Translate

God Is Everywhere Present, But We Are Not

God is everywhere present, but we are not ~ Hampir semua frustrasi manusia diakibatkan oleh keterbatasannya. Terbatas oleh tempat, di mana manusia tidak mampu hadir lebih dari satu tempat dalam waktu yang sama. Juga terbatas dalam pengetahuannya di mana semakin belajar, semakin sadar banyak yang kita tidak tahu. Dan terbatas dalam kekuatan di mana ingin menjadi yang tidak terkalahkan, namun kita akan sampai pada titik lelah secara fisik, mental dan spiritual.

Keterbatasan itulah yang membuat manusia sulit memahami Allah yang tidak terbatas tempat, pengetahuan dan kuasa. Namun, pengajaran itu sangat penting untuk dipahami sejauh yang Allah bukakan, karena akan menentukan cara hidup kita.

1. Allah tidak terbatas tempat (OMNIPRESENCE)
"Masakan Aku ini hanya Allah yang dari dekat, demikianlah firman TUHAN, dan bukan Allah yang ari jauh juga?" - Yeremia 23:23. Dalam konsep orang kafir, ada dua macam dewa, pertama, dewa yang jauh, terlalu tinggi dan jauh dari manusia, tidak tertarik dengan bumi; kedua, dewa lokal yang dekat dengan manusia, namun terbatas. Allah yang dekat hanya berkuasa dan mengetahui keadaan satu daerah tertentu. Allah yang jauh mampu melihat, mengamati dan bekerja dari jarak jauh.

Di dalam pasal 23 ini, Yeremia memberitahu kita ada banyak nabi palsu yang bernubuat palsu. Mereka mengaku mendapat mimpi dari Allah, mendapat penglihatan dari Allah, pada hal Allah tidak sudi memakai mereka. Dua kesalahan yang dibuat nabi palsu: kebohongan dan klaim otoritas ilahi secara palsu. 

Mereka salah memahami karakter Allah ini. Mereka mengira Allah itu sama dengan ilah-ilah orang Kanaan yang terbatas, sehingga masih ada ruang untuk menyembunyikan dosa mereka. Itulah sebabnya Tuhan menyatakan diri-Nya melalui Yeremia, agar mereka paham bahwa Allah bukan hanya Allah yang dekat, yang memahami suatu keadaan dari dekat, tetapi juga Allah yang dari jauh, Allah yang tidak terbatas tempat (Maha hadir). 


Dia dapat melihat, mengamati dan bekerja dengan sempurna di manapun dan dalam waktu yang sama. Dia bukan hanya Allah atas satu bangsa, tapi Allah atas semesta. Dia pribadi yang ajaib: tidak ada jarak dekat atau jauh, tidak ada masa lalu atau masa depan, segala sesuatu terbuka bagi-Nya. Terlalu ajaib untuk kita pahami. Mazmur 139:6, "Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya".

Ada lagu ibadah DATANGLAH S'KARANG, PENUHI KAMI dan juga sebuah doa HADIRLAH YA ALLH, yang menunjukkan ketidak-mengertian kita akan karakter Allah ini. Itu terlihat ketika kita memohon agar Allah hadir dalam ibadah. Kita tidak bisa meminta Tuhan untuk lebih hadir sekarang dari pada kemarin atau minggu lalu. 

Seharusnya kita tidak perlu meminta Tuhan hadir, kita meminta Dia menolong kita mengalami dan menikmati kehadiran-Nya. Allah senantiasa hadir: di gereja, di kamar mandi, di kama tidur, di kantor, di bioskop, di sekolah, di jalan raya. Ia hadir dengan keberadaan-Nya yang utuh. Dia hadir di gereja dengan mata yang tajam memandang hati semua umat-Nya.

Dalam praktekknya, atribut kemaha-hadiran Allah diabaikan dan bahkan dilupakan oleh manusia. Manusia yang mengaku percaya bahwa Allah Maha-hadir, namun dalam hidupnya seolah-olah Allah tidak ada dari urusan praktis mereka. Mereka jatuh ke dalam kesombongan yang sia-sia, berusaha untuk memenuhi ambisi dan kenikmatan hidupnya sendiri, tidak menghormati pasangan/orangtua, mencintai kejahatan.

Kemaha-hadiran Allah adalah perisai terhadap segala godaan. Cara yang paling ampuh untuk menang terhadap godaan itu adalah dengan memiliki kesadaran akan Allah yang OMNIPRESENCE yang hadir di sini, sehingga kita akan mampu memilih untuk menaati Allah. Kemaha-hadiran Allah akan menolong kita mencintai kekudusan. 

Kamaha-hadiran Allah menolong kita beribadah dengan benar. Kemaha-hadiran Allah menjadi sumber penghiburan bagi kita. Karakter Allah ini membawa sukacita kepada setiap orang yang teraniaya. Orang yang baik yang dapat dibuang dan kehilangan harta benda mereka, tetapi tidak pernah dibuang dari kehadiran Allah, Sang Penjaga mereka.

2. Allah yang tidak terbatas pengetahuan-Nya (OMNISCIENCE)
Allah yang omnipresence itu juga adalah Allah yang pengetahuan-Nya tidak terbatas. Yeremia menulisnya demikian, "Sekiranya ada seseorang menyembunyikan diri dalam tempat persembunyian, masakan Aku tidak melihat dia?" - Yeremia 23:24a. Manusia bisa bersembunyi di tempat rahasia dan melakukan tindakan-tindakan yang tidak bisa diketahui oleh manusia. Tetapi tidak dapat bersembunyi dari Allah.

Dalam praktik hidup orang percaya, kemaha-kuasaan Allah pun banyak tidak dipahami, sehingga tidak sedikit orang Kristen kecewa dengan Allah karena merasa bahwa rencana hidupnya kacau balau. Ketidak-pahaman akan karakter Allah menjerumuskan banyak orang kepada kesimpulan yang salah akan Allah dan karakter-Nya.

Jika kita percaya bahwa Allah omniscience, maka apa dampaknya? Kita akan mempercayai hikmat dari rencan-Nya dalam hidup kita. Manusia yang pengetahuannya terbatas akan melihat hidup seperti bagian bawah dari sulaman. Tampaknya seperti benang-benang kusut yang ruwet. 

Hanya Allah yang pengetahuan-Nya tidak terbatas yang dapat melihat bagian atas sulaman yang mahaindah dan sempurna. Jika kita sedang mengalami penderitaan, harapan serasa hancur, sukacita terampas, cinta dikhianati, lihatlah ke atas, pandanglah Allah yang memiliki rancangan yang sempurna sekalipun dalam banyak hal kita tidak dapat pahami.

3. Allah yang tidak terbatas kuasa-Nya (OMNIPOTENCE)
Allah kita tidak terbatas tempat, pengetahuan, juga kuasa-Nya. Yeremia menulisnya demikian, "...Tidakkah Aku memenuhi langit dan bumi?" - Yeremia 23:24b. Frasa "memenuhi langit dan bumi" selain memiliki makna "hadir tidak terbatas tempat", juga memiliki makna "Allah memiliki kuasa yang tidak terbatas". Ketika Allah mengatakan, "Bukankah Aku memenuhi langit dan bumi" itu berarti bahwa Allah-lah yang memiliki otoritas baik di langit maupun di bumi.

Tuhan bekerja dengan otoritas-Nya yang sempurna untuk mewujudkan kehendak-Nya. Ia memiliki semua yang Ia dibutuhkan untuk mencapai kehendak-Nya. Ini menggambarkan kemahakuasaan Tuhan, kemampuan untuk melakukan apa saja sesuai dengan kehendak-Nya.

Dalam praktik hidup orang percaya, kemaha-kuasaan Allah pun banyak diabaikan. Itu sebabnya ada orang Kristen yang kehilangan barang berharga atau menderita penyakit yang berat, lebih mencari jawaban melalui dukun daripada kepada Tuhan. Jika Allah mahakuasa, maka seharusnya Dia menjadi satu-satunya harapan bagi kita saat jalan terlihat suram. Jika Allah adalah Allah yang maha kuasa, maka seharusnya kita belajar untuk menaati Allah dalam segala keadaan. Keadaan yang sulit tidak boleh menjadi alasan bagi kita untuk tidak taat, karena inilah momen yang tepat untuk melihat kuasa Allah.

Post a Comment for "God Is Everywhere Present, But We Are Not"