Iman Yang Mencari Pengertian
Iman yang mencari pengertian ~ Landasan firman Tuhan untuk tema iman yang mencari pengertian diambil dari Mazmur 139. Teologi adalah "iman yang mencari pengertian (fides quaerens intellectum), " itulah yang dikatakan oleh Uskup Agung Anselmus dari Canterbury. Beliau adalah ahli teologi yang suka meneliti Alkitab dan memasukkan logika dalam pelayanan iman. Ia ingin menguji kekuatan logika manusia dalam upayanya membuktikan doktrinnya.
Namun selalu imanlah yang mendasari semua itu. Oleh sebab itu ia berkata bahwa "fides quaerens intellectum". Pandangannya ini bukan hanya dipengaruhi oleh bapa Gereja, Agustinus yang mengatakan "credo ergo sum" tetapi juga oleh penggalian yang mendalam.
Cara pendekatan seperti itulah yang juga diyakini oleh Daud.
Siapa sih Daud itu? Ia bukan dari golongan imam yang terpelajar dalam memahami (konsep) kitab dan Taurat.
Daud muda adalah seorang gembala yang tak terperhatikan. Namun langit dan padang gembala menceritakan misteri dan keajaiban TUHAN. Singa dan beruang mengajarinya apa arti ketangkasan dan kekuatan.
Medan peranglah yang membuat Daud tangkas cepat mengambil keputusan saat melawan Goliath. Ya baginya TUHANlah sang sumber kekuatan. Namanya adalah kemenangan yang menggentarkan.
Daud pahlawan, merasakan apa artinya kemenangan bersama dan di dalam nama TUHAN. ia mengalahkan berlaksa laksa lawan, hingga menakutkan Saul sang tuan.
Ia harus diuji dengan ketaatan hormat atas pengurapan, yang menjadikannya paham mana batas TUHAN dan mana batas manusia dalam menentukan hidup seseorang. Ia diajari oleh TUHAN untuk menakar waktu dalam pelarian. Di gua Adulam lah ia menemukan sahabat setia diantara orang orang buangan.
Daud raja, diurapi dengan penuh keraguan, menunggu sampai tiga kali urapan. Ia mengutamakan TUHAN dan merindukan adanya Rumah TUHAN yang dapat mengobati hangusnya hati oleh karena rindu tuk membakar korban. Ia menggubah banyak syair doa dan lagu yang menumpahkan isi hatinya kepada TUHAN.
Ya, Daud mengenali TUHAN dari ajaran dan pengalaman. "Fides quaerens intellectum" (iman yang mencari pengertian), itulah cara beriman Daud. Cara melihat TUHAN dari pengalaman induktifnya, yang memberikan gambaran akan siapa Allahnya, siapa TUHANnya. Itulah sebabnya alih alih ia membangun konsep (teologi) untuk mengenal dan menyelidiki TUHAN, Daud justru berkata:
"TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN. Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku. Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya."
(Mazmur 139:1-6)
Wow, perhatikan semua kata yang bercetak tebal (menyelidiki, mengenal, mengetahui, mengerti, memeriksa, memaklumi) itu semua datangnya dari TUHAN atas hidup kita, bukan dari (pikiran) kita terhadap TUHAN.
Siapakah kita yang menyelidiki (rencana) TUHAN? Siapakah kita yang bisa mengenali (karakter) TUHAN? Siapakah kita yang bisa mengetahui (pikiran) TUHAN? Siapakah kita yang bisa memeriksa (keberadaan) TUHAN? Siapakah kita yang bisa memaklumi (keputusan) TUHAN?
Tidak bisa dan tidak seorangpun bisa! Sebab ... terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya. Karena itu jangan sombong dan pongah seolah kita tahu dan bisa menjelaskan semua pertanyaan tentang (keberadaan, karakter, keputusan, keadilan dan kehendak) TUHAN.
Daud memilih untuk diam dan membalik cara pandangnya dengan cara pendekatan induktif. Bukan aku yang mengenal Allah ku dan TUHANku ... tetapi TUHAN lah yang mengenali aku. "Fides quaerens intellectum"
Bersambung...!
Namun selalu imanlah yang mendasari semua itu. Oleh sebab itu ia berkata bahwa "fides quaerens intellectum". Pandangannya ini bukan hanya dipengaruhi oleh bapa Gereja, Agustinus yang mengatakan "credo ergo sum" tetapi juga oleh penggalian yang mendalam.
Cara pendekatan seperti itulah yang juga diyakini oleh Daud.
Siapa sih Daud itu? Ia bukan dari golongan imam yang terpelajar dalam memahami (konsep) kitab dan Taurat.
Daud muda adalah seorang gembala yang tak terperhatikan. Namun langit dan padang gembala menceritakan misteri dan keajaiban TUHAN. Singa dan beruang mengajarinya apa arti ketangkasan dan kekuatan.
Medan peranglah yang membuat Daud tangkas cepat mengambil keputusan saat melawan Goliath. Ya baginya TUHANlah sang sumber kekuatan. Namanya adalah kemenangan yang menggentarkan.
Daud pahlawan, merasakan apa artinya kemenangan bersama dan di dalam nama TUHAN. ia mengalahkan berlaksa laksa lawan, hingga menakutkan Saul sang tuan.
Ia harus diuji dengan ketaatan hormat atas pengurapan, yang menjadikannya paham mana batas TUHAN dan mana batas manusia dalam menentukan hidup seseorang. Ia diajari oleh TUHAN untuk menakar waktu dalam pelarian. Di gua Adulam lah ia menemukan sahabat setia diantara orang orang buangan.
Daud raja, diurapi dengan penuh keraguan, menunggu sampai tiga kali urapan. Ia mengutamakan TUHAN dan merindukan adanya Rumah TUHAN yang dapat mengobati hangusnya hati oleh karena rindu tuk membakar korban. Ia menggubah banyak syair doa dan lagu yang menumpahkan isi hatinya kepada TUHAN.
Ya, Daud mengenali TUHAN dari ajaran dan pengalaman. "Fides quaerens intellectum" (iman yang mencari pengertian), itulah cara beriman Daud. Cara melihat TUHAN dari pengalaman induktifnya, yang memberikan gambaran akan siapa Allahnya, siapa TUHANnya. Itulah sebabnya alih alih ia membangun konsep (teologi) untuk mengenal dan menyelidiki TUHAN, Daud justru berkata:
"TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN. Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku. Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya."
(Mazmur 139:1-6)
Wow, perhatikan semua kata yang bercetak tebal (menyelidiki, mengenal, mengetahui, mengerti, memeriksa, memaklumi) itu semua datangnya dari TUHAN atas hidup kita, bukan dari (pikiran) kita terhadap TUHAN.
Siapakah kita yang menyelidiki (rencana) TUHAN? Siapakah kita yang bisa mengenali (karakter) TUHAN? Siapakah kita yang bisa mengetahui (pikiran) TUHAN? Siapakah kita yang bisa memeriksa (keberadaan) TUHAN? Siapakah kita yang bisa memaklumi (keputusan) TUHAN?
Tidak bisa dan tidak seorangpun bisa! Sebab ... terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya. Karena itu jangan sombong dan pongah seolah kita tahu dan bisa menjelaskan semua pertanyaan tentang (keberadaan, karakter, keputusan, keadilan dan kehendak) TUHAN.
Daud memilih untuk diam dan membalik cara pandangnya dengan cara pendekatan induktif. Bukan aku yang mengenal Allah ku dan TUHANku ... tetapi TUHAN lah yang mengenali aku. "Fides quaerens intellectum"
Bersambung...!
Post a Comment for "Iman Yang Mencari Pengertian"