Hadiah Terbesar: Keselamatan
Hadiah Terbesar: Keselamatan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema hadiah terbesar: keselamatan, diambil dari surat rasul Paulus kepada jemaat Tuhan di kota Efesus. Demikianlah sabda Tuhan, “Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita—oleh kasih karunia kamu diselamatkan” (Efesus 2:4-5).
Bacaan Alkitab Setahun: Wahyu 9-11
Suatu hari, seorang ayah sederhana di sebuah kota kecil di Indonesia berjuang keras menyelamatkan anaknya yang terjebak dalam lilitan utang dan kecanduan. Sang anak telah mengecewakan keluarga berulang kali. Secara hukum dan logika, sang ayah punya banyak alasan untuk menyerah. Namun ia memilih menjual tanah warisan terakhirnya satu-satunya aset yang ia miliki demi menebus masa depan anaknya. Keputusan itu tidak masuk akal bagi banyak orang, tetapi lahir dari kasih yang menolak berhenti berharap.
Ilustrasi
ini menolong kita memahami inti Efesus 2:4–5. Rasul Paulus tidak memulai dengan
kondisi manusia yang membaik, melainkan dengan kasih Allah yang mendahului.
Kita “mati oleh kesalahan-kesalahan,” bukan sekadar lemah atau kurang berusaha.
Dalam kategori Alkitab, mati berarti tidak berdaya, tidak mampu menolong diri
sendiri. Namun, di titik paling gelap itulah Injil bersinar: “Tetapi Allah…” sebuah
kontras ilahi yang mengubah segalanya.
Keselamatan adalah hadiah terbesar bukan karena kita pantas menerimanya, melainkan karena Allah kaya dengan rahmat. Kasih-Nya bukan reaksi terhadap kebaikan kita, melainkan ekspresi dari karakter-Nya. Allah tidak menunggu kita bangkit lebih dulu; Ia menghidupkan kita bersama Kristus. Inilah kasih karunia: tindakan Allah yang memberi hidup baru ketika manusia tidak memiliki apa pun untuk ditawarkan selain kebutuhan akan belas kasihan.
Sering kali kita memperlakukan keselamatan seperti bonus atas ketaatan sesuatu yang harus dijaga dengan prestasi rohani. Namun Paulus menegaskan sebaliknya: keselamatan adalah pemberian cuma-cuma yang melahirkan ketaatan, bukan sebaliknya. Ketika kita memahami hal ini, iman berhenti menjadi beban dan berubah menjadi syukur yang aktif. Kita taat bukan untuk diselamatkan, tetapi karena telah diselamatkan.
Renungan ini mengundang kita berhenti membandingkan “hadiah Natal” rohani dengan pencapaian pribadi. Hadiah terbesar telah diberikan: hidup baru di dalam Kristus. Dari sana mengalir identitas baru, harapan baru, dan keberanian untuk mengasihi, bahkan ketika kasih itu mahal.
Doa
Tuhan yang kaya dengan rahmat, terima kasih untuk hadiah terbesar yang Engkau
berikan: keselamatan oleh kasih karunia-Mu. Ajari kami hidup dari syukur, bukan
dari rasa takut; dari kasih, bukan dari upaya membuktikan diri. Hidupkan hati
kami setiap hari untuk memuliakan-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.🙏

Post a Comment for "Hadiah Terbesar: Keselamatan"