Translate

Ini Alasan Mendasar Yesus Harus Mati Bagi Manusia - Part 03

Ini alasan mendasar Yesus harus mati bagi manusia ~ Kematian sesungguhnya bukanlah rencana Allah bagi manusia. Hal ini nyata dalam pernyataan Allah dalam kitab Kejadian 1 dan 2. Allah memagari manusia dengan suatu ketetapan yang harus ditaati yaitu jangan memakan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat – Kejadian 2:16-17. Faktanya manusia pertama yaitu Adam dan Hawa tidak menaati Tuhan dan firman-Nya. Mereka jatuh ke dalam dosa sehingga mereka harus menerima konsekuensi logis dari dosanya yaitu mereka diusir dari taman Eden terpisah dari Allah sang sumber hidup dan berkat. Mungkin kita berpikir bahwa ini adalah kesalahan Adam dan Hawa sehingga kita manusia jatuh dan dikuasai dosa, tetapi perlu kita ketahui bahwa tidak ada bedanya kita dengan Adam dan Hawa, jika kita sewaktu itu ada di Taman Eden, kemungkinan kita akan melakukan hal yang sama, yakni memakan buah terlarang. DOSA TELAH MEMBUAT MANUSIA TERPISAH DENGAN ALLAH. TENTU TIDAK ADA CARA LAIN YANG PALING EFEKTIF UNTUK MENYELESAIKANNYA SELAIN ALLAH SENDIRI YANG MERANCANGKAN KESELAMATAN ITU, SEBAB MANUSIA TIDAK MAMPU MENYELAMATKAN DIRINYA SENDIRI. Jika memakan buah itu maka ia akan menjadi seperti Allah, begitu juga kebohongan yang dilakukan iblis hingga masa kini, yakni jika seseorang bertapa, berbuat baik, hidup kudus, menyucikan diri, dsb, ia akan menjadi Allah, dewa, atau manusia super. Ketahuilah, manusia tidak akan bisa menjadi Allah sampai kapan pun, bila dengan cara-cara demikian. Tetapi di dalam Kristus, kita spesial, kita istimewa, sebab kita diberi kuasa menjadi anak Allah (Yoh. 1:12), hamba, dan sahabat-Nya. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, Allah tidak bersifat kejam dengan langsung membunuh atau membinasakan manusia. Ia mengusir manusia dari Taman Eden agar manusia tidak memakan pohon kehidupan sehingga dosa menjadi kekal (Kej. 3:22) dan tentu tidak akan ada penebusan. Di sinilah awal kasih Allah terlihat, di mana Tuhan kembali merangkul manusia dengan kasih-Nya. Sebenarnya, sejak awal Tuhan telah merancangkan keselamatan umat manusia melalui Tuhan Yesus (Kej. 3:15; bnd. Yes. 7:14). Hanya Yesus satu-satunya yang bisa menjadi Juruselamat manusia tidak ada yang lain. Mengapa? Berikut penjelasannya! 5. Yesus harus mati bagi manusia karena tidak ada yang dapat menebus manusia dari kutuk dosa dan kutuk hukum Taurat. Konsep Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB) itu sangat berbeda, meski PB muncul atau terlahir dari PL. Di dalam PL, orientasinya bila melakukan hukum Taurat atau taat maka beroleh berkat, bila tidak taat maka beroleh kutuk (Ul. 28:1-46). Tetapi dalam PB, orientasi kita mengikut Tuhan atau taat bukan lagi kepada berkat, melainkan hidup sepenuhnya memuliakan Tuhan senantiasa. Ketidak taatan bangsa Israel mendatangkan kutuk, itulah yang disebut kutuk hukum Taurat. Dan kutuk hukum Taurat ini bersifat mengikat sampai keturunan ketiga dan keempat (Kel. 20:5; 34:7; Bil. 14:18; Ul. 5:9).
Apakah Tuhan kejam sampai menghukum hingga keturunan keempat? Tidak, memang Tuhan sangat benci dengan dosa atau ketidak taatan, tetapi Ia sudah memberikan peringatan yang keras terhadap umat-Nya, agar Bangsa Israel hidup berhati-hati dengan penuh ketaatan. Selain itu, Tuhan tahu bahwa didikan seorang ayah yang tidak taat kepada Tuhan akan mempengaruhi anak-anaknya. Maksudnya, orang yang tidak taat, tentu didikannya terhadap anaknya juga ialah ketidak taatan kepada Tuhan atau menabur sifat dan karakter tidak taat. Mengapa Tuhan memerintahkan Bangsa Israel untuk membunuh orang Kanaan atau penduduk setempat hingga anak-anak mereka? Bukan karena Tuhan kejam, tetapi Tuhan melihat kepercayaan orang Kanaan dan sekitarnya, akan mudah mempengaruhi agama atau kepercayaan mereka terhadap Tuhan Allah. Faktanya, benar begitu adanya. Dalam sejarah raja-raja bangsa Israel, banyak raja-raja yang malah menjadi penyembah berhala. Ketidaktaatan bukan saja menghancurkan masa depan, juga mendatangkan kutuk Hukum Taurat yang begitu mengerikan (Ul. 28:15-46). Sebenarnya, Tuhan memberikan Hukum Taurat kepada Bangsa Israel dengan tujuan mulia. Yakni, agar bangsa pilihan tersebut menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain, menjadi terang, dan banyak bangsa-bangsa yang diberkati melalui ketaatan mereka. DENGAN KATA LAIN, BANGSA ISRAEL ADALAH SENTRAL ATAU PUSAT KEHADIRAN ALLAH DI DUNIA INI. TETAPI DOSA KETIDAKTAATAN AKIBAT KOMPROMI KEPADA KEPERCAYAAN ASING ATAU PENYEMBAHAN BERHALA, BEGITU MENGIKAT UMAT PILIHAN-NYA, SEHINGGA MEREKA TIDAK MAMPU TAAT SEPENUHNYA TERHADAP PERINTAH TUHAN ATAU HUKUM TAURAT. HANYA SEDIKIT ORANG YANG HIDUP TAKUT AKAN TUHAN DI ZAMAN PL. Fakta membuktikan bangsa Israel gagal melakukan hukum Taurat. Pelanggaran terhadap hukum tertulis tersebut adalah kutuk hukum Taurat. Siapa yang bisa seutuhnya melakukan hukum Taurat? Tidak ada seorang pun. Bangsa Israel gagal taat terhadap Hukum Taurat, akibatnya mereka mengalami kutuk Hukum Taurat. Bukan saja tidak taat, sifat kompromi mereka terhadap kepercayaan sekitar membuat mereka semakin jauh dari Tuhan. Tidak ada satu pun tokoh agama Israel yang bisa melepaskan mereka dari kutuk Hukum Taurat. Tidak ada yang bisa dipakai Tuhan untuk mematahkan kutuk Taurat. Bahkan, para Nabi Tuhan pun dibunuh oleh mereka. Tetapi Tuhan yang kita sembah yang penuh kasih, melihat tidak bisa menyelesaikan perkara yang memedihkan hati-Nya, jika Ia tidak merelakan Kristus Anak Allah untuk datang menebus umat-Nya dari kutuk Hukum Taurat. Kabar baiknya, Kristus rela mati di atas kayu salib untuk menebus umat-Nya dari kutuk hukum Taurat (Gal. 3:13). Penderitaan-Nya telah dinubuatkan dan digenapi, karena memang tidak ada jalan lain menyelesaikan kutuk hukum Taurat, selain Kristus harus menanggung kutuk melalui penderitaan-Nya. Seharusnya kita yang menerima hukuman dari ketidak taatan, tetapi Yesus yang menanggung atau menjadi “terkutuk” karena kita. Jelas alasan terkuat mengapa Yesus harus mati, karena tidak ada satu orang pun yang bisa menebus manusia dari kutuk Hukum Taurat, hanya Allah sendiri di dalam kristus. 6. Yesus harus mati bagi manusia karena tidak ada yang dapat menjadi korban penebusan dosa yang sempurna. Dosa tidak bisa diselesaikan dengan cara apapun dan dibayar dengan apapun tanpa korban penghapus dosa. Mengenai pengampunan dosa, Tuhan memerintahkan kepada bangsa Israel untuk mempersembahkan korban (Im. 1:1-17). Mengapa dosa manusia harus dibayar dengan korban atau dengan darah? Sebab di dalam Alkitab disebut “darah mengadakan pendamaian dengan perantaan nyawa” (Im. 17:11). Tidak bisa tidak, harus ada penebusan yang menjadi korban atau harus ada darah yang dicurahkan agar nyawa manusia yang berharga itu tidak binasa. Faktanya, pengampunan dosa tidak bisa diselesaikan dengan korban persembahan binatang tanpa cela seutuhnya, sebab setahun sekali umat-Nya harus mempersembahkan korban melalui Imam Besar, yang masuk ke Ruang Maha Kudus setahun sekali untuk mendamaikan antara Allah dan manusia melalui korban atau darah penebusan. Manusia diperdamaikan dengan Allah melalui perantara Imam Besar. Betapa susahnya seseorang dapat bertemu dengan Tuhan, karena selain harus mempersembahkan korban, juga harus melalui Imam Besar. Bahkan, manusia tidak bisa bertemu langsung dengan Tuhan, sebab ia akan mati seketika bila masuk ke ruang Kudus atau Maha Kudus di Bait Allah. Imam Besar pun tidak sembarangan bertemu Tuhan, ia harus menyucikan dirinya dan mempersiapkan dirinya, sebab jika ia tidak kudus atau suci, atau tidak dilayakkan Tuhan, maka ia pun akan mati seketika di Ruang Maha Kudus. JELASLAH TIDAK ADA YANG BISA ATAU LAYAK MENJADI KORBAN PENEBUSAN BAGI MANUSIA. DARAH BINATANG TIDAK MAMPU MEMBENARKAN MANUSIA SEUTUHNYA. BAHKAN IMAM BESAR PUN TIDAK BISA MENJADI PENGANTARA SEMPURNA ANTARA ALLAH DENGAN MANUSIA. IA HARUS MENGHADAP TUHAN SETAHUN SEKALI DI RUANG MAHA KUDUS, MENDAMAIKAN ANTARA ALLAH DENGAN MANUSIA. Jika korban binatang tidak bisa membenarkan sempurna sekali untuk selamanya, jika Imam Besar juga tidak bisa menjadi pengantara sempurna antara Allah dengan manusia, lantas siapakah yang mampu menjadi penebus sekali untuk selamanya? Tidak seorang pun, kecuali Yesus. Alasan Yesus harus mati bagi dunia, karena hanya Yesus Sang Penebus sempurna bagi manusia. Peristiwa menakjubkan seputar kematian Yesus, salah satunya ialah tabir Bait Allah terbelah dua (Mat. 27:51). Ini menandakan bahwa tidak ada lagi yang memisahkan antara ruang pelataran luar dan ruang Kudus dengan Ruang Maha Kudus. Tidak perlu lagi Imam Besar masuk ke Bait Allah setahun sekali. Semua orang bisa langsung datang kepada Tuhan tanpa harus mempersembahkan korban dan melalui Imam Besar, sebab Yesus telah menjadi korban Anak Domba Allah (Yes. 53:7), sekali untuk selama-lamanya melalui kematian-Nya di atas kayu salib. Dia juga adalah Imam Besar Agung yang memperdamaikan Allah dengan manusia, sekali untuk selamanya melalui pengorbanan-Nya (Ibr. 6:20; Ibr. 8:1-7). Oleh darah Kristus, dosa merah bagai kirmizi menjadi putih seperti salju. Artinya dosa sebesar apapun yang kita lakukan, jika kita mengaku dosa kita dengan sungguh-sungguh atau dengan hati yang hancur, saat itu kita menerima pengampunan seutuhnya dan dilayakkan menghadap takhta kudus-Nya. Kita ditebus dengan darah yang mahal, yakni darah Kristus, darah Anak Domba yang tak bercacat cela (1 Pet.1:18-19). Tanpa pengorbanan Kristus, mustahil ada keselamatan bagi dunia. 7. Yesus harus mati bagi manusia karena tidak ada yang bisa menyadarkan manusia akan dosa-dosanya. Manusia pada dasarnya telah menjadi angkuh, egois, atau sombong. Keangkuhannya itu diperoleh ketika manusia jatuh ke dalam dosa. Pasca memakan buah terlarang dan menyadari ketelanjangannya, bukannya mengakui kesalahannya malah bersembunyi. Bahkan Adam mempersalahkan Hawa dan Hawa mempersalahkan ular. Begitu gengsinya manusia sehingga mereka tidak mau mengakui kesalahan mereka bahwa mereka telah berbuat dosa atau tidak taat kepada perintah Allah. Penyebab tunggal manusia begitu angkuh, egois, atau sombong adalah dosa. Karena itu, tidak heran jika kita melihat ada orang yang sulit mengakui kesalahannya sendiri, bahkan kebanyakan ia menyalahkan yang lainnya. Jangankan orang kaya, orang miskin pun banyak yang angkuh. Apakah ada yang bisa meruntuhkan keegoisan atau keangkuhan manusia di hadapan Tuhan? Tidak ada yang bisa, sebab malah manusia sering membenarkan dirinya sendiri. Apakah agama atau Taurat bisa meruntuhkan keangkuhan seseorang. Faktanya orang yang semakin kuat pemahaman terhadap Taurat malah semakin angkuhnya dia di hadapan Tuhan dan merasa benar di hadapan Tuhan. Memang tidak semua ahli Taurat atau orang Farisi yang begitu angkuh, tetapi sebagian besar memanglah demikian. Siapakah yang mencari-cari kesalahan Yesus, bukankah mereka yang adalah ahli agama? Contoh keangkuhan ahli agama adalah sebagaimana perumpamaan Tuhan Yesus mengenai doa seorang Farisi dan pemungut cukai (Luk. 18:9-14). Tidak ada yang bisa meruntuhkan keangkuhan diri seseorang kecuali Kristus. Semakin seseorang belajar, semakin banyak pengetahuan, ternyata semakin angkuh orang tersebut dengan kepintaran dan keberhasilannya. Manusia yang sudah merasa berada di ujung puncak kesuksesan kebanyakan akan semakin sombong, mereka akan sulit menyadari kesombongannya. Malah sebagian beranggapan, mereka tidak membutuhkan Tuhan. Diri mereka sendirilah yang adalah tuhan mereka. Tetapi Yesus memberikan teladan akan kerendahan hati, ketaatan, dan penundukan diri sepenuhnya di hadapan Tuhan. Sebab bukan saja perkataan-Nya yang rendah, di mana Ia pernah berkata belajarlah kepada-Ku sebab Aku lemah lembut dan rendah hati (Mat. 11:29), tetapi juga melalui perbuatan-Nya.

Post a Comment for "Ini Alasan Mendasar Yesus Harus Mati Bagi Manusia - Part 03"