Bahagia Hidup Berbagi Dengan Sesama
Bahagia hidup berbagi dengan sesama ~ Landasan firman Tuhan untuk tema bahagia hidup berbagi dengan sesama diambil dari Injil Lukas 14:12-14. Seluruh bagian firman Tuhan tersebut akan saya sajikan di bawah ini. Silahkan para pembaca setia blog ini membaca dan mengikuti pembahasannya di bawah ini.
Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: "Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya.
Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar."
Biasanya orang sangat senang menerima penghargaan, karena itu menunjukkan kemampuan dan kelebihannya. Namun bisa saja penghargaan membuat seseorang menjadi tinggi hati.
Dalam perumpamaan pertama, Yesus memperingatkan bahwa penghargaan bukan merupakan sesuatu yang seharusnya menjadi ambisi, tetapi merupakan anugerah. Karena itu jangan pernah merasa layak untuk mendapatkan tempat kehormatan, atau memburu penghargaan demi gengsi, harga diri atau untuk menaikkan status sosial (8).
Bisa saja itu jadi berbalik mempermalukan diri kita sendiri, terlebih bila kita berhadapan dengan orang yang memang benar-benar pantas mendapatkannya (9). Kalau memang layak untuk memperoleh penghargaan, kita pasti akan mendapatkannya (10). Maka dalam hal ini, perlu ada sikap rendah hati. Rendah hati bukan karena kurang penghargaan terhadap diri sendiri, tetapi justru karena tahu bagaimana harus menempatkan diri.
Kemudian, dari lakon sebagai tamu, Yesus mengembangkan gambaran kerendahhatian, saat kita sendiri yang menjadi tuan rumah dalam suatu perjamuan. Menurut Yesus bahwa yang perlu kita undang bukanlah orang kaya dan terkenal atau kerabat kita sendiri (12). Mengundang mereka memang menyenangkan dan menguntungkan.
Tetapi undanglah orang-orang yang tidak bisa membalas pemberian kita, mereka yang layak menerima belas kasih kita (13-14). Hendaknya kita menunjukkan sikap tidak membeda-bedakan kelas atau status. Untuk kerendahhatian dan keramahtamahan semacam itu, Tuhan menjanjikan berkat (14).
Jadi daripada berambisi meraih prestise karena ingin dihormati banyak orang, lebih baik kita memikirkan siapakah yang seharusnya kita layani. Karena dalam Kerajaan Allah, melayani orang lain lebih dihargai daripada kepemilikan status atau prestise.
Camkan: Orang masuk ke dalam Kerajaan Allah bukan karena tingginya status.
Post a Comment for "Bahagia Hidup Berbagi Dengan Sesama"