Life By Faith
Life by faith ~ Kitab Habakuk merupakan satu dari keduabelas kitab Nabi-nabi kecil dalam PL.
Penulisnya adalah Nabi Habakuk sendiri yang hidup di Yehuda pada masa pemerintahan raja Yosia dan raja Yoyakim sekitar abad 6 SM pada saat menjelang kehancuran kerajaan Yehuda yang menyusul kehancuran Kerajaan Utara sebelumnya. Habakuk mengalami dan menyaksikan ancaman dan serangan dari kerajaan Babel, dan Kasdim terhadap kerajaan Yehuda yang sama sekali tidak berdaya melawan kekuatan raksasa tersebut.
Ketidak berdayaan Yehuda menghadapi kekuatan musuh yang sangat tidak berimbang itu menimbulkan pertanyaan sang nabi, mengapa Tuhan seakan-akan diam saja melihat penderitaan umatNya yang tertindas tak berdaya: ”Berapa lama lagi Tuhan aku berteriak, tetapi tidak Kau dengar, aku berseru, tetapi tidak Kau tolong?”(1:2).
Pertanyaan-pertanyaan senada juga sering muncul dari orang-orang Kristen hari hari ini yang memiliki pemahaman bahwa sebagai orang percaya tidak akan mengalami penderitaan, kesakitan, kerugian, kemiskinan apalagi penganiayaan, jangankan mengalami hal-hal itu melihatpun tidak boleh: "Mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku memandang kelaliman?“ (1:3).
Jawaban Tuhan (1:5-11) membuat Habakuk tidak habis pikir sebab ternyata Tuhan sendirilah yang memakai kekuatan musuh untuk menindas bangsa-nya.: Sebab, sesungguhnya, Akulah yang membangkitkan orang Kasdim, bangsa yang garang dan tangkas itu,….(1:6).
Sekalipun Tuhan sudah panjang lebar berbicara kepadanya, Habakuk tetap saja tidak dapat memahaminya. Baginya Tuhan hanya diam dan memandangi saja pergumulannya tanpa bertidak apa-apa: Mengapa Engkau memandangi orang-orang yang berbuat khianat itu dan Engkau berdiam diri, apabila orang fasik menelan orang yang lebih benar dari dia? (1:13).
Disatu sisi Tuhan sedang berbicara tentang kedaulatan-Nya, disisi lain Habakuk terus menerus menginginkan Tuhan bertindak menjawab permohonannya: aku mau meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku, dan apa yang akan dijawab-Nya atas pengaduanku.(2:1).
TetapiTuhan terus saja berfirman kepadanya tentang kekuasaan dan kedaulatan-Nya yang tidak terbatas, sampai akhirnya pola pikir Habakuk berubah, mind setnya jadi berubah total (Yun: metanoia) ketika ia mendengar sebuah kalimat: orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya (2:4).
Sebuah kalimat yang kemudian diwahyukan kepada para penulis PB tentang kehidupan orang-orang yang telah ditebus dan dibenarkan oleh kematian Kristus: Orang benar akan hidup oleh iman (Roma 1:17), Orang yang benar akan hidup oleh iman (Galatia 3:11) orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman...(Ibrani 10:38). Inilah mind-set orang-orang Perjanjian Baru,bahwa orang benar (orang yang sudah ditebus dan dibenarkan oleh darah Kristus) akan hidup oleh iman-nya. Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harpkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11:1).
Maka iman adalah dimensi yang tidak terlihat. Artinya seharusnya kita hidup bukan oleh apa yang kita lihat tentang kondisi diri kta, bukan oleh banyaknya uang dan fasiltas, bukan pula oleh kesehatan yang prima dst, tetapi hidup oleh yang tidak terlihat, yaitu IMAN.
Dengan perubahan pola pikir dan pemahaman barunya tentang Tuhan Habakuk tidak lagi mengeluh dan mempersoalkan situasi tidak nyaman yang ia alami, sekarang sang Nabi menutup tulisannya dengan sebuah nyanyian indah yang bertolak belakang dengan sikapnya semula:
Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku (3:17-18).
Keadaan tidak berubah bahkan mungkin semakin memburuk, tetapi yang berubah adalah bagaimana Habakuk menyikapinya, dan mampu bersukacita mejalaninya. Perubahan sikap itu terjadi oleh karena perubahan pola pikir dan pengenalannya yang benar tentang Tuhan, Orang benar akan hidup oleh iman.
Pdt. Hari Abraham
Post a Comment for "Life By Faith"