Translate

Memahami Iman, Pengharapan Dan Kasih

Memahami iman, pengharapan dan kasih ~ Memasuki Perjanjian Baru (PB), kita dihantar pada 3 pemikiran teologi yang sangat kuat yang memperlengkapi (baca: menyempurnakan) apa yang ada di dalam PL, yakni : IMAN, PENGHARAPAN dan KASIH. Kesimpulan ini kita dapati dari tulisan rasul Paulus yang secara eksplisit mengatakan: “demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar diantaranya ialah kasih” – 1 Korintus 13:13. Apa itu iman dan apa fungsi iman?. Iman (dalam PB) di definisikan sebagai : 1. Anugerah. Ya iman adalah anugerah Allah, sehingga melalui iman kita dapat mengenal dan percaya bahwa Yesus Kristus adalah FIRMAN ALLAH yang hidup. FIRMAN yang datang untuk menebus dan menyelatkan manusia dari HUKUM, dan bahkan mengubah manusia yang berdosa menjadi anak anak Allah (Yoh 1:12). 2. Respon. Iman membuat kita (oleh pertolongan Roh Kudus) dapat meresponi karya kasih dan kuasa anugerah Allah yang besar, sehingga keselamatan dari Allah dinyatakan kepada kita. Kepada seorang perempuan yang mendengar kisah tentang (kasih dan kuasa) Yesus dan dia percaya bahwa Yesus dapat menyembuhkan penyakit pendarahan yang dideritanya selama 12 tahun, hanya dengan menjamah jubah Yesus; maka Yesus berkata kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!" (Markus 5:34). Imanlah yang membuat kita dapat melihat dan merasakan serta meyakini dengan sangat kuat bahwa apa yang kita percayai itu telah terjadi dan terbukti. Kitab Ibrani 11:1 berkata: Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. 3. Perjanjian. Iman juga berarti kita mengikatkan diri dalam perjanjian dengan Allah sendiri. Inilah yang diteladankan oleh Abraham dan yang ditekankan ulang oleh kitab Ibrani, dimana saat Allah mengikatkan perjanjian dengan Abraham dan Abraham mengikatkan perjanjian dengan Allah maka sejak saat itulah Abraham disebut sebagai orang yang beriman (Ibr 6:13-18). Nah ikatan perjanjian itulah yang disebut sebagai iman atau janji iman.
Jadi, Iman bukan sekedar kepercayaan akan agama atau akan Tuhan dan nabiNya. Tetapi iman menurut Alkitab (khususnya PB) digambarkan sebagai perjumpaan yang indah antara anugerah Allah yang besar melalui Yesus Kristus (Sang Firman) dengan respon manusia (oleh pertolongan Roh Kudus) untuk mengikrarkan perjanjian baru dalam relasi yang baru, yakni Bapa-anak. Sebuah dimensi relasi yang penuh dengan kuasa dan sukacita kudus yang melampaui segala akal. 4. PENGHARAPAN. Kita diselamatkan oleh kasih karunia Allah melalui iman. Itu bukan (semata mata) hasil usaha kita dan bukan pekerjaan kita, tetapi pemberian Allah (band Efesus 2:8-9), karena itu tidak ada satu alasan apapun buat kita untuk bermegah. Melalui iman itulah kita juga beroleh masuk dan bermegah pada pengharapan akan janji dan kemuliaan Allah. (band. Roma 5:2) Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. (Roma 5:5) Dalam tradisi Kristen, pengharapan dalam Kristus dan iman dalam Kristus berhubungan erat; harapan memiliki suatu konotasi yang berarti seseorang yang berharap memiliki suatu keyakinan kuat, melalui kesaksian Roh Kudus, bahwa Kristus telah menjanjikan suatu kehidupan yang lebih baik atau kekuatan saat umatNya mengalami tekanan dan pencobaan. Umat Kristen memandang kematian bukan hanya sebagai akhir dari kehidupan, tetapi justru sebagai pintu gerbang menuju suatu kehidupan yang kejal bersama dengan kemuliaan Bapa di Sorga. Paus Benediktus XVI mengatakan, “Barangsiapa percaya kepada Kristus memiliki masa depan. Karena Allah tidak memiliki keinginan atas apa yang layu, mati, semu, dan akhirnya dibuang: Ia menginginkan apa yang berbuah dan hidup, Ia menginginkan hidup dalam kepenuhannya dan Ia memberi kita hidup dalam kepenuhannya”. John C. Maxwell juga berkata: “if there is hope in the future, there is power in the present”. Ya itulah kekuatan pengharapan yang menjadi penyempurna iman, khususnya saat umat ada dalam kesulitan dan penderitaan. Kita berharap pada sesuatu yang pasti, yakni di dalam dan bersama dengan Allah sendiri. Ibrani 6:19-20 dengan sangat apik menggambarkan: “Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya”. Ini sungguh penggambaran yang luar biasa. Ibarat kapal, jika sauh atau jangkarnya sudah dilabuhkan maka kapal itu akan aman walau gelombang ombak dan badai menerpa. Dan kapal itu akan menuju pada sauh dimana sauh itu diletakkan. Sungguh sangat brilian, jika penulis kitab Ibrani ini menggabungkan gambaran sauh kapal dan Bait Allah untuk memberi gambaran tentang PENGHARAPAN. Apa artinya? Artinya jika sauh (jangkar) kapal hidup kita itu sudah dilabuhkan sampai dibelakang tabir (sampai kedalam ruang Maha Kudus), maka jiwa kita itu sudah pasti aman dalam perlindungan Allah sendiri. Perahu atau kapal itu sudah pasti akan masuk kedalamnya (ruang Maha Kudus), sebab sauhnya sudah terlebih dahulu dilabuhkan disana. Hal itu bisa dan mungkin terjadi karena Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya. Wow... sungguh luar biasa!! Jadi, pengharapan didalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus akan membawa ketenangan dan kepastian bagi jiwa kita untuk dapat masuk kepada kehidupan kekal bersama dengan Allah Bapa, sebab tabir itu telah ditembus oleh Sang Perintis yakni Tuhan kita Yesus Kristus. Tidak ada satupun yang bisa menggagalkannya, mengacaukannya. Tidak sakit, penderitaan, pencobaan ataupun penganiayaan... sebab dalam penggarapan itulah kita menemukan ketenangan jiwa dan kepastian keselamatan dan kemuliaan kekal. Amin!

Post a Comment for "Memahami Iman, Pengharapan Dan Kasih"