Translate

Kepuasan Di Dalam Tuhan

Kepuasan di dalam Tuhan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema kepuasan di dalam Tuhan diambil dari surat rasul Paulus kepada jemaat yang ada di kota Filipi, yaitu Filipi 4:11-13. Manusia pada umumnya dan termasuk orang Kristen selalu merasa tidak puas dalam berbagai aspek. Rasa tidak puaslah yang mendorong semua orang untuk memuaskan dengan berbagai cara. Ada bekerja secara total namun tetap saja tidak merasa puas. Dengan kata selalu tidak cukup dengan apa yang ada padanya.

Ada yang tidak puas hanya dengan satu istri, makanya menikah lagi (poligami) dan ada juga yang punya istri simpanan. Ada yang tidak puas dengan satu suami, makanya menikah lagi (poliandri) dan ada juga yang punya suami simpanan.

Ada yang sudah memiliki harta miliaran sampai triliunan, tapi tetap saja tidak puas makanya korupsi, melakukan tindakan yang melawan hukum hanya untuk memuaskan hasrat kedagingannya. Dan masih banyak lagi perbuatan-perbuatan lainnya yang selalu terkait dengan rasa puas.

Melalui bacaan firman Tuhan yang ditulis oleh rasul Paulus dalam surat Filipi 4:11-13, kita bisa belajar akan 3 hal untuk bisa mengisi dan menjaga kepuasan hati kita, yaitu:

Satu, kepuasan itu bukan terletak pada hasil akhir, melainkan justru pada proses yang diusahakan dan diupayakan.
Rasul Paulus mengatakan: “sebab aku telah BELAJAR mencukupkan diri dalam segala keadaan” – Filipi 4:11. Di sini rasul Paulus BELAJAR untuk MENGUCAP SYUKUR dan MENCUKUPKAN diri dalam segala keadaan.


Ingat akan petani yang kehilangan kuda satu-satunya yang dia miliki karena lari ke hutan? Ketika para tetangganya datang mengungkapkan simpatinya dia hanya berkata: “ya..., nasib baik, nasib buruk siapa tahu?”. Ehh.. tak berapa lama kudanya yang hilang itu pulang dengan membawa serombongan kuda liar. Kini para tetangganya datang mengucapkan selamat karena ternyata kuda petani tersebut bukan hanya telah kembali tetapi juga membawa banyak sekali kuda hutan.
Petani tersebut tetap saja berkata: “ya..., nasib baik, nasib buruk siapa tahu?”. Suatu hari ketika anak laki-laki satu-satunya yang ia miliki itu mencoba menaiki salah satu kuda liar, ia terjatuh dan kakinya patah. Para tetangga kembali datang dan berpendapat bahwa ternyata apa yang disangkanya berkat, malah menjadi bencana bagi si petani.

Anak satu-satunya kini cacat. Tetapi si petani berkata : “ya, nasib baik, nasib buruk siapa tahu?” Tak lama kemudian terjadi perang dan tentara datang ke desa desa untuk membawa semua anak laki laki yang sehat dan tak cacat untuk wajib perang, dan anak petani yang cacat kakinya tadi tidak ikut wajib peran. Semua tetangga kembali mengatakan betapa beruntungan petani tersebut.  Ya, nasib baik, nasib buruk siapa tahu?

Dua, kenali ukuran diri sendiri, jangan mengukurkannya dengan orang lain.
Rasul Paulus mengatakan: “Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan” – Filipi 4:12.

Bahwa hidup itu ya memang naik turun. Ada kalanya kita seperti ulat yang bisa menikmati apa saja, tetapi adakalanya kita seperti kepompong yang tak bisa bergerak, seperti terperangkap dalam gelap dan tak bisa bergerak. Tetapi akan ada waktunya pula dimana semua ikatan dan himpitan itu terkuak dan kita menjadi kupu-kupu indah yang bisa terbang tinggi.

Karena itu terima saja semua sisi kehidupan secara fair dan tangguh. Jalani saja, yang penting jangan sombong saat berkelimpahan berkat dan kemudahan. Jangan pula “nglokro” alias terpuruk saat kesulitan datang menghimpit. Sadari semua ritme hidup dan jalani saja dengan berani. Pegang prinsip It shall pass too..yup semua pasti akan berlalu.

Tiga, libatkan Tuhan dalam segala perkara.
Sebab Dia adalah Allah yang peduli, Allah yang mengerti atas bawahnya kehidupan, gelap terangnya pergumulan. Andalkan saja Dia dan mintalah kekuatan dari pada-Nya, sebab memang DIA lah pengendali kehidupan. Seperti kata rasul Paulus: “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi KEKUATAN kepadaku” – Filipi 4:13.

Itulah cara hidup yang membuat kita tetap merasa puas dalam Tuhan. Itulah kunci untuk menjaga hati agar tetap terkendali dalam ukuran happy atau puas yang sesuai dengan panggilan dan kepantasan masing-masing pribadi.

Post a Comment for "Kepuasan Di Dalam Tuhan"