Translate

Hiduplah Sebagai Sahabat Bagi Semua Orang

Hiduplah sebagai sahabat bagi semua orang ~ Landasan firman Tuhan untuk tema hiduplah sebagai sahabat bagi semua orang diambil dari Injil Yohanes 15:14-15. Rasul Yohanes dalam pimpinan, tuntunan, arahan, bimbingan dan ilham Roh Kudus menulis: “Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku”.

Latar Historis Konteks Yohanes 15:14-15
Latar historis atau latar sejarah dan konteks berita yang dikumandangkan oleh Penginjil Yohanes ada dua komunitas pada masa itu. Kedua komunitas dimaksud adalah komunitas orang Kristen Yahudi dan komunitas yang beragama Yahudi. Komunitas orang Kristen Yahudi menjadi gamang karena mereka berada pada persimpangan jalan dimana mereka memilih untuk pisah dangan saudara-saudaranya yang beragama Yahudi tempat mereka sebelumnya.

Orang Yahudi yang menjadi pengikut Kristus mengalami diskriminasi yang dilakukan oleh para pemimpin agama Yahudi. Penginjil Yohanes mengabadikan hal itu dengan menulis: “Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengaku Dia sebagai Mesias, akan dikucilkan” – Yohanes 9:22. Lalu secara internal, yaitu dalam komunitas orang Kristen Yahudi sendiri ada konflik terkait dengan identitas mereka. Hal ini mengancam dan membahayakan persatuan dan kesatuan komunitas mereka.


Konteks hidup pada masa kini
Kalau kita melakukan observasi, analisa dan penelitian sosial, maka kita menjumpai dan menemukan fakta empiris bahwa ada begitu banyak kebencian di dunia ini. Mulai dari kebencian dalam keluarga atau rumah tangga sampai kepada komunitas gereja, masyarakat, bangsa dan negara.

Masyarakat yang tinggal dalam satu komunitas yang sama menyimpan api permusuhan di dalam hati mereka terhadap orang-orang yang seharusnya dekat dan berinteraksi dengan mereka. Kebencian tampaknya telah memenuhi dunia, karena perang dan kekejaman telah menyebar kemana-mana. Bagaimana pun juga kita harus mengatasi masalah kebencian ini dan menggantikan permusuhan dengan kasih, atau dunia kita akan runtuh menimbun kita.

Ada banyak orang yang mengalami perlakuan yang tidak adil. Ada banyak orang yang mengalami diskriminasi. Ada banyak orang yang mengalami kekerasan dalam hidupnya. Ada banyak orang yang dikucilkan dan dijauhi oleh sesamanya. Misalnya penderita HIV/AIDS, kelompok LGBT

Semua itu dilakukan oleh orang-orang yang beragama, berpendidikan dan memiliki jabatan serta status sosial yang mumpuni. Atas nama agama, mereka menindas sesamanya, berlaku intoleran terhadap minoritas dan masih banyak lagi. Ruang-ruang publik dipenuhi dengan pesan-pesan permusuhan. Media sosial dibanjiri oleh berita-berita hoaks. Semua itu menimbulkan kebencian dan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Mengancam persatuan dan kesatuan masyarakat.

Gereja juga mengalami situasi dan kondisi yang tidak jauh berbeda. Secara internal gereja mengalami konflik. Manajemen konflik yang tidak cerdas berdampak pada persekutuan dalam tubuh Kristus. Ujung dari semua itu terjadi perpecahan dalam tubuh Kristus. Mulai dari level Sinode sampai kepada level Gereja Lokal.

Tawaran Hidup Sebagai Sahabat Bagi Semua Orang
Tuhan Yesus bersabda: “Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku” – Yohanes 15:14-15.

Di tengah dunia yang penuh dengan kebencian dan permusuhan di antara sesama manusia, menjadi sahabat merupakan suatu oase yang memberi secercah harapan hidup untuk tinggal bersama dengan penuh damai. Berita Natal adalah berita damai yang dibawah oleh para malak. “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya” – Lukas 2:14. Manusia membutuhkan damai dan hidup dalam damai sejahtera. Kelahiran Yesus Kristus penanda bahwa manusia di bumi pasti hidup dalam damai sejahtera.

Pertanyaan penting yang patut diajukan ialah: “Bagaimana supaya bisa hidup sebagai sahabat bagi semua orang?” Berdasarkan firman Tuhan dalam Injil Yohanes 15:14-15, maka ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dan amalkan, yaitu:

Satu, mengalami kasih Allah dalam Yesus Kristus.
Kasih merupakan karakter Allah. Itu sebabnya kekristenan dibangun di atas kasih. Di tengah-tengah kebencian dan permusuhan yang dihembuskan oleh kelompok-kelompok sosial, kehadiran gereja adalah kehadiran yang membawa damai dan menjadi sahabat bagi semua orang termasuk yang membenci dan berbuat jahat kepada kita. Yesus menegaskan: “Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat” – Lukas 6:35.

Dua, mengasihi semua orang sesuai perintah Tuhan Yesus.
Tuhan Yesus menegaskan: “Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku” – Yohanes 15:14-15.

Tuhan Yesus adalah Sahabat terbaik kita. Dia telah melakukan dan meninggalkan nilai-nilai persahabatan yang sempurna. Dan kita disebut-Nya sebagai Sahabat dan sudah selayaknya sebagai sahabat kita harus menaati semua perintah-perintah Dia dalam kaitan dengan menjadi sahabat bagi semua orang.

Post a Comment for "Hiduplah Sebagai Sahabat Bagi Semua Orang"