Translate

Hidup Yang Ditentukan Perkataan

Hidup yang ditentukan perkataan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema hidup yang ditentukan oleh perkataan diambil dari Injil Matius. Penulis Injil Matius dalam ilham Roh Kudus, menulis: “Karena menurut ucapanmu engkau dibenarkan dan menurut ucapanmu engkau akan di hokum” – Matius 12:31.

 

Ketika kita menelusuri Alkitab dengan membacanya dari kitab Kejadian hingga Wahyu maka kita akan menemukan ada ribuan janji/Firman Allah yang tertulis. Allah tidak hanya memberikan janji-janji-Nya itu pada kita supaya kita percaya saja, tetapi supaya kita juga memperkatakan janji-janji Allah itu. Melalui ucapan atau perkataan, kita dapat memperoleh dua hal yaitu, dibenarkan atau dihukum.

 

Seseorang dapat berurusan dengan hukum bukan saja karena telah melakukan suatu tindakan kejahatan, tetapi oleh karena ucapannya, perkataannya yang di anggap dapat merugikan orang lain. Dalam dunia realitas  beberapa kejadian kita melihat bahwa karena ucapannya, seseorang itu dapat berurusan dengan hukum, polisi, bahkan sampai ada yang masuk penjara. Di sisi lain, apabila ucapan seseorang itu bermakna, dapat memberi inspirasi, semangat, dan motivasi, maka orang tersebut akan dihargai, dikenal baik, dan dihormati orang.

 

Melalui  ucapan seseorang, kita dapat melihat apakah ia orang beriman atau tidak. Begitu pentingnya ucapan itu. Baca...(Markus 7:27-30) ayat ini menceritakan tentang bagaimana seorang ibu, perempuan siro-Fenesia yang percaya. Ibu ini memiliki anak perempuan yang kerasukan roh jahat, ia datang memohon kepada Yesus supaya mengusir roh jahat itu dari anaknya.

Yesus berkata kepadanya: Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing”. Tetapi perempuan itu menjawab: Benar Tuhan. Tetapi anjing di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak”. Kata Yesus kepada perempuan ini: Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang karena setan itu sudah keluar dari anakmu”.

 

Sekalipun perkataan Yesus sangat pedaskepadanya, namun ibu ini tetap beriman, percaya bahwa Yesus memiliki belas kasih, dan oleh ucapan ibu itu kepada Yesus maka Yesus membalasnya dengan menyembuhkan putrinya. Melalui ucapannya ibu itu dibenarkan dan menerima berkat dari Yesus. Ia pulang kerumah ia dapati anaknya sedang berbaring dan setan itu sudah keluar.

 

Apakah yang saudara ucapkan dalam kehidupan sehari-hari? Apakah ucapan itu menyatakan tentang kegagalanmu, ketidak mampuanmu atau kemarahanmu? Boleh saja kita mengatakan hal itu, namun hal itu tidak berguna dan tidak mendatangkan berkat bagi kita. Jangan ucapkan hal-hal yang sia-sia, karena dpt menambah masalah, kita harus memiliki ucapan yang membangun, yang sedap didengar, ucapan yang mengundang kuasa Allah terjadi. Kita harus menjaga ucapan kita,berlatih setiap hari untuk mengucapkan/memperkatakan Firman Allah.

 

MENGAPA KITA PERLU MEMPERKATAN FIRMAN ALLAH?

 

Satu, sebagai bukti bahwa kita percaya pada Firman Tuhan.

Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: Aku percaya,sebab itu aku berkata-kata”, maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata” – 2 Korintus 4:13. Kita tidakk bisa lari dari kenyataan yang ada, yang sedang terjadi, kita harus menghadapi apapun situasi kehidupan ini, entah itu masalah pribadi, masalah dalam rumah tangga, masalah pendidikan, masalah dalam pelayanan, dll. Bagaimanapun beratnya masalah yang kita hadapi, kita harus tetap percaya pada Firman Allah, akan pertolongan-Nya, dengan memperkatakan Firman-Nya.

 

Dua, supaya kita bertindak dengan hati-hati, sehingga menjadi berhasil Yosua 1:8.

Orang percaya akan selalu menjaga ucapannya, sebab dalam mulutnya ada kuasa. Ia tidak akan sembarangan mengeluarkan kata-kata, ia berhati-hati dengan ucapannya. Dalam menyikapi setiap keadaan yang tidak diinginkan, ia selalu memiliki kata-kata yang bermakna, ia tidak terpengaruh dengan keadaan. Tidak berjalan dengan apa yang ia lihat, tetapi ia mau berjalan dengan apa yang ia percayai, sampai ia melihat iman menjadi nyata.

 

Sebagai contoh kita dapat melihat kehidupan Ayub. Ayub dikatakan sebagai orang saleh dan jujur, ia takut akan Allah dan menjauhi  kejahatan, tapi kemudian Ayub harus mengalami penderitaan, harta miliknya habis terbakar, anak-anaknya meninggal, penyakit barah yang harus dideritanya dan istrinyapun meninggalkannya.

 

Hal itu diijinkan Tuhan terjadi untuk menguji imannya, namun sebelum Tuhan memulihkan keadaannya bahkan Tuhan memberkatinya dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu, Ayub terlebih dahulu mencabut perkataannya. Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku,dan dgn menyesal aku duduk dalam debu dan abu” – Ayub 42:5-6.

 

Berhati-hatilah akan ucapan yang keluar dari mulut kita, apabila ada suatu ucapan yang tidak sesuai dengan Firman Allah, yang telah kita ucapkan, maka kita harus segera mencabut perkataan tersebut, supaya tidak menimpa kita. Ambillah keputusan, ucapkan Firman Allah sesuai janji-Nya, maka hal itu akan terjadi, sebab Firman Allah yang kita ucapkan itu mengandung kuasa sehingga mujizat dari Allah terjadi dalam hidup kita.

 

Sumber : Pdt. Ludin Simanjuntak, S.Th.

Post a Comment for "Hidup Yang Ditentukan Perkataan"