Hidup Yang Ditransformasi Oleh Roh Kudus
Hidup yang ditransformasi oleh Roh Kudus ~ Landasan firman Tuhan untuk tema hidup yang ditransformasi oleh Roh Kudus, diambil dari surat rasul Paulus kepada jemaat di kota Filipi. Secara lengkap firman Tuhan saya lampirkan di bawah ini.
Filipi 3:7-14.
3:7 Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
3:8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
3:9 dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
3:10 Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
3:11 supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.
3:12 Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.
3:13 Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,
3:14 dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
Kemarin dalam ibadah di GKMI ARK, pendeta Nyoo Mee Fang menjelaskan dengan sangat indah apa artinya transformasi hidup bagi orang yang telah dijumpai dan mengalami kepenuhan Kristus. Contohnya adalah rasul Paulus. Bagaikan kupu-kupu, hidup Paulus mengalami perubahan bentuk (transformasi) yang sangat nyata, dari ulat - kepompong – kupu-kupu.
Ada perbedaan nyata antara manusia lama dengan menusia baru didalam Kristus, yakni :
Manusia Lama.
Manusia lama itu mengerjakan segala sesuatu dengan berlandaskan pada kekuatan diri sendiri. Merasa diri telah bergiat dalam memberi, dalam melayani dan bahkan dalam kesucian diri. Ya... itulah Saulus (manusia lama) yang hidup keagamaannya (pelayanannya) berfokus pada kebisaan dan kekuatan diri sendiri. Akibatnya Saulus bisa menjadi pribadi yang :
a. sombong
b. salah sasaran
c. mudah rapuh dan lelah
d. melihat diri sebagai ukurannya.
Nah, ketika Saulus mengalami perjumpaan dan perubahan (transformasi) hidup melalui kepenuhan Kristus, maka ia berkata : “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus” (Filipi 3:7-8).
Manusia Baru.
Sejak perjumpaan dengan kasih karunia Kristus itulah Saulus berubah menjadi Paulus. Ia mengalami transformasi hati, pikir dan hidup yang total, menuju pada kepenuhan hidup yang mendatangkan kesukacitaan dan kedamaian yang melampaui segala akal. Tentu masalah yang dihadapi tidak bertambah ringan, bahkan semakin berat. Tetapi setelah ia mengalami transformasi hidup, rasul Paulus menjadi:
a. rendah hati
b. tenang
c. makin kuat
d. memandang kepada Tuhan
Saat menghadapi ujian, ejekan, fitnahan dan bahkan aniaya karena iman dan pelayanannya, rasul Paulus tidak uring uringan, ia menjadi lebih tenang. Ia sadar bahwa ini bukan lagi soal pembenaran dan penerimaan dari manusia. Sebab ia telah mengalami pembenaran dan penerimaan dari Kristus yang jauh melebihi semua pengakuan dan pembenaran manusia. Oleh sebab itu rasul Paulus menjadi pribadi yang makin rendah hati, kuat dalam tekanan karena ia hanya memandang kepada Tuhan saja. Semua yang ia kerjakan adalah untuk Tuhan. Ini bukan tentang dia dan pelayanannya, tetapi ini semua tentang Tuhan dan pelayanan kepada Tuhan. Ia ingin makin menjadi seperti Kristus, dan bukan menjadi seperti yang orang lain (netizen) inginkan.
Itulah sebabnya dia berkata: “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati” (Filipi 3:10-11).
Saudara, sungguh tiada keindahan dan kepenuhan hidup bagi kita para pengikut Kristus kecuali mengejar kehidupan yang makin serupa dengan Kristus. Tidak mudah memang, tetapi itu bukan hal yang mustahil sebab hal itu datangnya dari pihak Allah. Alih alih kita bisa mengejar dan mengerjakannya (dengan kekuatan sendiri), Allahlah yang justru menangkap dan mengerjakannya dalam hidup kita. Tugas kita hanyalah meminta dan membiarkan Roh Kudus leluasa bekerja mentransformasi hati, pikiran dan hidup kita seperti yang dialami oleh rasul Paulus.
Post a Comment for "Hidup Yang Ditransformasi Oleh Roh Kudus"