Hidup Dalam Kebenaran Part 2
Pertanyaannya ialah: pelajaran apa yang dapat kita ambil dari surat yang pendek itu? Apa makna surat itu bagi kita? Secara sepintas kita dapat melihat bahwa penekanan dalam surat itu adalah hidup dalam kebenaran - 3 Yohanes 1:3-4. Hidup dalam kebenaran harus ditanda-buktikan dalam beberapa aspek, yaitu:
2. Pengendalian emosi.
Hidup dalam kebenaran terwujud dalam kemampuan kita untuk mengendalikan ambisi kita. Apa yang dimaksud dengan ambisi? Ambisi adalah keinginan, kerinduan, dan kegairahan untuk mencapai atau menduduki sesuatu yang lebih tinggi. Ambisi itu ada dua macam, yaitu: pertama, Ambisi yang positif atau konstruktif, yaitu ambisi yang bersifat membangun diri sendiri dan orang lain; kedua, Ambisi negatif atau destruktif, yaitu ambisi yang bersifat merusak dan menghancurkan diri sendiri maupun orang lain.
Contoh ambisi positif atau yang konstruktif dapat kita lihat dalam 1 Timotius 3:1: "Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah". Contoh ambisi yang negatif atau destruktif dapat kita lihat dalam Filipi 1:15 dan 17.
Setiap kita tentu memiliki ambisi atau keinginan-keinginan. Berambisi adalah hal yang normal atau wajar. Namun, yang menjadi problem adalah jika ambisinya itu bersifat negatif (merusak). Di dalam gereja, kedua bentuk ambisi itu sering juga muncul. Ada anggota gereja yang berambisi untuk menjadi majelis, guru atau gembala.
Sesuai dengan firman Tuhan, itu adalah hal yang baik, asalkan bertujuan untuk membangun iman sendiri, iman orang lain, atau membangun gereja dan organisasi gereja. Namun, jika ambisi untuk menjadi majelis, pemimpin organisasi, atau gembala tersebut bertujuan untuk merusak imannya, iman orang lain dan jemaat atau organisasi jemaat, ambisi seperti itu adalah ambisi yang merusak.
Dengan demikian, kriteria untuk menilai ambisi seseorang adalah apakah ambisi tersebut bersifat membangun atau tidak. Bila ambisi itu membangun, sesuai dengan firman Tuhan dalam 1 Timotius 3:1, ambisi itu indah. Allah membenarkan kita supaya kita hidup dalam kebenaran. Hidup dalam kebenaran itu ditandai oleh dua hal yaitu: pertama, sebagai status: menjadi orang benar; kedua, sebagai fungsi: berbuat benar.
Surat Yohanes ini memberi pelajaran bagi kita, sebagai orang yang sudah dibenarkan, yaitu apakah kita sudah berbuat benar? Kita baru dapat disebut hidup dalam kebenaran jika kita: pertama, berintdak sebagai orang percaya melalui partisipasi kita dalam pekerjaan hamba-hamba Tuhan; kedua, mengendalikan ambisi atau keinginan-keinginan kita: dengan membangun ambisi yang konstruktif; ketiga, menerapkan disiplin terhadap mereka yang merusak jemaat kita. Ingatlah, bagi Tuhan, tidak ada sukacita yang lebih besar daripada mendengar bahwa anak-anak-Nya hidup dalam kebenaran. Baca juga: BAGAIMANA MENGALAMI TEROBOSAN DALAM DOA?.
Post a Comment for "Hidup Dalam Kebenaran Part 2"