahan Hati Dalam Berdoa"