Never Give Up
Never give up ~ Landasan firman Tuhan untuk tema never give up, diambil dari kitab Amsal 24:16. Demikian firman Tuhan : “Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana. Orang-orang yang tidak mudah menyerah atau ulet dalam memperjuangkan apa yang diimpikannya, pastilah akan menjadi inspirasi bagi banyak orang. Apalagi jika pada akhirnya dia bisa mencapai sukses yang gilang gemilang seperti Yusuf atau Daud. Wuah enak untuk dituliskan, dibaca dan dikisahkan berulang-ulang guna menjadi contoh dan teladan.
Mengapa?
Ya, karena kita membutuhkan lebih banyak penguatan lewat kisah kisah yang demikian. Sebab kisah yang kita dengar sekarang ini banyak hoax dan polesan artifisial semata. Apalagi di dunia medsos yang kian mengurita dampaknya.
Foto dan status di medsos begitu indah sempurna untuk mendulang pujian dan tombol like sebanyak-banyaknya. Dan itulah yang menjadi ukuran kesuksesan saat ini (menjadi artis medsos), yang instant dan penuh polesan. Akibatnya kerentanan mental makin merajalela di kalangan generasi muda ketika berhadapan dengan realita. Banyak sekali anak-anak muda yang mudah patah dan menyerah saat menyadari bahwa hidup itu (ternyata) keras dengan beban tanggungjawab yang besar dan berkelanjutan, tak seindah dan semudah quote atau kata-kata mutiara. Tidak mengherankan, banyak orang yang tak siap lalu mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Buku "Bagaimana Caranya Bunuh Diri," karya Claude Guillon dan Yves Le Bonniec setebal 276 halaman, laris dibaca banyak orang. Ngeri bukan?
Saudara, saya baru saja membaca buku biografinya Ciputra, berjudul Ciputra the Enterpreneur: The Passion of My Live. Buku yang menurut saya layak dan patut dibaca oleh banyak orang, khususnya generasi muda. Buku yang ditulis oleh Alberthiene Indah mengisahkan bagaimana sejarah hidup Ciputra yang keras. Akar hidupnya menjadi kokoh karena dibangun oleh perpaduan cinta dan penderitaan. Cinta yang kuat dari kedua orang tuanya membuatnya ingin menjadi yang terbaik, dan penderitaan membuatkan memiliki passion yang sangat kuat untuk terus maju.
Segala macam kepahitan dan penderitaan masa kecilnya di Parigi (kota kecil perbatasan antara Sulawesi Utara dengan Sulawesi Tengah) menumbuhkan mimpinya untuk keluar dari kesulitan dan menjadikannya orang yang berprestasi hebat dan bermartabat. Pertanyaannya, apa yang bisa kita pelajari dari orang yang hebat, ulet dan never give up, seperti Ciputra? Sehingga ia bisa mengatasi ragam trauma kerasnya hidup masa kecil, berlari menembus Parigi, Gorontalo, Menado, Bandung dan Jakarta? Bagaimana kisahnya dari seorang anak ndeso bisa menjadi seorang pengembang (developer) dan enterpreneur hebat yang mengubah wajah Jakarta?
Mengubah hidup tidak hanya cukup dengan beriman dan berdoa. Yakobus menasehatkan kepada kita agar kita juga mengimbanginya dengan karya. Sebab iman tanpa karya pada hakekatnya adalah mati. "Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna." (Yakobus 2:22). Dari buku Ciputra saya belajar 5 hal yang berkait dengan perbuatan atau karya tsb, yakni:
Pertama, passion.
"Passion membuat saya mau mengerahkan kemampuan terbaik saya, cinta saya, hati saya, bahkan juga saya siap menderita karena itu," demikian kata Ciputra. Sore itu, ditahun 1943 di pantai Bumbulan adalah peristiwa traumatis yang dialami oleh Ciputra (13 th) saat ayahnya ditangkap dan diseret polisi penjajah Jepang untuk dibawa melalui perahu ketengah lautan. Dengan syok dan terpaku ia memeluk mamanya yang berteriak teriak sambil menangis melihat para kempetai menculik suaminya. Sejak saat itu ia tak pernah bertemu dengan ayahnya yang kemudian meninggal di penjara.
Penderitaan menjadi sekolah kehidupan bagi Ciputra. Rangkaian kehidupan masa kecil yang keras telah menyuntikan sesuatu yang luar biasa dalam hidupnya untuk bertekad maju. Mimpi untuk bisa bangkit. Harapan untuk bisa terbang dari kehidupan sulit. Itulah passion! Sebuah energi yang dibangun dari kesulitan hidup sampai ketitik terbawah yang nyaris meluluhlantakkan semuanya kecuali mimpi. Mimpi untuk membuktikan bahwa kita bukanlah manusia yang lemah dan mudah menyerah.
Ciputra berkata : diantara kesulitan hidup, ada satu hal yang saya pelihara, yakni mimpi yang keras kepala. Saya tidak peduli pada sepatu jelek saya. Tak peduli pada uang saku yang pas pasan. Buat saya, impian masa depan adalah hak setiap orang. Dan saya tak mau mimpi itu hanya bertengger dalam benak. Saya mau itu jadi nyata.
Wow.. mimpi yang benar-benar keras kepala. Sungguh, jika kita bermimpi dengan keras kepala, mewujudkannya dengan tekad baja, maka Tuhan akan membuktikan dukungan-Nya melalui banyak keajaiban yang luar biasa. Bersambung...!!!
Post a Comment for "Never Give Up"