Menerima Pengampunan Dan Mujizat Dari Tuhan
Menerima Pengampunan dan Mujizat dari Tuhan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema menerima pengampunan dan mukjizat daru Tuhan diambil dari Injil Markus 1:40-45. Markus 1:40-45 menceritakan kisah seorang penderita kusta yang datang kepada Yesus untuk memohon kesembuhan.
Perikop ini mengajarkan kepada kita bahwa Yesus bukan hanya memiliki kuasa untuk menyembuhkan secara fisik tetapi juga mengampuni dosa dan memulihkan hubungan manusia dengan Allah.
Bagian 1: Pengakuan
Dosa dan Kerendahan Hati
“Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, sambil berlutut di hadapan-Nya dan memohon bantuan-Nya, katanya: ‘Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku. (Markus 1:40).”
Penderita kusta dalam kisah ini menunjukkan sikap kerendahan hati dan pengakuan akan keberdosaannya. Penyakit kusta dalam Alkitab sering kali dilihat sebagai gambaran dosa yang mengisolasi manusia dari Allah dan sesama. Dengan berlutut dan berkata, “Kalau Engkau mau”, orang ini menunjukkan iman kepada kuasa Yesus dan mengakui ketidaklayakannya.
John Stott mengatakan, “Kerendahan hati yang sejati bukanlah meremehkan diri sendiri, tetapi menyerahkan diri kepada Tuhan. Dalam penyerahan, kita menemukan kekuatan dan pengampunan yang tidak bisa kita capai sendiri.”
Refleksi:
Apakah kita datang kepada Tuhan dengan sikap rendah hati seperti
penderita kusta ini?
Dalam doa-doa kita, apakah kita mengakui ketergantungan total kepada kuasa Tuhan?
Aplikasi Praktis:
Latihlah doa yang menunjukkan kerendahan hati dan iman kepada Tuhan. Ingatlah
bahwa Tuhan mendengar orang yang datang dengan hati yang hancur dan penuh
pertobatan (Mazmur 51:17).
Bagian 2: Kuasa Yesus
dalam Pengampunan dan Mujizat
“Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: ‘Aku mau, jadilah engkau tahir’. Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir” (Markus 1:41-42). Ayat ini menunjukkan bahwa Yesus tidak hanya memiliki kuasa, tetapi juga hati yang penuh belas kasihan.
Dalam budaya Yahudi, menjamah penderita kusta dianggap melanggar hukum karena membuat seseorang menjadi najis. Namun, Yesus melanggar norma tersebut untuk menunjukkan kasih dan kuasa-Nya. Tindakan-Nya tidak hanya menyembuhkan secara fisik, tetapi juga memulihkan identitas dan martabat orang tersebut.
N.T. Wright menyatakan, “Mujizat dalam Injil selalu menunjukkan realitas Kerajaan Allah yang melampaui hukum dan tradisi manusia. Yesus membawa kesembuhan yang menyeluruh: rohani, sosial, dan fisik”.
Refleksi:
Bagaimana kita melihat kuasa Tuhan bekerja dalam hidup kita, baik dalam
hal fisik maupun rohani?
Apakah kita mempercayai Tuhan untuk memulihkan bagian-bagian yang "najis" atau rusak dalam hidup kita?
Aplikasi Praktis:
Renungkanlah tindakan-tindakan kasih Yesus dalam kehidupan Anda. Bagikan
kesaksian tentang bagaimana Anda mengalami pengampunan atau mujizat dari Tuhan
kepada orang lain.
Bagian 3: Tanggapan
Setelah Menerima Pengampunan dan Mujizat
“Segera orang itu pergi, tetapi ia mulai memberitakan kejadian itu dan menyebarkannya ke mana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota” (Markus 1:45). Tanggapan penderita kusta yang telah disembuhkan adalah sukacita yang meluap-luap sehingga ia tidak dapat menahan dirinya untuk menceritakan apa yang Yesus telah lakukan. Meskipun Yesus memerintahkannya untuk diam, respons ini menunjukkan dampak transformasi yang besar dalam hidup seseorang yang telah mengalami kuasa Allah.
C.S. Lewis menulis, “Ketika seseorang memahami anugerah Allah, tidak ada lagi ruang untuk diam. Sukacita adalah reaksi alami dari jiwa yang diselamatkan.”
Refleksi:
Apakah kita memiliki semangat yang sama untuk memberitakan karya Tuhan
dalam hidup kita?
Bagaimana kita bisa menjadi saksi yang efektif bagi orang lain?
Aplikasi Praktis:
Tuliskan kesaksian pribadi Anda tentang bagaimana Tuhan telah bekerja dalam
hidup Anda. Jadikan ini sebagai alat untuk memberkati orang lain melalui media
sosial, kelompok kecil, atau percakapan sehari-hari.
Kisah Markus 1:40-45 mengajarkan kita tiga kebenaran penting: Satu, Kerendahan hati adalah pintu untuk mendekat kepada Tuhan. Dua, Kuasa Yesus memulihkan seluruh aspek kehidupan manusia. Tiga, Tanggapan atas kasih karunia adalah memberitakan kabar baik kepada orang lain.
Tuhan selalu siap menyentuh hidup kita dengan pengampunan dan mujizat-Nya. Tugas kita adalah datang dengan iman dan tanggap dengan sukacita yang meluap-luap.
Post a Comment for "Menerima Pengampunan Dan Mujizat Dari Tuhan"