Cinta Kasih Kristus Yang Menggerakan Persaudaraan Part 1
Cinta kasih Kristus yang menggerakan persaudaraan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema cinta kasih Kristus yang menggerakan persaudaraan, diambil dari surat rasul Petrus yaitu dalam 1 Petrus 1:22. Demikianlah firman Tuhan : “Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu”.
Surat Petrus menunjukkan kepada kita, bahwa orang-orang Kristen mula-mula yang tersebar di Asia kecil, pada waktu itu mengalami penderitaan dan pergumulan. Mereka seringkali mengalami krisis identitas. Mereka merupakan kelompok minoritas (2:12), yang tidak dipandang dan bahkan dianggap sebagai kaum marjinal (2:18 “hai kamu, hamba-hamba”). Tidak ada kelebihan atau hak istimewa duniawi yang mereka miliki! Berkali-kali mereka difitnah dan dinista (2:12; 3:16). Dan merekapun juga mengalami ketidakadilan (2:18-19; 4:14-16). Di tengah-tengah kondisi seperti inilah surat Petrus dituliskan kepada mereka. Dengan harapan supaya mereka mendapatkan kekuatan dan pengharapan.
Kita pun hari ini juga tidak luput dari penderitaan, pergumulan, dan tekanan hidup. Hanya saja mungkin bentuknya berbeda dengan orang-orang Kristen mula-mula di sekitar Asia kecil. Di tengah-tengah kondisi hidup kita yang dekat dan akrab dengan penderitaan, pergumulan, dan tekanan, Petrus mengajarkan kepada kita dua hal, yaitu :
1. Mengaplikasikan kasih persaudaraan dalam Kristus.
Cinta kasih Kristus yang menggerakan persaudaraan kita merupakan pengikat yang mempersatukan di tengah berbagai perbedaan, penderitaan dan ujian iman yang dihadapi dan dialami oleh orang percaya. Ayat 22 mengatakan: “Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.”
Apa itu “kasih persaudaraan”? Kata “kasih persaudaraan” ini diterjemahkan dari Bahasa Yunani PHILADELPHIA, yang berasal dari dua suku kata, yakni PHILEO/ PHILIA (yang berarti kasih / mengasihi), dan ADELPHOS (yang berarti brother/ saudara). PHILADELPHIA ini jarang digunakan, bahkan hampir tidak pernah ditemukan dalam literatur-literatur (tulisan-tulisan) di luar literatur/ tulisan kekristenan. Artinya bahwa kata PHILADELPHIA atau “kasih persaudaraan” merupakan sebuah ciri khas yang melekat dengan kehidupan kekristenan. PHILADELPHIA atau “Kasih Persaudaraan” merupakan karakter dan identitas kekristenan.
Lalu bagaimana seharusnya kita mengamalkan kasih persaudaraan di dalam kehidupan kita? Firman Tuhan mengatakan “dengan tulus ikhlas” → unto unfeigned love (KJV), dengan tidak pura-pura/munafik; → for a sincere love (RSV), → dengan sungguh-sungguh dari hati. Coba perhatikan frasa ini “sungguhsungguh saling mengasihi,” di sini terjadi perubahan kata, bukan lagi menggunakan kata PHILADELPHIA lagi, tetapi menggunakan kata AGAPASATE (dari suku kata AGAPAO/AGAPE). Artinya untuk mengasihi saudara seiman kita, kita butuh standar kasih tertinggi, yaitu kasih Allah itu sendiri.
Petrus menginginkan pembacanya memiliki kemajuan kasih itu, bukan hanya kasih persaudaraan yang didasari dari kasih manusia, melainkan kasih persaudaraan yang di dasari dari kasih Allah itu sendiri. Yohanes 13:34-35 “(34) Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi. (35) Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”
Post a Comment for "Cinta Kasih Kristus Yang Menggerakan Persaudaraan Part 1"