Beban Bisa Menjadi Berkat
Beban
bisa menjadi berkat ~ Landasan firman Tuhan untuk tema beban
bisa menjadi berkat, diambil dari surat rasul Paulus kepada jemaat di kota
Filipi, yaitu dalam Filipi 1:12-19. Paulus selalu rindu agar para pembacanya
mengetahui semua fakta. Ia tidak pernah gagal menghadapi kenyataan dan ia
senantiasa berusaha memimpin orang lain untuk menerima dan mengatasi keadaan
sebagaimana adanya dengan pikiran yang sehat.
Paulus
saat itu sedang berada di dalam penjara. Benar, itu bukan penjara bawah tanah
tempat ia dikurung kemudian, kali ini ia ditahan di sebuah rumah sewaan.
Meskipun demikian, ia tetap diawasi terus-menerus oleh penjaga dan ia adalah
tahanan yang sesungguhnya.
Paulus
tidak pernah mengabaikan fakta ini, dan ia juga tidak pernah memanfaatkannya
untuk menarik simpati orang lain. Malahan, ia melakukan yang sebaliknya. Paulus
tidak menginginkan simpati dalam bentuk apapun atas penahanannya dan keterbatasn
aktivitas fisiknya akibat hal tersebut. Di dalam bagian surat ini ia berbicara
tentang fakta bahwa sekalipun di tengah penderitaan dan kekecewaan, ada suatu
keuntungan istimewa yang diperolehnya.
Situasi
kita saat ini, hampir sama dengan apa yang dialami Paulus. Kita stay at home.
Semuanya dilakukan dari dan di rumah. Tentu semuanya serba terbatas. Karena
Covid 19, kita seakan ada dalam “penjara”. Ada banyak orang yang kehilangan
karena pandemi Covid 19. Banyak yang menjerit karena kehilangan pekerjaan,
penghasilan menurun drastis, usaha terancam gulung tikar, ada yang kehilangan
orang yang sangat dikasihinya. Covid 19 merampas segalanya dari kita dan
memisahkan kita dari segalanya.
Semua
karena Covid 19 sehingga hidup menjadi beban berat, dan pukulan telak yang membuat
banyak orang tak berdaya. Dari kacamata dunia pastilah tidak ada berkat, bukan
keuntungan tapi malah menjadi malapetaka.
Tetapi
bagi kita sebagai umat kesayangan Tuhan, biji mata-Nya dan domba gembalaannya,
kita belajar untuk menemukan bahwa ada berkat di balik Covid 19 ini.
Sebagaimana rasul Paulus menemukan bahwa ada berkat di balik pemenjaraannya.
Mari kita menelusuri berkat di balik beban yang dikatakan oleh rasul Paulus.
Satu,
Rasul Paulus katakan : “... supaya kamu tahu, ...” – ayat 12.
Banyak orang yang kehilangan
berkat yang besar dalam hidup mereka karena tidak memahami suatu peristiwa dan
tidak melakukan upaya untuk menyelidiki fakta-fakta. Rasul Paulus ada dalam
penjara. Ini fakta atau kenyataan hidup yang dialami rasul Paulus. Bagi rasul
Paulus, penjara telah membuat ruang geraknya terbatas. Penjara telah memisahkan
dia dari orang-orang yang dikasihi dan dilayaninya. Paulus mengalami sosial
distancing dan self isolation.
Dalam situasi dan kondisi
semacam itu, mudah bagi Paulus untuk kecewa, putus asa dan komplein kepada
Tuhan. Paulus bisa saja berpikir pelayanannya sudah berakhir dan menjadi
pribadi yang pesimis. Namun, sebaliknya justru Paulus menolak untuk berada
dalam posisi demikian. Paulus menyadari dalam situasi ia di penjara justru ia
menemukan bahwa pasti ada tujuan Allah atas pemenjaraannya. Paulus memiliki
sudut pandang positif dan rohani saat ada di dalam penjara.
Marilah kita juga memiliki
sudut pandang positif dan rohani dalam situasi dan kondisi yang menyebabkan
kita mengalami social distancing dan self isolation saat ini. Kita
percaya bahwa Covid 19 ini pasti akan berlalu. Kita percaya masa sulit ini
tidaklah permanen. Yakinlah bahwa ada tujuan Allah di balik peristiwa Covid 19.
Karena itu jangan kecewa, jangan marah, jangan putus asa dan jangan menyerah.
Pasti ada berkat di balik beban hidup yang kita alami saat ini.
Dua,
Rasul Paulus katakan : “... apa yang terjadi atasku ini justru telah
menyebabkan kemajuan Injil” – ayat 12.
Rasul Paulus secara
terang-terangan menyingkapkan perasaannya mengenai bencana yang menimpanya. Ia
menolak menjadi pecundang di ujung kariernya yang berat. Ia tidak bersedia
menerima kenyataan bahwa ia dikurung di dalam penjara hanya untuk menanti saat
dieksekusi dan bahwa ia sia-sia berharap untuk dilepaskan. Ia muilai bercerita
dan bersaksi kepada orang-orang yang ada di sekitarnya tentang pengalaman
pribadinya bertemu dengan Yesus di jalan menuju ke Damsyik dan imannya yang
baru dalam Tuhan Yesus.
Rasul Paulus percaya bahwa
hanya ada satu hal dalam kehidupan : “Di dunia yang penuh ketidakpastian, hanya
Kristuslah yang dapat memberikan dan menjamin masa depan yang pasti. Ketika
rasul Paulus menyampaikan pesan ini kepada orang-orang di sekitarnya, sesuatu
yang aneh terjadi. Para prajurit, yang terpesona oleh kekuatan karakter Paulus,
ingin mengetahui lebih jauh mengenai Juruselamat dan Tuhannya. Ketika para
penjaga menerima Kristus, berita itu tersebar. Melalui orang-orang yang
berkomunikasi dengan Paulus inilah Injil menyebar lebih luas lagi.
Demikian juga dengan situasi
dan kondisi kita saat ini. Ada banyak orang yang kecewa dan dikecewakan oleh
Covid 19 ini. Mereka kehilangan makna hidup dan pengharapan akan masa depan. Kita
tidak pernah membayangkan akan terjadi social distancing dan self
isolation seperti sekarang ini. Sebagaimana rasul Paulus yang oleh
karena pemenjaraannya telah meluaskan pemberitaan Injil, marilah kita juga terus
menunjukan karakter Kristus di tengah social distancing dan self isolation ini
serta bijak menyesuaikan diri dengan rencana Allah seperti air menyesuaikan
diri dengan wadahnya. Paling tidak kita menjadi berkat bagi sesama yang
sedang membutuhkan uluran tangan dan kepedulian kita.
Post a Comment for "Beban Bisa Menjadi Berkat"