Bangkit Dan Lanjutkan ! - Khotbah Kristen
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bangkit Dan Lanjutkan !

Bangkit dan Lanjutkan! ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari kitab Amsal 24:16. Demikianlah sabda Tuhan, “Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.”

Bagian I: Jatuh Bukan Akhir, Tapi Titik Awal untuk Bangkit

Dalam kehidupan nyata, kita semua pernah jatuh. Entah itu jatuh dalam dosa, jatuh dalam kegagalan, jatuh dalam relasi, atau jatuh dalam impian yang kandas. Ada masa-masa di mana kita merasa seperti pelari yang kehabisan tenaga di tengah maraton hidup — terkulai di jalanan yang keras dan sunyi.

Tetapi Amsal 24:16 mengajarkan kepada kita sesuatu yang radikal: jatuh itu bukan akhir dari cerita orang benar! Jatuh itu bukan vonis, melainkan undangan untuk bangkit.

Coba kita perhatikan: "tujuh kali" itu angka simbolik dalam Alkitab, melambangkan "kesempurnaan" atau "keterulangan yang lengkap." Artinya, bahkan kalau kita jatuh berkali-kali dalam hidup, sebanyak hidup kita bergulir, selalu ada jalan untuk berdiri lagi.

Timothy Keller, berkata: “The gospel says you are more sinful and flawed than you ever dared believe, but more accepted and loved than you ever dared hope.” (Dalam Injil, kita menemukan bahwa kita lebih berdosa dan rusak daripada yang kita mau akui, namun juga lebih dikasihi dan diterima daripada yang kita bisa harapkan.)

Artinya bro, jatuh bukan menghilangkan kasih Tuhan atas kita. Sebaliknya, di saat kita gagal dan merasa lemah, justru di situlah kekuatan kasih Tuhan menjadi nyata.

Yesus tidak pernah mendefinisikan murid-murid-Nya berdasarkan kesuksesan semata, melainkan pada kerelaan mereka untuk kembali setiap kali mereka jatuh. Petrus, misalnya — ia jatuh dalam penyangkalan terhadap Yesus, sesuatu yang menurut logika manusia "fatal." Tapi Yesus menatapnya bukan dengan kebencian, melainkan dengan kasih, memulihkan, dan memanggilnya untuk melanjutkan panggilan hidupnya. Kalau Petrus saja bisa bangkit dan lanjutkan hidupnya, kenapa kita harus tinggal dalam kejatuhan kita?

Bagian II: Bangkit Membutuhkan Keputusan dan Tindakan

Khotbah ini tidak akan berguna kalau hanya berakhir dalam teori “motivasi rohani.” Tuhan memanggil kita untuk bukan hanya sadar kita jatuh, tetapi juga untuk memutuskan bangkit, dan bertindak.

Bangkit itu bukan soal mood. Bangkit itu bukan soal perasaan. Bangkit itu adalah keputusan iman.

Amsal 24:16 memberi tahu: “...namun ia bangun kembali.” Kata "bangun" di sini dalam bahasa Ibrani menggunakan kata qum, yang artinya "berdiri dengan kekuatan baru." Artinya, bangkit itu membutuhkan dua hal: keputusan mental dan ketekunan rohani.

Dietrich Bonhoeffer, seorang teolog Jerman yang dipenjara dan akhirnya dieksekusi oleh Nazi, menulis: “Being a Christian is less about cautiously avoiding sin than about courageously and actively doing God's will.” (Jadi Kristen itu bukan cuma menghindari dosa, tetapi dengan berani dan aktif melakukan kehendak Allah.)

Kalau kita jatuh, jangan hanya merasa bersalah berlarut-larut. Itu jebakan! Guilt tanpa langkah konkret akan membuat kita lumpuh. Tuhan mau kita berani mengambil langkah kecil — walau gemetar, walau takut, tapi tetap maju. Mungkin lo bertanya, “Tapi bro, kalau aku gagal lagi, gimana?” Bro, pertanyaannya bukan apakah kita akan gagal lagi. Pertanyaannya adalah, apakah kita akan bangkit lagi dan lagi bersama anugerah Tuhan!

Itulah sebabnya Roh Kudus diberikan — bukan sekadar menghibur kita dalam luka, tapi memberdayakan kita untuk terus melangkah dalam pertobatan dan pembaruan. Bangkit dan lanjutkan itu kadang harus dimulai dari langkah-langkah kecil: Berdoa lagi walau hati hancur. Membaca Firman lagi walau terasa kering. Mengampuni diri sendiri dan orang lain walau sakit. Melayani lagi meskipun rasa malu masih membekas. Tidak ada langkah kecil yang sia-sia kalau itu langkah iman. Tuhan lebih menghargai satu langkah kecil penuh iman daripada seribu rencana besar tanpa tindakan.

Bagian III: Melanjutkan Hidup Bersama Anugerah Tuhan

Oke bro, kita sudah bicara soal jatuh, soal bangkit. Sekarang pertanyaan besarnya: melanjutkan ke mana? Jawabannya: melanjutkan hidup dalam panggilan dan anugerah Tuhan.

Amsal 24:16 membandingkan dua hal: orang benar dan orang fasik. Orang benar jatuh, bangkit, dan terus lanjut bersama Tuhan. Orang fasik? Mereka jatuh dan hancur dalam bencana. Kuncinya: bukan seberapa sering kita jatuh, tapi siapa yang kita pegang saat kita jatuh.

Kehidupan setelah bangkit bukan jalan tanpa hambatan, bro.

Tetap ada luka lama yang mungkin terasa. Tetap ada orang-orang yang mengingat kegagalan kita. Tetap ada rasa takut gagal lagi.
Tapi perbedaan utamanya adalah: kita berjalan dengan anugerah, bukan dengan kekuatan sendiri.

Charles Spurgeon, sang “Pangeran Para Pengkhotbah,” pernah berkata: “God is too good to be unkind, and He is too wise to be mistaken. When you cannot trace His hand, trust His heart.” (Tuhan terlalu baik untuk menjadi kejam, dan terlalu bijaksana untuk membuat kesalahan. Saat kamu tidak bisa melihat jejak tangan-Nya, percayalah pada hati-Nya.)

Saat kita melanjutkan hidup, mungkin jalannya tidak selalu jelas. Tapi satu hal pasti: hati Tuhan untuk kita tetap penuh kasih. Dia tidak menilai kita berdasarkan catatan kejatuhan kita, tetapi berdasarkan iman kita untuk terus berjalan bersama-Nya.

Melanjutkan berarti: Memilih taat, bahkan saat sakit. Memilih berharap, bahkan saat kecewa. Memilih mengasihi, bahkan saat ditolak. Melanjutkan berarti: menjadi saksi hidup tentang betapa besar kuasa pemulihan Tuhan. Melanjutkan berarti: membiarkan cerita hidup kita menjadi cerita kemenangan-Nya, bukan cerita kegagalan kita.

Bro, hidup ini bukan tentang berapa banyak piala yang kita kumpulkan, tapi tentang berapa kali kita memilih untuk bangkit dan lanjutkan saat dunia bilang kita gagal. Amsal 24:16 bukan cuma ayat motivasi. Ini adalah deklarasi iman. Ini adalah janji Tuhan bagi semua orang benar yang mau terus berdiri di bawah anugerah-Nya.

Kalau hari ini lo merasa jatuh, dengarkan ini baik-baik: Tuhan tidak selesai dengan hidupmu. Jatuhmu bukan akhir ceritamu. Bangkitlah... dan lanjutkan! Ingat: Tujuh kali jatuh? Tujuh kali bangkit lagi!
Karena Tuhan selalu berjalan satu langkah di depan kita, menarik tangan kita untuk terus maju.
Ayo bro, jangan kasih kendor. Bangkit... dan lanjutkan!

Post a Comment for "Bangkit Dan Lanjutkan !"