Mengalami Pembebasan Dari Allah
Mengalami
pembebasan dari Allah ~ Landasan firman Tuhan untuk tema mengalami
pembebasan dari Allah, diambil dari Injil Yohanes 2:24-25. Silahkan pembaca
membaca bagian firman Tuhan tersebut yang saya sertakan dibawah ini. Selamat
membaca firman Tuhannya dan juga pembahasannya di bawah ini.
2:24 Tetapi Yesus
sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka
semua,
2:25 dan karena
tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab
Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia” - Yohanes 2:24-25.
Pengertian
Dis-ilusi
Keadaan disilusi
(disillusionment) berarti tidak ada lagi pengertian salah (miskonsepsi), kesan
yang palsu dan penilaian yang salah dalam kehidupan; itu berarti bebas dari
semua desepsi ini. Menurut kamus, disilusi, adalah bebas dari ilusi, atau
menyebabkan kehilangan kepercayaan, atau kekecewaan ketika menemukan sesuatu
tidak sebaik yang dipikirkan semula.
Namun, walaupun tidak lagi
tertipu oleh hal-hal salah tersebut, pengalaman kita mengenai disilusi dapat
mengakibatkan sikap sinis dan suka mengkritik dalam kita menilai orang lain.
Akan tetapi, disilusi -- pembebasan dari ilusi -- yang berasal dari Allah
memampukan kita melihat orang-orang sebagaimana adanya, tanpa sikap sinis atau
kritik yang menyengat dan pahit.
Ketika
terpenjara dalam ilusi
Banyak hal dalam kehidupan
yang mengakibatkan luka, duka atau nyeri dalam, bersumber pada kenyataan bahwa
kita menderita oleh ilusi atau pandangan kita yang menyesatkan. Kita tidak
memercayai atau tulus kepada sesama kita berdasarkan fakta-fakta, melihat satu
sama lain seperti diri kita; kita hanya “ngotot” pada gagasan kita yang keliru
tentang sesama kita. Menurut pemikiran kita, segala sesuatunya dilihat sebagai
menyenangkan dan baik, atau jahat, dengki dan pengecut.
Menolak dikecewakan
merupakan penyebab penderitaan hidup manusia. Dan beginilah penderitaan itu
terjadi -- jika kita mengasihi seseorang, tetapi tidak mengasihi Allah, kita
menuntut kesempurnaan dan kebenaran penuh dari orang itu, dan bila kita tidak
mendapatkannya maka kita menjadi tak berperasaan dan ingin membalas; tetapi
kita lupa, bahwa kita salah jika menuntut dari seseorang sesuatu yang ia
mungkin tidak dapat berikan.
Bebas
dari ilusi
Setiap manusia memiliki
kemampuan untuk keluar dari apa yang menjadi kesulitan dalam hidupnya. Misalnya
ketika seseorang sakit perut, maka orang tersebut akan berusaha untuk mencari
solusi supaya sakit perutnya bisa sembuh. Orang tersebut dapat pergi ke dokter untuk
berobat atau ke apotik untuk membeli obat sakit perut.
Tentunya sakit perut dengan
ilusi merupakan dua hal yang berbeda. Kendati demikian, keduanya sangat
berpengaruh bagi hidup setiap orang. Oleh karena itu, dibutuhkan pihak lain
untuk menolongnya supaya bisa mengalami kebebasan dan kesembuhan dari derita
yang dialaminya.
Secara khusus terkait dengan
ilusi, tentu tidak ada dokter dan cara lain yang dapat membebaskan setiap orang
dari penjara ilusi. Hanya ada satu Pribadi yang dapat memuaskan sepenuhnya
sampai kepada kedalaman hati manusia yang terluka, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Tuhan
nyata-nyata tidak kompromi dalam hal hubungan manusiawi karena Dia tahu bahwa
setiap hubungan yang tidak dilandasi kesetiaan kepada diri-Nya akan berakhir
dengan bencana. Tuhan tidak memercayai (trusted) siapa pun, dan tidak pernah
menaruh iman-Nya pada manusia, tetapi Dia tidak pernah bersikap curiga atau
pahit.
Kepercayaan Tuhan kita Yesus
adalah kepada Allah, dan dalam apa yang dapat dikerjakan anugerah Allah bagi
setiap orang, sedemikian sempurnanya sehingga Dia tidak pernah putus asa, tidak
pernah putus harap atas siapa pun. Jika trust/ kepercayaan kita diletakkan
kepada manusia, maka kita pada akhirnya akan merasa putus asa terhadap setiap
orang. Itu sebabnya, kita terus membangun koneksi yang intens dan konsisten
dengan Tuhan Yesus melalui doa, pembacaan Alkitab, persekutuan, pujian dan
penyembahan setiap hari. Inilah yang memampukan kita untuk tidak terjebak di
dalam kuasa ilusi.
Post a Comment for "Mengalami Pembebasan Dari Allah"