Tuhan Tidak Dibatasi Tempat, Ruang Dan Waktù
Tuhan tidak dibatasi tempat, ruang, dan waktu ~ “Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran” (Yohanes 4:24).
Mengingat situasi dan kondisi saat ini di mana masyarakat harus melakukan social distancing (menjaga jarak dalam relasi social), sehubungan dengan wabah Virus Corona, maka untuk pertama kalinya Gereja mengadakan ibadah secara online maupun offline di rumah masing-masing pada Minggu 22 Maret 2020.
Tentu kami memerlukan data berapa banyak jemaat yang mengikuti ibadah online atau yang tidak mengikuti ibadah online namun tetap mengadakan Ibadah Keluarga di rumah masing-masing.
Sungguh suatu cara dan suasana baru yang bisa dilakukan, untuk mengarahkan jemaat agar tetap beribabah dalam kondisi di mana jemaat harus tinggal di rumah sekarang ini.
Isi atau unsur-unsur ibadah online tidak beda dengan ibadah konvensional, hanya saja lebih sederhana dan lebih singkat. Dengan demikian dari segi esensi, ibadah online sama nilainya dengan ibadah konvensional di Gereja.
Benarlah apa yang Tuhan Yesus katakan, “Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran” (Yohanes 4:24).
Makna ‘menyambah Allah dalam Roh’ adalah suatu penyembahan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Kita bisa menyembah Tuhan di mana saja dan kapan saja. Dalam konteks percakapan Tuhan Yesus dengan perempaun Samaria, baik orang Yahudi maupun orang Samaria, sama-sama mengkultuskan tempat tertentu sebagai pusat ibadah.
Orang Yahudi menganggap di Gunung Sion-lah tempat yang sah untuk beribadah. Sementara orang Samaria menganggap Gunung Gerezim-lah tempat yang dianggap sakral untuk beribadah.
Lalu Tuhan Yesus berkata, : "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.” (Yohanes 4:21).
Artinya penyembahan yang benar tidak tergantung ruang dan tempat. Penyembahan yang benar adalah menyembah Allah di dalam Roh dan kebenaran. ‘Menyembah dalam Roh’ berarti beribadah bukan hanya secara lahiriah dan tidak tergantung lokasi, tetapi benar-benar roh kita berjumpa secara pribadi dengan Tuhan. Karena hakekat ibadah adalah bertemu dengan Tuhan.
Kata Yunani yang dipakai untuk ‘menyembah’ adalah προσκυνέω (proskuneo) yang secara harafiah berarti: mencium tangan, membungkuk atau berlutut dengan sikap hormat.
Jadi di manapun dan kapanpun kita beribadah, mau ibadah konvensional di Gereja ataupun ibadah online, haruslah dengan sikap hormat dan bersembah sujud kepada Tuhan yang Agung dan Mulia.
Sedang kalimat ‘menyembah dalam kebaran’ maksudnya adalah, ibadah yang kita lakukan harus sesuai dengan ajaran kebenaran Firman Tuhan.
1. Pastikan kita menyembah Tuhan yang benar.
2. Cara dan pengajaran dalam ibadah harus benar.
3. Sebagai penyembah kita hidup dalam kebenaran.
Sehubungan dengan ibadah yang telah kita lakukan kemarin, baik ibadah online atau offline di rumah masing-masing, ada beberapa keunggulan atau hal-hal positif yang saya amati :
1. Tidak ada hambatan cuaca.
Meskipun Jakarta diguyur hujan, namun jemaat tidak mengalami kandala untuk beribadah karena di dalam rumah sendiri.
2. Tidak perlu sarana tranportasi.
Baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi tidak diperlukan. Karena anggota keluarga tidak bepergian keluar rumah untuk beribadah. Dalam hal ini jemaat dapat menghemat biaya tranportasi.
3. Tidak ada kendala waktu.
Jemaat yang datang dari Bogor, Bekasi dan daerah lainnya perlu spare waktu 1 jam perjalanan sebelum jam ibadah mulai. Tapi dengan beribadah di rumah, jemaat bisa menghemat banyak waktu.
4. Tidak mengalami kendala SDM untuk pelayanan.
Dalam ibadah konvensional biasanya gereja membutuhkan banyak petugas untuk terlibat dalam pelayanan. Mulai dari Pengkhotbah, Liturgos, Pemusik, singers, Paduan Suara, Petugas Kolekte, Operator Sound System, Operator LCD (Multi Madia), Penyambut dan pemukul lonceng gereja.
Dan biasanya ada saja petugas yang berhalangan sehingga bisa sedikit mengganggu jalannya ibadah. Namun dengan ibadah online semuanya itu teratasi. Memang Team Multi Midia dan Digital yang berkerja keras untuk mempersiapkan ibadah online, dan kita semua harus memberikan apresiasi kepada mereka.
5. Bendara tidak perlu lagi menghitung uang kolekte.
Karena persembahan ibadah Minggu dari setiap Keluarga ditransfer langsung ke Rekening Gereja, maka Bendahara tidak perlu lagi repot menghitung uang persembahan.
6. Jemaat akan ‘kangen’ dan lebih menghargai Kebaktian Umum di Gereja.
Bila situasi sudah menjadi normal, di mana Pandemi Covid-19 sudah mereda, jemaat sudah boleh berinteraksi dan berkumpul seperti biasa, maka Gereja akan kembali mengadakan Kebaktian Umum seperti biasa.
Biarlah pada masa-masa ‘pengasingan’ dan masa ‘menyepi di rumah’ sekarang ini, kita mulai mengingat dan berkata, ‘oh betapa indahnya bila bisa beribadah bersama dengan saudara seiman di Gereja.’
Kita sungguh-sungguh merindukan saat di mana warga Gereja bisa beribadah bersama lagi secara Komunal. Sehingga ketika situasi mulai membaik, dan kita sudah boleh berkumpul bersama, kita bertekad untuk tidak mau miss sedikitpun untuk datang beribadah di Gereja.
Pandemi Covid-19 mengingatkan kita bahwa tidak selalu ada waktu untuk bisa dengan leluasa beribadah. Kita bersyukur masih bisa beribadah secara online dari rumah. Di saat-saat seperti ini mari kita ambil kesempatan untuk berhubungan erat dengan Tuhan. Tingkatkan doa dan baca Firman Tuhan. Tetaplah saling mendoakan, saling menjalin komunikasi satu dengan yang lain melalui medsos, baik secara langsung maupun melalui WA info Gereja.
Mari kita berdoa bersama agar wabah Virus Corona yang menyerang banyak negara sekarang cepat mereda. Doakan para tenaga medis yang berada di garda terdepan sedang bertempur untuk menyelamatkan nyawa banyak orang, agar diberi kekuatan dan perlindungan dari Tuhan, sehingga mereka dapat melaksanakan tugas dengan baik dan tidak tertular Virus Corona.
Dibutuhkan alat pelindung diri untuk para petugas medis, yang harganya cukup mahal. Kiranya Tuhan mencukupi dana untuk membeli semua peralatan dan obat yang dibutuhkan, baik melalui Pemerintah swasta maupun bantuan Internasional. Doakan juga agar Rumah Sakit Darurat Corona yang dibangun Pemerintah, segera bisa rampung dalam waktu dekat.
Mengingat situasi dan kondisi saat ini di mana masyarakat harus melakukan social distancing (menjaga jarak dalam relasi social), sehubungan dengan wabah Virus Corona, maka untuk pertama kalinya Gereja mengadakan ibadah secara online maupun offline di rumah masing-masing pada Minggu 22 Maret 2020.
Tentu kami memerlukan data berapa banyak jemaat yang mengikuti ibadah online atau yang tidak mengikuti ibadah online namun tetap mengadakan Ibadah Keluarga di rumah masing-masing.
Sungguh suatu cara dan suasana baru yang bisa dilakukan, untuk mengarahkan jemaat agar tetap beribabah dalam kondisi di mana jemaat harus tinggal di rumah sekarang ini.
Isi atau unsur-unsur ibadah online tidak beda dengan ibadah konvensional, hanya saja lebih sederhana dan lebih singkat. Dengan demikian dari segi esensi, ibadah online sama nilainya dengan ibadah konvensional di Gereja.
Benarlah apa yang Tuhan Yesus katakan, “Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran” (Yohanes 4:24).
Makna ‘menyambah Allah dalam Roh’ adalah suatu penyembahan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Kita bisa menyembah Tuhan di mana saja dan kapan saja. Dalam konteks percakapan Tuhan Yesus dengan perempaun Samaria, baik orang Yahudi maupun orang Samaria, sama-sama mengkultuskan tempat tertentu sebagai pusat ibadah.
Orang Yahudi menganggap di Gunung Sion-lah tempat yang sah untuk beribadah. Sementara orang Samaria menganggap Gunung Gerezim-lah tempat yang dianggap sakral untuk beribadah.
Lalu Tuhan Yesus berkata, : "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.” (Yohanes 4:21).
Artinya penyembahan yang benar tidak tergantung ruang dan tempat. Penyembahan yang benar adalah menyembah Allah di dalam Roh dan kebenaran. ‘Menyembah dalam Roh’ berarti beribadah bukan hanya secara lahiriah dan tidak tergantung lokasi, tetapi benar-benar roh kita berjumpa secara pribadi dengan Tuhan. Karena hakekat ibadah adalah bertemu dengan Tuhan.
Kata Yunani yang dipakai untuk ‘menyembah’ adalah προσκυνέω (proskuneo) yang secara harafiah berarti: mencium tangan, membungkuk atau berlutut dengan sikap hormat.
Jadi di manapun dan kapanpun kita beribadah, mau ibadah konvensional di Gereja ataupun ibadah online, haruslah dengan sikap hormat dan bersembah sujud kepada Tuhan yang Agung dan Mulia.
Sedang kalimat ‘menyembah dalam kebaran’ maksudnya adalah, ibadah yang kita lakukan harus sesuai dengan ajaran kebenaran Firman Tuhan.
1. Pastikan kita menyembah Tuhan yang benar.
2. Cara dan pengajaran dalam ibadah harus benar.
3. Sebagai penyembah kita hidup dalam kebenaran.
Sehubungan dengan ibadah yang telah kita lakukan kemarin, baik ibadah online atau offline di rumah masing-masing, ada beberapa keunggulan atau hal-hal positif yang saya amati :
1. Tidak ada hambatan cuaca.
Meskipun Jakarta diguyur hujan, namun jemaat tidak mengalami kandala untuk beribadah karena di dalam rumah sendiri.
2. Tidak perlu sarana tranportasi.
Baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi tidak diperlukan. Karena anggota keluarga tidak bepergian keluar rumah untuk beribadah. Dalam hal ini jemaat dapat menghemat biaya tranportasi.
3. Tidak ada kendala waktu.
Jemaat yang datang dari Bogor, Bekasi dan daerah lainnya perlu spare waktu 1 jam perjalanan sebelum jam ibadah mulai. Tapi dengan beribadah di rumah, jemaat bisa menghemat banyak waktu.
4. Tidak mengalami kendala SDM untuk pelayanan.
Dalam ibadah konvensional biasanya gereja membutuhkan banyak petugas untuk terlibat dalam pelayanan. Mulai dari Pengkhotbah, Liturgos, Pemusik, singers, Paduan Suara, Petugas Kolekte, Operator Sound System, Operator LCD (Multi Madia), Penyambut dan pemukul lonceng gereja.
Dan biasanya ada saja petugas yang berhalangan sehingga bisa sedikit mengganggu jalannya ibadah. Namun dengan ibadah online semuanya itu teratasi. Memang Team Multi Midia dan Digital yang berkerja keras untuk mempersiapkan ibadah online, dan kita semua harus memberikan apresiasi kepada mereka.
5. Bendara tidak perlu lagi menghitung uang kolekte.
Karena persembahan ibadah Minggu dari setiap Keluarga ditransfer langsung ke Rekening Gereja, maka Bendahara tidak perlu lagi repot menghitung uang persembahan.
6. Jemaat akan ‘kangen’ dan lebih menghargai Kebaktian Umum di Gereja.
Bila situasi sudah menjadi normal, di mana Pandemi Covid-19 sudah mereda, jemaat sudah boleh berinteraksi dan berkumpul seperti biasa, maka Gereja akan kembali mengadakan Kebaktian Umum seperti biasa.
Biarlah pada masa-masa ‘pengasingan’ dan masa ‘menyepi di rumah’ sekarang ini, kita mulai mengingat dan berkata, ‘oh betapa indahnya bila bisa beribadah bersama dengan saudara seiman di Gereja.’
Kita sungguh-sungguh merindukan saat di mana warga Gereja bisa beribadah bersama lagi secara Komunal. Sehingga ketika situasi mulai membaik, dan kita sudah boleh berkumpul bersama, kita bertekad untuk tidak mau miss sedikitpun untuk datang beribadah di Gereja.
Pandemi Covid-19 mengingatkan kita bahwa tidak selalu ada waktu untuk bisa dengan leluasa beribadah. Kita bersyukur masih bisa beribadah secara online dari rumah. Di saat-saat seperti ini mari kita ambil kesempatan untuk berhubungan erat dengan Tuhan. Tingkatkan doa dan baca Firman Tuhan. Tetaplah saling mendoakan, saling menjalin komunikasi satu dengan yang lain melalui medsos, baik secara langsung maupun melalui WA info Gereja.
Mari kita berdoa bersama agar wabah Virus Corona yang menyerang banyak negara sekarang cepat mereda. Doakan para tenaga medis yang berada di garda terdepan sedang bertempur untuk menyelamatkan nyawa banyak orang, agar diberi kekuatan dan perlindungan dari Tuhan, sehingga mereka dapat melaksanakan tugas dengan baik dan tidak tertular Virus Corona.
Dibutuhkan alat pelindung diri untuk para petugas medis, yang harganya cukup mahal. Kiranya Tuhan mencukupi dana untuk membeli semua peralatan dan obat yang dibutuhkan, baik melalui Pemerintah swasta maupun bantuan Internasional. Doakan juga agar Rumah Sakit Darurat Corona yang dibangun Pemerintah, segera bisa rampung dalam waktu dekat.
Post a Comment for "Tuhan Tidak Dibatasi Tempat, Ruang Dan Waktù"