Iblis Adalah Bapa Segala Dusta
Iblis adalah Bapa Segala Dusta “Iblislah yang menjadi bapamu dan
kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia
sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada
kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab
ia adalah pendusta dan bapa segala dusta” (Yohanes 8:44, TB).
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, Yesus berbicara
dengan tegas kepada orang Yahudi yang menolak Dia: mereka mengaku anak Abraham,
tetapi Yesus mengatakan mereka adalah anak Iblis karena tidak menerima
kebenaran. Pernyataan ini tajam, konfrontatif, tetapi juga membuka mata
kita tentang hakikat musuh utama manusia: Iblis sebagai bapa segala dusta.
Di tengah dunia yang sarat manipulasi, hoaks, fitnah, dan
kebohongan, pesan Yesus ini relevan sekali. Gereja perlu waspada agar tidak
tertipu oleh dusta Iblis, karena dusta selalu menyamar seolah-olah benar.
Bagian I: Hakikat Iblis sebagai
Bapa Dusta
1.1. Iblis: Dari Awal Sudah
Membunuh dan Mendusta
Yesus mengatakan bahwa Iblis adalah pembunuh sejak semula. Hal
ini menunjuk pada kisah Kejadian 3 ketika manusia jatuh ke dalam dosa. Dustanya
kepada Hawa bukan sekadar kata-kata manis, tetapi racun yang berakibat maut.
- Kejadian
3:4-5: “Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu:
Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui bahwa pada waktu
kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah…”
Inilah dusta pertama yang membawa maut.
1.2. Hakikat Dustanya Iblis
Dusta bukan sekadar kebohongan kecil; dusta Iblis adalah
penyelewengan total dari kebenaran Allah. Ia tidak bisa hidup dalam kebenaran
karena tabiatnya memang dusta.
Ahli teologi Indonesia, Pdt.
Stephen Tong, pernah menegaskan: “Iblis adalah pendusta sejati yang
melawan Allah. Seluruh kebohongan di dunia bersumber dari dirinya. Karena itu,
manusia yang tidak mengenal kebenaran Allah mudah menjadi alat Iblis.”
1.3. Dusta sebagai Senjata Utama
Iblis tidak selalu memakai kekerasan. Seringkali
ia bekerja melalui manipulasi kata-kata, bisikan hati, dan rayuan logika. Dusta
adalah senjata paling ampuh karena merusak dasar relasi manusia dengan Allah.
- 2
Korintus 11:14: “Sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat
terang.”
Artinya, dusta sering tampak indah, tampak benar, bahkan tampak rohani.
Bagian II: Strategi Dusta Iblis
dalam Menggoda Manusia
2.1. Membelokkan Firman Tuhan
Iblis selalu berusaha menyelewengkan firman. Contoh nyata
terlihat ketika ia mencobai Yesus di padang gurun (Matius 4:1–11). Ia mengutip
Mazmur 91, tetapi dengan maksud menjerat Yesus.
Teolog Indonesia, Eka
Darmaputera, menulis: “Godaan terbesar bukanlah mengganti firman,
melainkan memelintir firman untuk kepentingan diri. Itulah tipuan halus Iblis
yang sering kali luput dari perhatian orang percaya.”
2.2. Menanamkan Keraguan dan
Ketakutan
Salah satu strategi dusta adalah menanamkan keraguan pada
janji Allah.
- Kejadian
3:1: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman
ini jangan kamu makan buahnya, bukan?”
Pertanyaan licik ini menimbulkan keraguan dalam hati Hawa.
Iblis tahu bahwa jika iman goyah, manusia akan mudah jatuh.
2.3. Menawarkan Jalan Pintas yang
Menggiurkan
Dusta sering dibungkus dengan janji cepat dan instan.
- Matius
4:9: “Semua itu akan kuberikan kepadamu, jika
engkau sujud menyembah aku.”
Inilah tawaran jalan pintas kekuasaan.
Yusuf Roni, seorang penginjil Indonesia, mengatakan: “Iblis
tidak segan menawarkan dunia, sebab ia tahu banyak orang lebih tergoda oleh
berkat instan daripada kesetiaan jangka panjang kepada Allah.”
2.4. Membelokkan Identitas Manusia
Iblis berusaha membuat orang percaya meragukan identitasnya
sebagai anak Allah.
- Matius
4:3: “Jika Engkau Anak Allah…”
Kata “jika” itu adalah racun keraguan.
Bagian III: Kemenangan Orang
Percaya atas Dusta Iblis
3.1. Hidup dalam Firman sebagai
Senjata
Yesus menang melawan pencobaan Iblis dengan berkata: “Ada
tertulis…” (Matius 4:4,7,10). Firman Allah adalah pedang Roh
(Efesus 6:17). Tanpa firman, orang percaya akan mudah terjerat dusta.
Pdt. Dr. Eka Darmaputera menegaskan: “Firman Tuhan bukan hanya bacaan rohani,
tetapi pedoman hidup yang melindungi kita dari tipu daya Iblis.”
3.2. Roh Kudus Membimbing dalam
Kebenaran
Yesus menjanjikan Roh Kudus sebagai Penolong yang menuntun
kita kepada seluruh kebenaran (Yohanes 16:13). Dengan kuasa Roh Kudus, orang
percaya bisa membedakan mana suara Tuhan dan mana bisikan dusta.
3.3. Mengalahkan Dusta dengan
Kesaksian dan Darah Anak Domba
- Wahyu
12:11: “Mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba
dan oleh perkataan kesaksian mereka.”
Kemenangan atas Iblis bukan karena kekuatan manusia, tetapi karena kuasa salib Kristus.
Billy Kristanto, seorang teolog Indonesia, menulis: “Iblis hanya dapat dikalahkan oleh darah Kristus. Segala usaha manusia tanpa salib hanyalah sia-sia.”
3.4. Gereja Sebagai Komunitas
Kebenaran
Gereja dipanggil menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran (1
Timotius 3:15). Dalam komunitas yang hidup dalam kasih dan kebenaran,
dusta Iblis akan kehilangan tempatnya.
Saudara-saudara yang terkasih, Iblis adalah bapa segala dusta.
Sejak awal ia telah merusak relasi manusia dengan Allah melalui dusta.
Strateginya licik, penuh manipulasi, tetapi kita tidak perlu takut. Dalam
Kristus, kita punya senjata: firman Tuhan, kuasa Roh Kudus, dan darah Anak
Domba.
Mari kita hidupi kebenaran setiap hari. Jangan beri ruang bagi dusta, sekecil apapun. Karena setiap kali kita memilih kebenaran, kita sedang mengalahkan Iblis dengan kuasa Kristus.
Post a Comment for "Iblis Adalah Bapa Segala Dusta"