Bukti Otentik Yesus Adalah Tuhan
Bukti otentik Yesus adalah Tuhan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema bukti otentik Yesus adalah Tuhan diambil dari Injil Yohanes 21:1-14. Apakah Yesus itu Tuhan? Mengapa Ia disebut Tuhan?
Ini merupakan antara lain, pertanyaan yg kerap mengemuka dalam diskusi-diskusi di sekitar iman Kristen.
Tidak jarang ada tuduhan datang dari kelompok non-Kristen dgn tudingan, fitnah, kebohongan tanpa rasa bersalah, tanpa dignity, tanpa kehormatan dan lain sebagainya.
Keyakinan bahwa Yesus adalah Tuhan merupakan sebuah keyakinan yang final bagi kita. Tapi, mengapa kita mengakui Yesus sebagai Tuhan? Apa yang mendasari pengakuan demikian?
Menarik dari pengalaman ziarah iman murid-murid. Ternyata tidak serta-merta pengakuan bahwa Yesus itu Tuhan terjadi sejak awal mereka mengikuti Yesus. Dengan perkataan lain, bukan karena keyakinan bahwa Yesus itu adalah Tuhan sehingga mereka mau mengikut-Nya. Sebab pada kurun waktu kurang lebih 3 1/2 tahun pun mereka masih belum "mantap" dalam keyakinan itu.
Hal ini tergambar dari apa yang terjadi menjelang dan setelah kematian-Nya. Bahkan kendati Yesus sudah bangkit, dan telah menampakkan diri kepada mereka pun maindset murid-murid itu belum berubah. Baru pada saat penampakan-Nya yang ketiga kalinya, muncul pula pengakuan pertama-tama melalui Yohanes dan kemudian diikuti murid-murid lainnya. Dan itu pun setelah peristiwa keajaiban itu terjadi.
Andai pada saat itu tanpa keajaiban, mungkin saja tidak akan pernah adanya pengakuan itu dari mereka. Maka, pengakuan bahwa Yesus itu Tuhan semata-mata karena Ia melakukan mujizat.
Ini tergambar dengan jelas dari sikap mereka selama ini, kendati bahwa Simon (Petrus) yang sama pernah mengaku saat Yesus bertanya perihal menurut dia siapakah Yesus itu. Saat itu dengan gamblang ia mengatakan, "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" (Matius 16:16; par.).
Kendati demikian, konsepsi mengenai Mesias bagi seorang Simon Petrus kental dengan konsep Yudaisme seperti sebagian besar orang Yahudi. Simon Petrus pernah keberatan dan kemudian kecewa saat Yesus menyatakan bahwa Anak Manusia akan menderita (band. Markus 8:31-33: par.), itulah sebabnya kalau toh ia kembali ke "masa lalunya" merupakan klimaks dari kekecewaan itu.
Kisah dalam Yohanes 21:1-14, tentu cerita lama, sebab terjadi ribuan tahun lalu, tapi seolah ini pula yang terlihat hari ini. Bagi sementara orang, pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan karena Ia bertindak dalam melakukan mujizat demi mujizat atau perbuatan yang tampak spektakuler, misalnya kesembuhan ilahi seperti yang menghiasi panggung-panggung KKR yang dilakukan hamba Tuhan tertentu, terutama para penganut Teologi Sukses (Kemakmuran).
Mempercayai bahwa Yesus dapat melakukan mujizat kesembuhan, tidaklah salah tapi manakala mujizat kesembuhan yang menjadi inti pemberitaan tentang Yesus, ia merupakan sebuah kesalahan besar sebab Ia (Yesus) yang mengadakan mujizat itu, Ia juga yang menderita sehingga pernah pula menantang para pengikut-Nya bahwa "setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku" (Matius 16:24; par.).
Pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan harusnya bukan hanya karena Ia memenuhi kebutuhan yang bersifat jasmani dan seseorang mengalami peristiwa spektakuler an sich sebab tanpa dilakukannya pun sesuai dengan keinginan kita tetap Ia adalah Tuhan.
Sekali lagi, Yesus itu Tuhan bukan karena sekedar Ia menyediakan kebutuhan lauk pauk bagi murid-murid saat itu melalui peristiwa yang menakjubkan sebab Yesus yang sama pernah pula menderita dan mati serta bangkit kembali dari antara orang mati demi si pendosa.
Pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan karena Ia adalah penguasa di bumi dan di sorga (Matius 28:18) yang berkuasa pula mengampuni dosa dan Ia adalah Juruselamat dunia yang memberi jaminan keselamatan kekal bagi orang yang percaya kepada-Nya.
Maindset ini yang harus dibangun sehingga dengan demikian kita tidak akan pernah kecewa mengikuti dan melayani-Nya manakala hidup kita tidak dalam keberuntungan. Sebab acapkali tidak sedikit orang yang kecewa dengan Tuhan karena apa yang diinginkannya tidak terpenuhi sehingga "kembali ke masa lalu".
Dan tentu saja dalam pemberitaan kita ttg Yesus harusnya berkenaan dgn seluruh kehidupan dan pelayanan-Nya, itulah Injil yang utuh.
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan dan Firman-Nya.
Pdt. Abdon A. Amtiran
Post a Comment for "Bukti Otentik Yesus Adalah Tuhan"