Menuju SS XII: Apa Dan Bagaimana Kesiapan Panitia ?
Menuju Sidang Sinode XII GKRI: Apa dan Bagaimana Kesiapan Panitia Sidang Sinode XII Gereja Kristus Rahmani Indonesia (GKRI) merupakan momen penting dalam perjalanan gereja untuk menentukan arah dan kebijakan pelayanan empat tahun ke depan. Dalam persiapannya, panitia memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan setiap aspek acara berjalan lancar, mulai dari persiapan teknis hingga kesiapan rohani.
Seperti yang tertulis dalam Amsal 16:3, “Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu.” Ayat ini menjadi dasar bahwa setiap perencanaan harus dimulai dengan penyerahan kepada Tuhan.
Menurut Dr. John Stott, seorang teolog terkemuka, “Persatuan dalam gereja harus selalu didasarkan pada doa dan ketergantungan pada Roh Kudus.” (Stott, “The Contemporary Christian”, 1992, hlm. 64). Dengan demikian, panitia sidang sinode bukan hanya dituntut untuk memiliki kemampuan administratif yang baik, tetapi juga harus mengandalkan hikmat dan bimbingan Roh Kudus.
Bagian 1: Persiapan
Teknis yang Matang
Persiapan
teknis mencakup banyak hal. Memastikan Lokasi yang akan digunakan dalam SS XII
harus memberi rasa nyaman dan aman bagi para peserta siding. Pengadaan
akomodasi yang optimal dan maksimal penting untuk diperhatikan oleh panitia
sehingga tidak menghambat peserta dalam mengikuti persidangan. Menyusun agenda
rapat dan jadwal acara penting dipersiapkan dengan matang oleh panitia.
Firman Tuhan dalam Efesus 4:16 menekankan pentingnya kerja sama dalam tubuh Kristus: “Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan pekerjaan tiap-tiap anggota, menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.” Ayat ini mengingatkan bahwa setiap anggota panitia harus bekerja sama sesuai dengan tanggung jawab masing-masing untuk mencapai keberhasilan acara.
Beberapa langkah
penting dalam persiapan teknis adalah:
Ø Pemilihan Lokasi yang Strategis di
Sumatera Utara: Lokasi harus mudah diakses oleh para peserta dari seluruh
Indonesia.
Ø Pengelolaan Logistik: Kebutuhan seperti
tempat duduk, sound system, dan konsumsi harus diperhatikan dengan seksama.
Ø Persiapan Tim Dokumentasi: Dokumentasi diperlukan untuk memastikan setiap keputusan sidang terdokumentasi dengan baik.
Dr. Rick Warren menyatakan, “Persiapan adalah bagian dari ibadah karena melaluinya kita menunjukkan kesungguhan kita dalam melayani Tuhan”. (Warren, “The Purpose Driven Church”, 1995, hlm. 174). Dengan demikian, persiapan teknis bukan hanya soal administrasi, tetapi juga ungkapan penghormatan kepada Tuhan.
Bagian 2: Kesiapan
Rohani Panitia
Kesiapan teknis saja tidak cukup tanpa kesiapan rohani. 1 Korintus 14:40 mengingatkan kita, “Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur”. Dalam konteks ini, keteraturan bukan hanya dalam aspek teknis tetapi juga dalam aspek rohani.
Panitia
harus mengadakan:
Ø Rapat Doa Rutin: Untuk menyerahkan
setiap rencana kepada Tuhan.
Ø Renungan Firman Tuhan: Setiap anggota
panitia perlu dibekali dengan pemahaman firman Tuhan yang relevan.
Ø Pembekalan Rohani: Melibatkan pendeta atau teolog untuk memberikan pengarahan rohani kepada panitia.
Dr. Martyn Lloyd-Jones menekankan, “Tidak ada pelayanan yang akan berhasil tanpa dasar yang kokoh dalam doa dan firman Tuhan”. (Lloyd-Jones, “Spiritual Depression: Its Causes and Cure”, 1965, hlm. 201). Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan acara tidak terlepas dari hubungan yang intim dengan Tuhan.
Bagian 3: Evaluasi
dan Komunikasi yang Efektif
Tahap evaluasi dan komunikasi menjadi kunci untuk memastikan semua rencana berjalan sesuai tujuan. Amsal 27:17 menyatakan, “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya”. Dalam konteks panitia, ayat ini mengingatkan pentingnya saling memberikan masukan untuk perbaikan.
Langkah-langkah yang
perlu diambil adalah:
Ø Evaluasi Berkala: Mengidentifikasi
kendala dan mencari solusinya.
Ø Komunikasi yang Transparan: Setiap
anggota panitia harus memiliki akses terhadap informasi penting.
Ø Pemberian Tugas yang Jelas: Untuk menghindari tumpang tindih tugas.
Dr. J.I. Packer menyebutkan, “Komunikasi yang efektif dalam pelayanan adalah cerminan dari kasih dan kerendahan hati”. (Packer, “Knowing God”, 1973, hlm. 112). Dengan demikian, komunikasi yang baik menunjukkan semangat pelayanan yang sejati.
Sidang Sinode XII GKRI adalah momen penting untuk memperkuat visi gereja. Dengan persiapan teknis yang matang, kesiapan rohani yang kokoh, serta evaluasi dan komunikasi yang efektif, panitia dapat memastikan acara berjalan dengan lancar.
Sebagaimana tertulis dalam Mazmur 37:5, “Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak”. Segala upaya panitia haruslah didasarkan pada iman dan pengharapan kepada Tuhan.
Melalui doa, kerja sama, dan komitmen, panitia dapat mempersiapkan Sidang Sinode XII sebagai momen yang membawa dampak positif bagi gereja dan jemaat di seluruh Indonesia. Tuhan Yesus memberkati pelayanan kita bersama. Amin
Post a Comment for "Menuju SS XII: Apa Dan Bagaimana Kesiapan Panitia ?"