Waspada Terhadap Bahaya Ketamakan
Waspada
terhadap bahaya ketamakan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema
waspada terhadap bahaya ketamakan diambil dari tulisan dokter Lukas, yaitu
dalam Lukas 12:15-21. Dokter Lukas dalam pimpinan, tuntunan, arahan, bimbingan
dan ilham Roh Kudus, menulis: “Kata-Nya lagi kepada mereka: Berjaga-jagalah dan
waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah
hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu” – Lukas 12:15.
Seorang anak muda tinggal di
rumah kecil di lereng bukit. Di lereng bukit tepat di seberang rumahnya,
terletak sebuah rumah kecil. Setiap sore, sinar matahari senja menerpa jendela
rumah tersebut. Keemasan. Indah sekali. Pastilah nyaman sekali tinggal di rumah
yang hangat dan indah itu.
Suatu hari, ia memutuskan
mendatangi rumah itu. Ketika sampai di sana, ia kecewa. Ternyata rumah itu hampir
rusak. Jendelanya kotor. Ah, rumahku lebih baik. Malam itu ia tidur di sana. Besoknya,
ketika matahari terbit, ia melihat ke seberang, rumahnya sendiri. Alangkah
terkejutnya ia melihat sinar matahari pagi yang menembus jendela kamarnya.
Warnanya keemasan. Wow, bagus sekali rumahku!
Menjadi
kaya tidaklah dosa
Manusia memang tidak pernah
puas. Kita pikir kalau punya lebih banyak uang lagi atau satu mobil lagi pasti
lebih bahagia. Nyatanya tidak. Ketika kita sudah punya lebih, kita tidak lebih
bahagia, karena tak lama kemudian kita ingin lebih lagi. Demikian seterusnya.
Rangkaian itu tidak pernah putus.
Tuhan Yesus memberi peringatan
tentang bahaya ketamakan. Bertambahnya kekayaan tidak berbanding lurus dengan
bertambahnya kebahagiaan jika seseorang tidak kaya di hadapan Allah.
Perumpamaan yang diangkatnya menceritakan tentang seorang kaya yang bodoh.
Persepsi
yang salah tentang kekayaan
Orang kaya yang menumpuk kekayaan
untuk dinikmati sendiri. Ini merupakan sikap hati yang salah. Ketika
dipercayakan banyak kekayaan seharusnya berdampak dan bermanfaat bagi diri dan
juga untuk kebaikan dan kemaslahatan sesama. Hidup yang egois dan mementingkan
diri sendiri sangat dibenci oleh Tuhan. Ternyata, keinginannya menikmati
kekayaan tak tercapai. Tuhan mengambil nyawanya malam itu juga.
Kunci melawan ketamakan
adalah belajar mencukupkan diri. Rasul Paulus mengatakan "… aku telah
belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. (Filipi 4:11b). Ketika kita
mendapati penghasilan kita pas-pasan, kita belajar mencukupkan diri. Ketika
penghasilan kita bertambah, kita memberi dari kelebihan itu bukan malah
menginginkan lebih apalagi dengan mengiming-imingi diri, mumpung lagi ada
kesempatan. Kapan lagi.
Bahagia ada di hati, bukan
pada kelimpahan harta. Sadarilah Saudaraku, kenyataan ini. Menuruti keinginan
manusia bisa mengarah pada ketamakan. Belajarlah mencukupkan diri dan bersyukur
atas apa pun berkat yang Tuhan Yesus sudah limpahkan. Kekayaan materi hanya
untuk di dunia, kita tidak akan membawanya ke akhirat.
Refleksi
Diri:
1. Apakah Anda pernah
mengalami rangkaian keinginan yang tak terpuaskan?
2. Apa yang menyebabkan
demikian?
3. Bagaimana Anda akan
belajar mencukupkan diri dengan apa yang Tuhan Yesus sudah berikan?
Post a Comment for "Waspada Terhadap Bahaya Ketamakan"