Saat Doa Terasa Sunyi
Saat Doa Terasa Sunyi ~ Landasan firman Tuhan untuk tema saat doa terasa sunyi, diambil dari kitab Mazmur. Demikianlah sabda Tuhan, “Pandanglah kiranya, jawablah aku, ya TUHAN, Allahku! Terangilah mataku, supaya jangan aku tidur dalam maut; supaya musuhku jangan berkata: ‘Aku telah mengalahkan dia,’ dan lawan-lawanku jangan bersorak-sorai, apabila aku goyah. Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersukacita karena keselamatan dari pada-Mu” (Mazmur 13:4-5).
Seorang ibu pernah bercerita tentang masa tergelap dalam hidupnya. Anaknya sakit keras selama berbulan-bulan. Setiap malam ia berdoa, menangis, bahkan berteriak dalam hati. Namun hari demi hari berlalu tanpa perubahan. Tidak ada mujizat instan. Tidak ada jawaban yang jelas. Ia berkata, “Yang paling menyakitkan bukan rasa lelahnya, tapi rasanya Tuhan diam.” Namun di tengah kesunyian itu, ia tetap berlutut. Bukan karena kuat, tetapi karena tidak punya tempat lain untuk berharap.
Mazmur
13 adalah mazmur yang sangat jujur. Daud tidak menutup-nutupi pergumulannya. Ia
tidak berdoa dengan bahasa yang rapi dan religius. Ia berseru, memohon, bahkan
hampir putus asa. Dalam ayat 4, Daud memohon, “Pandanglah kiranya, jawablah
aku, ya TUHAN.” Ini adalah doa orang beriman yang sedang lelah menunggu.
Kesunyian dalam doa sering kali membuat iman terasa rapuh. Kita bertanya: Apakah Tuhan mendengar? Apakah Dia peduli? Namun Daud mengajarkan bahwa iman sejati bukanlah iman yang tidak pernah bertanya, melainkan iman yang tetap datang kepada Tuhan meski hati penuh kegelisahan.
Menariknya, di ayat 5 terjadi perubahan nada. Situasi belum berubah, musuh belum kalah, masalah belum selesai. Tetapi Daud berkata, “Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya.” Di sini kita belajar satu kebenaran penting: iman tidak selalu lahir dari jawaban doa, tetapi dari mengenal karakter Allah. Daud tidak berkata, “Aku percaya karena Engkau sudah menolong,” melainkan “Aku percaya kepada kasih setia-Mu.”
Kesunyian doa bukan berarti penolakan Allah. Sering kali, itu adalah ruang pembentukan iman. Tuhan sedang mengajar kita bersandar bukan pada perasaan, melainkan pada kesetiaan-Nya. Dalam sunyi, iman diperdalam. Dalam menunggu, pengharapan dimurnikan.
Jika hari ini doa-doa kita terasa menggantung di langit, Mazmur 13 mengingatkan kita: tetaplah berdoa dengan jujur, tetaplah berharap dengan rendah hati, dan tetaplah percaya bahwa keselamatan datang dari Tuhan, bukan dari situasi.
Doa
Tuhan yang penuh kasih setia, saat doaku terasa sunyi dan hatiku lelah menunggu, ajar aku tetap percaya kepada-Mu. Terangilah mataku agar aku tidak tenggelam dalam keputusasaan. Kuatkan imanku untuk bersukacita bukan karena keadaan, tetapi karena keselamatan yang datang dari-Mu. Aku percaya, Engkau setia, bahkan ketika aku belum melihat jawabannya. Dalam nama Tuhan Yesus, aku berdoa. Amin. 🙏
Post a Comment for "Saat Doa Terasa Sunyi"