Translate

Polemik Dogmtika Di Medsos Dan Cara Menyikapinya

Polemik dogmatika di medsos dan cara menyikapinya ~ Landasan firman Tuhan untuk tema polemik dogmatika di medsos dan cara menyikapinya diambil dari khotbah Tuhan Yesus di bukit, yaitu dalam Injil Matius 5:9. TUHAN Yesus Kristus bersabda: “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah”. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan saluran komunikasi sosial saat ini berkembang sangat cepat. Dampaknya juga sangat dahsyat dan luar biasa. Di seluruh dunia semua bangsa dibanjiri oleh beragam postingan yang tersebar da disebar secara masif oleh siapa saja. Topik-topik yang disebar juga sangat beragam dan variatif. Salah satu yang menarik perhatian publik ialah ketika terjadi perdebatan di ruang publik khusus tentang ajaran agama. Bukan saja ajaran agama non Kristen yang digugat di ruang media sosial, pengajaran iman Kristen menjadi salah satu topik yang sangat rame diperdebatkan. Perdebatan dogtrinal tersebut bukan saja antara Kristen dan non Kristen, tetapi Kristen dan Kristen juga beradu argumentasi tentang kebenaran yang diyakininya. Perdebatan ini masuk ranah pakar teologi dan kaum awam yang menganggap bahwa mereka punya kapasitas dan kompetensi untuk menyatakan kebenaran yang diketahui dan diyakininya.
Sebagai Umat Allah, kita harus berbuka hati dan menyadari bahwa: Pertama, Situasi Covid-19 dan keadaan dunia saat ini, membuat kondisi tidak kondusif untuk meresponi pernyataan dogmatis apa pun, satu kepada yang lain, dengan “berdebat atau menyerang” ajaran orang lain. Di sini tidak ada yang menang, karena “Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak” (Amsal 25:11, dan lagi, “Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang” (Amsal 16:24). Kedua, Kalau pun masing-masing mengklaim kebenarannya, tetap saja kedua belah pihak sama-sama kalah dan pada gilirannya sama-sama salah serta sama-sama terluka, dan sama-sama kehilangan damai (Yesaya 32:17). Ingatlah bahwa “Debat Dogmatika (ajaran yang dianut) tidak akan selesai dengan menang – kalah”. Ketiga, Semua pihak harus menahan diri dan kembali ke basis, mewujudkan panggilan Gereja: Memelihara kesatuan, memupuk persekutuan, menguatkan kesaksian bersama, memurnikan pemberitaan, dan menjadi instrumen pembangunan guna membangun sesama dan menjadi berkat kepada dunia, dalam satu TUHAN, satu kasih, satu iman dan satu pengharapan dalam membangun Tubuh Kristus (Efesus 4:1-16), karena “Gereja ada di dalam dunia, gereja ada untuk menjadi berkat kepada dunia” (Yohanes 17:18: 20:21). Keempat, Pilihan terbaik adalah bersikap bijaksana (dengan integritas teguh: benar, baik, adil, tulus, jujur, mengasihi dan lemah lembut), mengedepankan sikap bijak serta arif berpikir, berkata dan bertindak (Yesaya 32:8; Filipi 4:5,8-9), sehingga semua menjadi berkat satu kepada yang lain, supaya orang lain diberkati. Kelima, Sebagai orang Kristen, kita harus mengedepankan kasih persaudaraan dan tanggung jawab menjaga perdamaian serta mengalahkan kejahatan, jangan saling membinasakan (Roma 12:9-22; 14:8-12; I Yohanes 4:7-12; Galatia 5:14-15), agar kita dapat memberi teladan iman dan menjadi berkat bagi dunia ke mana Gereja terutus oleh TUHAN-nya (Matius 28:18-20). Dengan demikian, “kiranya kita bersabar hati satu dengan yang lain dan saling mengampuni di dalam Kristus Yesus TUHAN kita” (Kolose 3:12-13), lalu, “biarlah damai sejahtera Kristus memerintah hati kita demi memenuhi panggilan-Nya” karena: “Gereja ada di dalam dunia, gereja terutus untuk menjadi berkat kepada dunia” … Kiranya …….! Dalam doa untuk kedamain bagi semua, karena “jika kita membawa damai, kita memberkati sesama, dan kita pasti berbahagia” (Matius 5:9) Bersatu demi memenangkan pertarungan atas Covid-19. Dikutip dan diedit seperlunya dari https://yakobtomatala.com

Post a Comment for "Polemik Dogmtika Di Medsos Dan Cara Menyikapinya"