Translate

Cara Mendekatkan Diri Kepada Tuhan Yesus

Cara mendekatkan diri pada Tuhan Yesus ~ Allah selalu ingin bersekutu dengan manusia ciptaan-Nya. Mengapa? Karena hanya manusia yang diciptakan serupa dan segambar dengan Allah. Tentang hal itu, penulis kitab Kejadian menulis demikian: “Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,... Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka” – Kejadian 1:26-27.

Namun semenjak manusia jatuh dalam dosa, relasi Allah dengan manusia terputus, rusak dan tidak lagi harmonis. Dosa memisahkan Allah dari manusia. Dosa menjauhkan manusia dari Allah. Dosa membuat manusia terusir dari persekutuan dengan Allah. 

Penulis kitab Kejadian menulis demikian: “Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan”  - Kejadian 3:23-24.

Walaupun manusia sudah jauh dari Allah karena dosa, namun ada janji pemulihan relasi yang dideklarasikan dan diproklamasikan oleh Allah sendiri. Bahwa Allah akan menikmati persekutuan yang harmonis kembali dengan manusia. Janji itu demikian: “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya” – Kejadian 3:15.


Allah merealisasikan janji itu dengan inkarnasi Yesus menjadi manusia. Penulis Injil Yohanes menulis demikian: “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita,  dan kita telah melihat kemulian-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” – Yohanes 1:14.

Yesus lahir, dibesarkan, melayani dan mati di atas kayu salib untuk menebus manusia dari dosa-dosanya. Malaikat memberitahukan hal tersebut kepada Maria, yaitu bahwa misi Yesus adalah untuk menyelamatkan manusia dari dosa mereka. 

Penulis Injil Matius menulis hal itu demikian: “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” – Matius 1:21. Dalam nada yang sama, rasul Paulus menulis demikian: “Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah...Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” – Roma 5:6, 8.

Melalui inkarnasi dan pengorbanan Yesus di kayu salib, manusia memiliki harapan untuk mengalami pemulihan hubungan dengan Allah secara rohani. Hal ini ditegaskan oleh Yesus sendiri demikian: “Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” – Yohanes 14:6

Jadi, Yesuslah yang menjadi jaminan bagi kita yang percaya kepada-Nya bahwa kita dibenarkan, didamaikan dan diselamatkan, sehingga kita beroleh jalan masuk kepada Bapa di sorga. Penulis surat Yohanes menulis demikian: “Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita,...” – 1 Yohanes 2:2a.

Berdasarkan paparan di atas, maka sesungguhnya, setiap kita memiliki akses leluasa untuk menghampiri Allah. Namun, karena berbagai persoalan kita sering tidak peduli dengan Allah dalam hidup kita. Pada sisi lain, Tuhan menghendaki supaya kita memiliki relasi yang harmonis dengan diri-Nya.

Bagaiman caranya supaya kita bisa menghampiri Tuhan setiap saat?

1. Doa
Doa merupakan jembatan bagi kita untuk menghampiri Tuhan. Doa merupakan sarana komunikasi yang efektif untuk berdialog dengan Tuhan. Sarana ini sangat murah dan mudah dilakukan. Tapi, sayang kita sering mengabaikannya. Kita terlalu sibuk dengan urusan dalam negeri kita saja. Dan lupa untuk sejenak berdoa kepada Tuhan memohon hikmat dan bimbingan-Nya. Oleh sebab itu siapkanlah waktu, kapan, dimana saja dan dalam keadaan apa saja, selalulah ingat untuk berdoa kepada Tuhan.

Rasul Paulus ketika berbicara tentang doa, ia selalu memberi nasihat, motivasi dan bimbingan supaya setiap orang Kristen pada segala zaman, di semua tempat di seluruh dunia agar senantiasa menaikan doa permohonan kepada Tuhan. 

Rasul Paulus menulis kepada jemaat di Efesus demikian: “dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus” – Efesus 6:18. Selanjutnya kepada jemaat di Tesalonika, rasul Paulus juga menulis demikian: “Tetaplah berdoa” – 1 Tesalonika 5:17.

Jadi, doa menjadi cara, sarana, jalan, jembatan bagi kita untuk masuk ke dalam hadirat Allah yang kudus. Doa menjadi alat komunikasi bagi kita kepada Allah. Melalui doa kita bisa punya akses langsung kepada Allah. Inilah cara terbaik bagi kita untuk dekat kepada Tuhan. 

Baca juga: SIKAP YANG TEPAT KETIKA ALLAH DIAM.

2. Bacalah Alkitab
Alkitab merupakan sarana komunikasi Tuhan dengan kita. Dalam Alkitab, kita mendengar Tuhan bicara kepada kita. Dia menyampaikan janji berkat-Nya bagi kita dalam Alkitab. Sekarang fasilitas untuk mengakses Alkitab sudah tersedia dan mudah diperoleh. Jadi, gunakanlah Alkitab anda setiap hari untuk mendengar Tuhan bicara kepada kita. Dia akan membimbing kita di jalan yang benar.

Alkitab adalah firman Allah yang tanpa salah. Alkitab menjadi makanan rohani bagi kita. Dikatakan demikian, karena kita bukan saja hidup dari roti, namun dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. Tuhan Yesus menegaskan demikian: “Tetapi Yesus menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” – Matius 4:4.

Selain itu, firman Allah juga sangat bermanfaat bagi hidup kita. Rasul Paulus menulis demikian: “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran – 2 Timotius 3:16

Baca juga: ALKITAB SUMBER ATURAN BAGI KEHIDUPAN.

Dengan membaca Alkitab, kita menyadari bahwa Allah begitu dekat kepada kita, entah kita menyadarinya atau tidak. Namun, pada saat kita membaca Alkitab, firman Allah yang tertulis, kita sedang ada dalam hadirat-Nya.

3. Beribadah
Melalui ibadah bersama umat Allah, kita dapat menghampiri Tuhan. Kita memuji kebesaran dan keagungan-Nya. Beribadah merupakan selebrasi syukur kita kepada Tuhan atas semua berkat dan pertolongan yang Dia berikan kepada kita. Oleh sebab itu, setialah mengikuti ibadah bersama setiap minggu dengan umat Allah lainnya. Di dalam beribadah, kita dikuatkan, iman kita diteguhkan, harapan kita dikuatkan dan motivasi hidup dicerahkan.

Berkaitan dengan ibadah, rasul Paulus menulis bahwa sesungguhnya ibadah itu sangat berfaedah bagi hidup kita. Kepada Timotius rasul Paulus menulis demikian: “Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang” – 1 Timotius 4:8. Dalam nada yang sama, penulis surat Ibrani juga menulis tentang ibadah demikian: “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat” – Ibrani 10:25.

Dan semua jerih payah kita dalam persekutuan dengan Allah tidak akan sia-sia. Allah menggenapi janji-Nya bagi hidup kita. Dengan kita beribadah, maka itulah caranya kita mendekat kepada Allah sang sumber hidup dan sumber berkat bagi kita. 

Baca juga: KEGAGALAN YANG BERHASIL.

Post a Comment for "Cara Mendekatkan Diri Kepada Tuhan Yesus"