Belajar Dari Pahlawan Iman Dalam Alkitab Part 02
Belajar dari pahlawan iman dalam Alkitab ~ Landasan firman Tuhan untuk tema belajar dari pahlawan iman dalam Alkitab, diambil dari surat Ibrani. Demikianlah sabda firman Tuhan, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” (Ibrani 11:1).
I. Pengertian Iman: Dasar
dari Segala Sesuatu yang Kita Harapkan
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” – Ibrani 11:1
Iman dalam kehidupan Kristen bukan hanya sekadar percaya tanpa dasar, tetapi merupakan keyakinan yang kokoh terhadap janji-janji Allah. Dalam Ibrani 11, Rasul Paulus memberikan daftar “pahlawan iman” yang menggambarkan keyakinan mereka terhadap Allah, walaupun tidak selalu melihat hasilnya secara langsung. Untuk memahami para pahlawan iman, pertama-tama kita perlu memahami esensi iman itu sendiri.
A. Iman sebagai Dasar dari
Harapan
Ibrani 11:1 dengan jelas menyatakan bahwa iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan. Dalam kehidupan ini, orang-orang percaya tidak selalu melihat janji-janji Allah terwujud secara instan. Iman menjadi pegangan untuk tetap berharap, bahkan ketika keadaan seolah-olah tidak memungkinkan.
Menurut John Stott dalam bukunya The
Cross of Christ, “Iman adalah mata rohani yang
memungkinkan kita untuk melihat realitas di balik kenyataan yang kasat mata”
(Stott, The Cross of Christ, InterVarsity
Press, 1986, hlm. 172). Melalui iman, kita memegang erat janji Allah, meski tak
selalu melihat bukti fisiknya.
B. Iman sebagai Bukti dari
Hal-hal yang Tidak Kita Lihat
Iman juga didefinisikan sebagai bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Seperti yang dinyatakan dalam Ibrani 11, para pahlawan iman percaya kepada Allah bahkan ketika mereka tidak melihat janji itu terwujud dalam hidup mereka. Mereka hidup dengan keyakinan akan hal-hal yang belum terlihat namun diyakini sepenuhnya.
Seperti yang dijelaskan oleh teolog R.C. Sproul, “Iman bukanlah lompatan buta ke dalam kegelapan; melainkan keyakinan yang kuat terhadap karakter Allah yang dapat dipercaya” (Sproul, Faith Alone: The Evangelical Doctrine of Justification, Baker Books, 1995, hlm. 104).
Ilustrasi
Bayangkan seorang petani yang menanam benih di ladangnya. Dia tidak melihat hasil panen langsung setelah menanam, tetapi dia percaya dan berharap bahwa dalam beberapa bulan, benih itu akan bertumbuh menjadi tanaman yang subur. Begitu juga dengan iman. Kita mungkin tidak selalu melihat hasil dari iman kita saat ini, tetapi kita percaya bahwa Allah bekerja melalui segala sesuatu untuk kebaikan kita.
II. Pahlawan Iman dalam
Kitab Ibrani
Setelah mendefinisikan iman, Ibrani 11 membawa kita ke dalam kisah-kisah hidup para pahlawan iman. Setiap tokoh yang disebutkan menunjukkan iman mereka dalam konteks yang berbeda-beda, namun semuanya menunjukkan keyakinan yang teguh terhadap Allah.
A. Iman Abraham: Keyakinan
terhadap Janji yang Belum Terwujud
Abraham adalah salah satu contoh pahlawan iman yang paling menonjol. Dikatakan bahwa Abraham meninggalkan tanah kelahirannya tanpa mengetahui kemana ia akan pergi, tetapi ia percaya kepada janji Allah bahwa keturunannya akan sebanyak bintang di langit (Ibrani 11:8-12).
Abraham tidak melihat keturunannya menjadi bangsa besar selama hidupnya, tetapi ia tetap percaya pada janji itu. Seperti yang dikatakan oleh Walter Brueggemann, “Iman Abraham adalah iman yang berani, yang memilih untuk percaya kepada Tuhan meskipun semua bukti lahiriah menunjukkan sebaliknya” (Brueggemann, The Prophetic Imagination, Fortress Press, 2001, hlm. 123).
B. Iman Musa: Keyakinan dalam
Keadaan Sulit
Musa adalah contoh lain dari seorang pahlawan iman. Ibrani 11:24-27 mencatat bagaimana Musa lebih memilih menderita bersama umat Allah daripada menikmati kesenangan dosa sesaat di istana Firaun. Musa percaya bahwa penderitaan untuk kebenaran lebih bernilai daripada semua harta Mesir.
Menurut John Goldingay, “Iman Musa adalah bentuk keyakinan radikal, di mana seseorang bersedia meninggalkan keamanan dan kenyamanan demi mengikuti panggilan Allah” (Goldingay, Old Testament Theology: Israel’s Gospel, InterVarsity Press, 2003, hlm. 245).
Ilustrasi
Bayangkan seorang atlet yang berlatih keras setiap hari untuk memenangkan medali emas di Olimpiade. Dia harus melepaskan banyak kesenangan duniawi, seperti makanan lezat dan waktu luang, demi mencapai tujuannya. Sama seperti Musa yang meninggalkan kemewahan Mesir demi mengikuti Allah, atlet tersebut mengorbankan kenyamanan saat ini demi harapan akan hadiah yang akan datang.
III. Relevansi Iman Para
Pahlawan bagi Kita Hari Ini
Kisah para pahlawan iman bukanlah sekadar cerita kuno. Iman mereka memberikan contoh nyata bagi kita dalam menghadapi tantangan kehidupan modern. Dalam situasi apapun, kita dipanggil untuk meneladani iman mereka yang kokoh dan tak tergoyahkan.
A. Iman dalam Menghadapi
Tantangan Hidup Modern
Di dunia yang penuh ketidakpastian dan kesulitan, iman seperti yang dimiliki oleh para pahlawan Alkitab menjadi semakin relevan. Kita mungkin tidak dipanggil untuk menghadapi situasi yang sama seperti mereka, tetapi setiap kita menghadapi ujian dalam hidup.
Seperti yang ditulis oleh N.T. Wright dalam Surprised by Hope, “Iman Kristen adalah tindakan percaya bahwa dunia ini tidak akan selalu seperti ini, bahwa Allah sedang bekerja di balik layar dan bahwa pada akhirnya, janji-Nya akan terwujud” (Wright, Surprised by Hope, HarperOne, 2008, hlm. 112). Iman memungkinkan kita untuk bertahan, meskipun dunia di sekitar kita penuh dengan kekecewaan dan rasa sakit.
B. Meneladani Iman yang Taat
dan Berani
Para pahlawan iman menampilkan
keberanian dan ketaatan yang luar biasa kepada Allah. Mereka percaya kepada-Nya
bahkan ketika itu berarti mengambil risiko besar.
Seperti yang ditulis oleh Dietrich Bonhoeffer, “Iman yang sejati menuntut pengorbanan. Iman yang tidak diuji oleh kesulitan bukanlah iman yang benar-benar berakar” (Bonhoeffer, The Cost of Discipleship, SCM Press, 1959, hlm. 79). Ketika kita menghadapi pilihan-pilihan sulit dalam hidup, kita dapat mengambil contoh dari keberanian mereka untuk tetap setia kepada Allah, meskipun itu berarti menempuh jalan yang sulit.
Ilustrasi
Sebuah jembatan besar dan kokoh dibuat dengan menguji kekuatannya. Sebelum jembatan digunakan oleh banyak orang, insinyur memastikan bahwa jembatan itu dapat menahan beban yang berat. Begitu juga dengan iman kita, hanya ketika diuji melalui kesulitan, iman kita dapat berkembang dan menjadi lebih kuat, seperti yang ditunjukkan oleh para pahlawan iman dalam Alkitab.
Penutup: Pahlawan Iman,
Teladan Bagi Kita Semua
Iman para pahlawan dalam Ibrani 11 mengajarkan kita untuk memiliki kepercayaan yang kokoh kepada Allah, meskipun kita tidak selalu melihat hasil dari iman kita dengan segera.
Seperti yang dikatakan oleh Charles
Spurgeon, “Percaya kepada Allah berarti
mempercayai-Nya ketika Anda tidak melihat jalannya, dan tetap berpegang pada
janji-Nya ketika semua tampak suram” (Spurgeon, Morning and Evening, Hendrickson Publishers,
2006, hlm. 44). Mari kita, sebagai umat Kristen modern, meneladani iman para
pahlawan ini, yakin bahwa janji-janji Allah akan terwujud pada waktu-Nya.
Post a Comment for "Belajar Dari Pahlawan Iman Dalam Alkitab Part 02"