Memahami Nubuat Secara Alkitabiah - Khotbah Kristen
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Memahami Nubuat Secara Alkitabiah

Memahami nubuat secara Alkitabiah ~ Landasan firman Tuhan untuk tema memahami nubuat secara Alkitabiah, diambil dari surat rasul Paulus, yaitu dalam 1 Korintus 2:6-16. Dalam perjalanan kemarin, saya dan Pdt. Trofimus berdiskusi tentang nubuat, sebab banyak orang salah mengerti dan salah menggunakan karunia nubuat. Kesimpulannya, karunia nubuat itu harus ada dalam satu bingkai dengan karunia karunia hikmat, marifat. Mengapa? Karena kelau ia berdiri sendiri, maka kita tidak bisa dikontrol kebenarannya. Betapa banyak orang menggunakan kata kata "nubuat" untuk kepentingan diri sendiri, untuk meramal, dan (tidak jarang) untuk menghakimi orang lain. Jika itu terjadi, tentulah sangat berbahaya karena bisa jatuh pada penyesatan dan kekacauan paham diantara umat.
Saudara, Nubuat itu berbeda dengan meramal. Kalau meramal itu memprediksi apa yg belum terjadi dengan bantuan klenik (roh) atau membaca pola pola tertentu seperti raut muka, garis tangan, andeng andeng atau bahkan tulisan dan tanda tangan. Sedangkan nubuat itu, berangkat dari mendengar suara TUHAN yang disampaikan kepada orang tertentu (disebut nabi) atau kemampuan untuk menguraikan rahasia yang ada dalam Firman Tuhan (I Kor 2:7-10). Jadi nubuat itu menyampaikan suara TUHAN dan atau menyampaikan suara FIRMAN. 1. Nubuat dan Hikmat. Orang yg menyampaikan nubuat haruslah orang yang memiliki hikmat. Artinya, dia harus takut akan TUHAN dan mengenal isi hati dan pikiran TUHAN. Rasul Paulus mengatakan: "Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita." Jadi, sekali lagi nubuat bukanlah ramalan. Nubuat itu memberitakan hikmat Allah dan menyingkapkan rancangan rancangan Allah di dalam FirmanNya. 2. Nubuat dan Marifat. Nubuat juga tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan, Ayub berkata: "aku tahu bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencanaMu yang gagal. FirmanMu: siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku bercerita tentang hal hal yang sangat ajaib bagiku yang tidak kuketahui." (Ayub 42:1-3). Pernyataan Ayub ini menyadarkan kepada kita bahwa nubuat harus diuji dan dijajagi (juga) dengan pengetahuan, atau common sense. Apakah hal itu wajar, masuk akal, atau tidak. Isilah otak kita dengan informasi dan ilmu pengetahuan setiap hari. Terus belajar dan update dengan hal hal yang baru dan bermanfaat.  Jika ada keraguan, check dan recheck dengan ahlinya, jangan merasa diri pandai dan seolah olah semua hidup adalah urusan agama dan sorga. Sebab Tuhan juga ingin agar kita menjadi orang yang dewasa dalam hikmat dan cerdas dalam marifat (ilmu pengetahuan). Sehingga tidak ada orang (ajaran) yang dengan mudahnya menyuci otak dan kesedaran kita untuk bertindak konyol oleh apa yang dikatakannya sebagai nubuat. Jadi nubuat tidak bertentangan dengan hikmat dan marifat. Dan karunia nubuat diberikan oleh Tuhan bagi kita agar kita makin mendalami dan mencintai Firman Tuhan, serta hidup smart dan bernas seperti Daniel, Hanaya, Misael dan Azarya yang memiliki kecerdasan sepuluh kali lipat dari orang orang sejamannya (Dan 1:19-20).

Post a Comment for "Memahami Nubuat Secara Alkitabiah"