Allah Hadir Di Tengah Dunia Yang Kacau

Allah Hadir di Tengah Dunia yang Kacau ~ Landasan firman Tuhan untuk tema Alla hadir di tengah dunia yang kacau, diambil dari kitab Mazmur. Demikianlah sabda Tuhan, “Untuk pemimpin biduan. Dari bani Korah. Dengan lagu: Alamot. Nyanyian. Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut; sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya. Sela (Mazmur 46:1–3).

Dunia yang Terasa Goyang

Beberapa tahun terakhir, dunia seperti tidak berhenti berguncang: perang, bencana alam, krisis ekonomi, depresi global, hingga konflik sosial yang terus meningkat. Banyak orang berkata, “Dunia ini sudah tidak sama lagi,” dan pernyataan itu benar adanya. Kita melihat fenomena seperti perang Rusia–Ukraina, krisis Gaza, 114 juta pengungsi di seluruh dunia, inflasi tinggi, bencana alam ekstrem, dan peningkatan besar pada gangguan mental.

Semua itu membuat kita bertanya: Di mana Allah ketika dunia semengerikan ini?. Pertanyaan ini bukan hal baru. Pemazmur juga pernah mengalaminya. Ketika dunia seakan runtuh, ia tetap berkata: “Allah itu perlindungan dan kekuatan…” Inilah kebenaran yang kita butuhkan di era yang penuh gejolak.

1. Allah Hadir Melalui Pemeliharaan-Nya (Providensia)

Walaupun dunia panas oleh konflik dan krisis, Alkitab mengajarkan bahwa Allah tetap memegang kendali. Tidak ada hal yang terjadi di luar pengetahuan-Nya. Bahkan burung pipit saja tidak jatuh tanpa seizin-Nya (Mat. 10:29–31).

Providensia Allah bukan berarti dunia bebas dari masalah, tetapi berarti: Masalah dunia tidak pernah lebih besar daripada kuasa Allah. Ia menahan kejahatan agar tidak melampaui batas; Ia menjaga alam semesta tetap berjalan; Ia menopang bangsa-bangsa walau berada di bawah tekanan. Ketika manusia panik, Allah tetap bekerja dalam diam, menjaga agar dunia tidak hancur sepenuhnya.

2. Allah Hadir Melalui Gereja-Nya

Dalam kekacauan dunia, gereja dipanggil menjadi tanda hadirnya Allah. Gereja menjadi: pembawa damai dalam konflik, pembawa penghiburan dalam bencana, pembawa harapan dalam putus asa, pembawa kebenaran dalam dunia yang kacau moral.

Ketika dunia terpecah, Allah memakai gereja sebagai alat penghubung. Ketika dunia kebanjiran hoaks dan kebencian, gereja hadir sebagai suara yang berbeda: suara kasih. Setiap tindakan kebaikan, doa, pelayanan, dan pengorbanan umat Tuhan adalah cara Allah menjangkau dunia yang kacau.

3. Allah Hadir Melalui Firman yang Memberi Arah

Ketika dunia kehilangan kompas moral, Firman Tuhan menjadi bintang penuntun yang tidak pernah padam. Mazmur 119:105: “Firman-Mu adalah pelita bagi kakiku…”

Firman memberi kita tiga hal: Penghiburan, ketika hati gelisah. Penguatan, ketika iman melemah. Peringatan, ketika dunia menjerumuskan kita. Di tengah berita buruk yang membanjiri media, Firman adalah suara lembut Allah yang berkata: “Aku besertamu.”

4. Allah Hadir Melalui Roh Kudus yang Menghibur

Di tengah dunia yang dipenuhi kecemasan, statistik WHO menunjukkan lebih dari 1 miliar orang mengalami gangguan mental. Tetapi kepada kita, Yesus memberikan Roh Kudus sebagai Penolong.

Roh Kudus: menenangkan hati, memberi hikmat, menguatkan iman, mengoreksi langkah, memberi damai sejahtera yang tidak tergoyahkan. Damai yang diberikan Roh Kudus bukan bergantung pada situasi dunia, tetapi pada kehadiran Allah di hati kita.

5. Allah Hadir Melalui Panggilan Pertobatan

Sering kali kekacauan dunia menjadi cara Allah mengetuk pintu hati manusia. Kekacauan bukan selalu penghukuman, tetapi panggilan untuk kembali kepada-Nya. Yesus sendiri berkata bahwa tragedi membawa pesan pertobatan (Luk. 13:1–5). Ketika dunia terguncang, Allah sedang berkata: “Kembalilah kepada-Ku, Aku satu-satunya tempat aman.”

Allah Tidak Pernah Absen

Meskipun dunia berada dalam puncak krisis, Allah tetap hadir: memelihara, menuntun, menghibur, dan memanggil. Ketika dunia kacau, kehadiran Allah justru semakin nyata bagi mereka yang mau membuka mata iman.

Share :