Makna Persembahan Kepada Tuhan
Makna persembahan kepada Tuhan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema makna persembahan kepada Tuhan, diambil dari kitab Mazmur 116:12. Dalam satu minggu kedepan ini kita akan membahas secara berseri tema PERSEMBAHAN. Ini penting, bukan karena praktek persembahan merupakan praktek tertua dalam ritual agama, tetapi ini memang inti dari spiritualitas hidup orang percaya.
Jika kita paham betul apa arti dan tujuan persembahan, maka cara hidup kita, persekutuan dan pelayanan kita akan mengalami pembaharuan yang luar biasa. Kita akan makin bersyukur atas rahmat dan kebaikan TUHAN atas hidup kita.
Dalam pelayanan penggembalaan jemaat di gereja, saya menyadari bahwa pertumbuhan gereja itu bukan semata-mata soal angka, tetapi soal kembali kepada dasar-dasar iman dan ajaran yang sehat.
Dengan ajaran dan makanan rohani yang sehat dan bergizi, jemaat pasti akan mengalami pertumbuhan secara kualitas dan berdampak pada pertumbuhan kuantitas. Nah, persembahan adalah salah satu ekspresi iman yang perlu ditegak-ajarkan dengan benar kepada umat untuk menumbuhkan spiritualitas yang sehat dalam hidup beriman dan bergereja.
Persembahan dalam Alkitab, khususnya PL, dipahami sebagai kurban yang dibawa kepada TUHAN.
Kata: קרבן, qorban; atau bentuk jamak: קרבנות, qorbanot; adalah istilah untuk pengorbanan yang dideskripsikan dan diperintahkan dalam Taurat untuk mempersembahkan binatang yang dibakar ke mezbah (altar).
Tetapi qorban juga berasal dari akar kata "QRB" yang berarti mendekatkan diri pada seseorang atau sesuatu. Jadi persembahan bukan sekedar praktek ritual untuk memberikan qorban kepada TUHAN, namun juga tindakan sadar untuk mendekatkan diri kita kepada TUHAN.
Alkitab sendiri sejak awal mengkisah-ajarkan soal korban persembahan ini dalam berbagai bentuk dan maksud tujuan.
Saya yakin manusia pertama, Adam dan Hawa juga diajari oleh TUHAN sendiri untuk memberikan korban persembahan. Memang tidak ada ayat yang secara eksplisit menjelaskan hal tersebut.
Namun kita percaya bahwa Adam dan Hawa melakukannya dan bahkan mengajarkannya kepada anak anak mereka. Itulah sebabnya pada kitab Kejadian pasal 4 kita bisa membaca bahwa anak anak Adam dan Hawa, yakni Kain dan Habel memberikan persembahan dari hasil pekerjaan tangan mereka.
Kain memberikan sebagian dari hasil tanahnya sebagai korban persembahan dan Habel mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya. Dari mana mereka bisa mempraktekkan pemberian persembahan sajian seperti itu jika tidak diajarkan oleh orang tua mereka?
Kemudian kitab Kejadian pasal 8 menceritakan Nuh yang memberikan persembahan setelah selamat dari murka Allah dengan air bah-Nya (Kej. 8: 20 – 22).
Abraham setelah menerima janji berkat TUHAN dan tiba di Kanaan, ia langsung membangun mezbah dan memanggil nama TUHAN (Kej. 12: 8).
Ishak, saat dijumpai TUHAN dan menerima janji berkat TUHAN, ia juga memberikan persembahan kepada TUHAN. Kejadian 26:25 memberi kesaksian bahwa Ishak mendirikan mezbah di situ dan memanggil nama TUHAN.
Yakub juga memberikan persembahan kepada Tuhan setelah mengadakan perdamaian dengan Laban dan berpisah baik-baik dengan Laban mertuanya (Kej. 31: 43-55).
Jadi praktek ritual persembahan adalah tindakan ekspresi iman yang paling awal yang disukai dan dikehendaki oleh TUHAN.
Tidak mengherankan, ketika hukum Taurat diberikan oleh TUHAN kepada bangsa Israel melalui Musa, maka TUHAN memerintahkan dan meneguhkan secara lebih spesifik lagi berbagai jenis persembahan yang harus diberikan umat Israel sebagaimana diuraikan dalam kitab Imamat pasal 1 – 7.
Bersambung...!
Jika kita paham betul apa arti dan tujuan persembahan, maka cara hidup kita, persekutuan dan pelayanan kita akan mengalami pembaharuan yang luar biasa. Kita akan makin bersyukur atas rahmat dan kebaikan TUHAN atas hidup kita.
Dalam pelayanan penggembalaan jemaat di gereja, saya menyadari bahwa pertumbuhan gereja itu bukan semata-mata soal angka, tetapi soal kembali kepada dasar-dasar iman dan ajaran yang sehat.
Dengan ajaran dan makanan rohani yang sehat dan bergizi, jemaat pasti akan mengalami pertumbuhan secara kualitas dan berdampak pada pertumbuhan kuantitas. Nah, persembahan adalah salah satu ekspresi iman yang perlu ditegak-ajarkan dengan benar kepada umat untuk menumbuhkan spiritualitas yang sehat dalam hidup beriman dan bergereja.
Persembahan dalam Alkitab, khususnya PL, dipahami sebagai kurban yang dibawa kepada TUHAN.
Kata: קרבן, qorban; atau bentuk jamak: קרבנות, qorbanot; adalah istilah untuk pengorbanan yang dideskripsikan dan diperintahkan dalam Taurat untuk mempersembahkan binatang yang dibakar ke mezbah (altar).
Tetapi qorban juga berasal dari akar kata "QRB" yang berarti mendekatkan diri pada seseorang atau sesuatu. Jadi persembahan bukan sekedar praktek ritual untuk memberikan qorban kepada TUHAN, namun juga tindakan sadar untuk mendekatkan diri kita kepada TUHAN.
Alkitab sendiri sejak awal mengkisah-ajarkan soal korban persembahan ini dalam berbagai bentuk dan maksud tujuan.
Saya yakin manusia pertama, Adam dan Hawa juga diajari oleh TUHAN sendiri untuk memberikan korban persembahan. Memang tidak ada ayat yang secara eksplisit menjelaskan hal tersebut.
Namun kita percaya bahwa Adam dan Hawa melakukannya dan bahkan mengajarkannya kepada anak anak mereka. Itulah sebabnya pada kitab Kejadian pasal 4 kita bisa membaca bahwa anak anak Adam dan Hawa, yakni Kain dan Habel memberikan persembahan dari hasil pekerjaan tangan mereka.
Kain memberikan sebagian dari hasil tanahnya sebagai korban persembahan dan Habel mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya. Dari mana mereka bisa mempraktekkan pemberian persembahan sajian seperti itu jika tidak diajarkan oleh orang tua mereka?
Kemudian kitab Kejadian pasal 8 menceritakan Nuh yang memberikan persembahan setelah selamat dari murka Allah dengan air bah-Nya (Kej. 8: 20 – 22).
Abraham setelah menerima janji berkat TUHAN dan tiba di Kanaan, ia langsung membangun mezbah dan memanggil nama TUHAN (Kej. 12: 8).
Ishak, saat dijumpai TUHAN dan menerima janji berkat TUHAN, ia juga memberikan persembahan kepada TUHAN. Kejadian 26:25 memberi kesaksian bahwa Ishak mendirikan mezbah di situ dan memanggil nama TUHAN.
Yakub juga memberikan persembahan kepada Tuhan setelah mengadakan perdamaian dengan Laban dan berpisah baik-baik dengan Laban mertuanya (Kej. 31: 43-55).
Jadi praktek ritual persembahan adalah tindakan ekspresi iman yang paling awal yang disukai dan dikehendaki oleh TUHAN.
Tidak mengherankan, ketika hukum Taurat diberikan oleh TUHAN kepada bangsa Israel melalui Musa, maka TUHAN memerintahkan dan meneguhkan secara lebih spesifik lagi berbagai jenis persembahan yang harus diberikan umat Israel sebagaimana diuraikan dalam kitab Imamat pasal 1 – 7.
Bersambung...!
Post a Comment for "Makna Persembahan Kepada Tuhan"