Mengambil Bagian Dalam Misi Allah
Mengambil Bagian Dalam Misi Allah ~ Landasan firnan Tuhan untuk tema mengambil bagian dalam misi Allah, diambil dari Injil Yohanes 20:19-23.
Bagaimana dapat mengambil bagian dalam misi Allah.
1. Mengalami shalom Allah. ay. 19-20. Damaisejahtera meleyapkan ketakutan. Damai sejahtera lahir dari iman akan kebenaran sejarah kematian dan kebangkitan Kristus (1 Kor. 15:19; Roma 10:9-10). Pengakuan akan pribadi dan karya Kristus seorang diselamatkan.
2. Memahami strategi pelaksanaan misi Allah (ay.21).
"sama seperti Bapa mengutus Aku, demikianlah Aku mengutus kamu". Bagaimana Bapa mengutus Yesus. Allah Bapa mengutus Tuhan Yesus ke dalam dunia (Yohanis 3:16). Strategi yang dapat dipelajari, adalah:
1. melalui strategi inkarnasi (Yohanis 1:1,14; Ibrani 2:14-16). Strategi ini juga ditegaskan oleh Tuhan Yesus, bahwa kamu adalah garam dan terang bgi dunia (Matius 5:13-16). Garama harus melarut, sehingga memberi rasa pada masakan. Terang juga harus terlihat, sehingga orang dapat memuliakan Allah melalui perbuatan baik yang dilakukan, tidak menjadi batu sandungan yang menyebabkan orang berdosa.
Secara praktis gereja Tuhan dan setiap orang percaya ada di dalam dunia, perlu memahami masalah dunia dimana ia berada dan memberikan jalan keluar atas masalah yang dihadapi sehingga memberikan solusi dan menghadirkan tanda-tanda kerajaan Allah disana (Roma 14:17-18).
2. Melalui strategi kontekstualisasi. Keberadaan Tuhan Yesus di dunia adalah 33,5 tahun. 30 tahun tidak ada penjelasan mengenai apa yang dikerjakan oleh Kristus. 30 tahun ia pakai untuk mempelajari kehidupan pada saat itu. Ini terlihat dalam pelayanan Yesus yang sangat kontekstual.
Ketika berbicara dengan berbagai kelompok masyarakat baik petani, nelayanan dan hal-hal yang berhubungan dengan ekonomi, politik, hukum dan keagamaan Tuhan Yesus selalu menjelaskan dari sudut pandangan para pendengarnya sehingga kebenaran yang disampaikan-Nya menjadi relevan dan dapat dipahami oleh pendengar.
Kebenaran ini juga terlihat dalam pelayanan rasul Paulus ketika menjelaskannya bagi jemaat di Korintus (1 Kor. 9). Rasul Paulus juga mengambil teladan Yesus dalam pelayanan. Kebenaran ini menunjukkan bahwa pendekatan kontekstual, diperlukan untuk menjawab berbagai perubahan yang ada dalam pelayanan gereja, sehingga Injil dapat dipahami dalam konteks yang berubah.
3. Melalui strategi pemberdayaan (Markus 1:17; Matius 10; Efesus 4:11-16). Tuhan Yesus dalam melaksanaan misi Allah. Ia juga mempersiapkan para rasul untuk melanjutkan berita keselamatan yang dikerjakan secara sempurna diatas kayu salib. Yesus memanggil, memilih, melengkapi dan mengutus para rasul ini dalam pelayanan.
Prinsip ini juga bagi gereja yang dilakukan oleh rasul Paulus dengan menjelaskan fungsi para pemimpin untuk memperlengkapi orang kudus bagi pekerjaan pelayanan dan pembangunan tubuh Kristus sampai mencapai kedewasaan iman dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Proses ini bila dilaksanakan menunjukkan kesinambungan dari pekerjaan misi sehingga turut mempercepat kedatangan Kristus yang kedua kali (II Petrus 3:11-12).
4. Memiliki otoritas Allah ( Ay. 22-23). Tuhan Yesus memberikan otoritas Allah kepada para rasul untuk melaksanakan pemulihan manusia dengan Allah melalui Kristus. Otoritas ini telah diberikan kepada setiap orang percaya melalui peristiwa pencurahan Roh Kudus (Kisah. 1:8).
Kepenuhan Roh Kudus menjadi hal yang penting dalam pelaksanaan pelayanan misi. Tuhan Yesus mengalaminya (Lukas 4:1; 18-19). Para rasul dan diaken juga menjadi prasyarat dalam pelayanannya (Kisah 6). Dan menjadi perintah bagi setiap orang percaya untuk tetap mengalaminya (Efesus 5:18).
Pelayanan misi adalah pekerjaan rohani. Allah yang mengubah kehidupan manusia yang berdosa. Setiap orang percaya, gereja Tuhan dipanggil untuk mengambil bagian dalam dalam misi Allah ini. tiga hal ini menjadi penting yakni milikilah shalom Allah dalam setiap situasi hidup yang tidak mendatangkan sukacita, memahami strategi pelaksanaan misi yang telah Allah lakukan melalui Tuhan Yesus ketika berada di dunia dan berserah diri setiap hari dalam kehidupan yang dipimpin dan dipenuhi oleh Roh Kudus sehingga otoritas Allah nyata dalam setiap tindakan dalam pelayanan. Tuhan memberkati.
Sumber : Pdt. Dr. Yunus Laukapitang, M.Th
Post a Comment for "Mengambil Bagian Dalam Misi Allah"