Translate

4 Peristiwa Iman Yang Menyertai Pentakosta

4 peristiwa iman yang menyertai pentakosta ~ Landasan firman Tuhan untuk tema 4 peristiwa iman yang menyertai pentakosta, diambil dari kitab Kisah Para Rasul pasal 2 sampai dengan pasal 4 dan surat rasul Paulus kepada jemaat di kota Roma yaitu Roma 12:11. Peristiwa pentakosta merupakan salah peristiwa penting dalam dogmatika atau pengajaran iman Kristen. Peristiwa pentakosta atau peristiwa pencurahan Roh Kudus menandai babak baru pelayanan para rasul dan juga gereja sampai dengan hari ini. Komunitas baru sebagai pengikut Kristus terbentuk. Orang-orang Kristen perdana berkumpul membentuk suatu pelayanan yang memberi pembeda. Ini bukan sekedar pembeda tetapi pembeda yang memberi dampak spiritual dan sosial yang sangat positif. Menjaga api antusias dalam persekutuan dan pelayanan Gereja itu mustahil dilakukan apabila kita tidak konek dengan sumber api Roh Kudus. Yang ada hanyalah aktivitas dan rutinitas, tanpa antusias. Namun apabila Roh Kudus turun dan umat mengalami pelawatan Allah (seperti yang terjadi saat Pentakosta); akan ada kegembiraan dan sukacita serta roh yang menyala-nyala dalam kehidupan umat (Gereja). Hal ini terjadi di Gereja mula-mula yang dicatat dalam Kisah Para Rasul pasal 2 sampai pasal 4.
Ada 4 peristiwa iman yang menyertai Pentakosta, yakni: Satu, ada intervensi Allah dengan lawatan Roh Kudus yang turun dari surga saat mereka berdoa dan bersekutu. Tanpa intervensi Allah dan Roh Allah maka persekutuan dan kumpulan mereka akan meredup, surut dan lenyap di telan waktu. Dua, ada pengajaran yang berbasis pada Yesus Kristus sebagai Mesias yang dinantikan. Semua orang/bangsa membutuhkan kehadiran dan pemenuhan akan Sang Penyelamat. Nah inilah yang menjadikan kekristenan awal menjadi kegerakan yang berbeda. Bukan pada tata tertib pengaturan normatif, hukum dan ritual tetapi pada kegerakan mesianik yang membawa kabar sukacita, keselamatan bagi semua bangsa. Visi dan gerak penginjilan (baca kesaksian) terjadi dimana-mana. Semakin ditekan justrus mereka semakin berkembang dalam soliditas iman dan pelayanan. Tiga, ada kuasa (sign, wonders dan miracles) yang menyertai pemberitaan kabar sukacita (Injil) tersebut. Iman dan persekutuan menjadi hidup karena kuasa Allah bekerja menyertai persekutuan dan pelayanan mereka. Petrus dan Yohanes menyembuhkan orang lumpuh. Kuasa dari Roh Kudus tersebut juga diempartasikan ke murid-murid yang lainnya, sehingga kata-kata dan pelayanan mereka penuh dengan Roh. Empat, cara hidup yang diubahkan. Baik cara hidup sehari-hari dalam rumah masing-masing, tetapi juga cara hidup bersama dalam persekutuan gereja mula-mula. Mereka sehati sepikir, sejiwa dan saling berbagi. Pendek kata persekutuan dan pelayanan mereka sangat hidup dan saling menghidupkan. Roh Allah telah bekerja dan terus bekerja dalam persekutuan serta pelayanan jemaat mula-mula. Nah, jika ingin terus bergairah dalam persekutuan dan pelayanan maka kita perlu menelaah dan meneladani apa yang dituliskan dalam Kisah Para Rasul pasal 2 sampai pasal 4. Kita juga berdoa agar api Roh Kudus terus bekerja dan melanda gereja-gereja di Indonesia. Jangan suam, kendor dan malas, apalagi ribut dalam perpecahan yang tidak perlu untuk memperebutkan pepesan kosong. Mari kita kembali pada peran dan lawatan Roh Kudus dalam dan melalui Gereja kita. Di mana ada koneksi yang hidup (antusias) antara roh kita dengan Roh Kudus. Ada pengajaran berbasiskan pada Injil Yesus Kristus (true evangelical faith); ada keterbukaan pada lawatan kuasa dari Allah; serta adanya kerinduan dan kegerakan yang besar untuk pekabaran Injil.

Post a Comment for "4 Peristiwa Iman Yang Menyertai Pentakosta"