Tiga Kesatuan Dalam Gereja Tuhan
Tiga kesatuan dalam gereja Tuhan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tiga kesatuan dalam gereja Tuhan, diambil dari surat rasul Paulus kepada jemaat Tuhan yang ada di kota Efesus, yaitu dalam Efesus 4:3-6.
1. Kesatuan iman.
Umat Allah dalam PL maupun PB terus menerus diingatkan agar membangun keluarga yang satu iman. Ingat, iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Nah, jika dasar dan pengharapannya beda, maka relasi yg dijalin akan bias dan bangunan rumah tangga tidak akan kokoh.
Pembicaraan hanya bersifat kulit, kaku, saling menjaga jarak dan intimasi rohani dipastikan hambar. Disini kita tidak berbicara soal sikap eksklusif yang naif tentang intoleransi beragama. Cukup dari dimensi psikologis saja, potensi masalah sudah sedemikian banyak.
2. Kesatuan roh.
Jika kesatuan iman memuat dasar keyakinan, kesatuan roh berbicara mengenai semangat pengharapan dan energi yang menghidupi keyakinan tsb. Tanpa kesatuan roh, pendaran mimpi akan berpencar kemana mana, yang satu akan lelah mengikuti mimpi yang lain.
Kita tahu, roh adalah dimensi yang paling lembut, yang hanya bisa dirasakan dalam keheningan dan kemendalaman rasa. Jika gelombang roh tidak menyatu iramanya maka frekwensi komunikasi juga akan blank, menguras tenaga dan melelahkan raga.
3. Kesatuan kasih.
Jika iman menjadi dasar, roh menjadi api yg menghidupkan harapan, maka kasih menjadi ekspresi yang mengkayakan gerak cinta dalam keluarga. Kesatuan kasih akan membangkitkan rasa percaya diri, kapasitas dan kreasi keluarga yang tak terduga. Hidup dijalani dalam ziarah bersama yang menyenangkan.
Saudara, jika kesatuan iman, pengharapan dan kasih telah terwujud, maka kesatuan tubuh adalah bonusnya.
Semua yang bersifat fisik dan kegairahan ragawi akan mengikuti dengan sendirinya, di sinilah kita bisa merasakan bahwa kebahagiaan yang sejati bukan sekedar mimpi.
1. Kesatuan iman.
Umat Allah dalam PL maupun PB terus menerus diingatkan agar membangun keluarga yang satu iman. Ingat, iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Nah, jika dasar dan pengharapannya beda, maka relasi yg dijalin akan bias dan bangunan rumah tangga tidak akan kokoh.
Pembicaraan hanya bersifat kulit, kaku, saling menjaga jarak dan intimasi rohani dipastikan hambar. Disini kita tidak berbicara soal sikap eksklusif yang naif tentang intoleransi beragama. Cukup dari dimensi psikologis saja, potensi masalah sudah sedemikian banyak.
2. Kesatuan roh.
Jika kesatuan iman memuat dasar keyakinan, kesatuan roh berbicara mengenai semangat pengharapan dan energi yang menghidupi keyakinan tsb. Tanpa kesatuan roh, pendaran mimpi akan berpencar kemana mana, yang satu akan lelah mengikuti mimpi yang lain.
Kita tahu, roh adalah dimensi yang paling lembut, yang hanya bisa dirasakan dalam keheningan dan kemendalaman rasa. Jika gelombang roh tidak menyatu iramanya maka frekwensi komunikasi juga akan blank, menguras tenaga dan melelahkan raga.
3. Kesatuan kasih.
Jika iman menjadi dasar, roh menjadi api yg menghidupkan harapan, maka kasih menjadi ekspresi yang mengkayakan gerak cinta dalam keluarga. Kesatuan kasih akan membangkitkan rasa percaya diri, kapasitas dan kreasi keluarga yang tak terduga. Hidup dijalani dalam ziarah bersama yang menyenangkan.
Saudara, jika kesatuan iman, pengharapan dan kasih telah terwujud, maka kesatuan tubuh adalah bonusnya.
Semua yang bersifat fisik dan kegairahan ragawi akan mengikuti dengan sendirinya, di sinilah kita bisa merasakan bahwa kebahagiaan yang sejati bukan sekedar mimpi.
Post a Comment for "Tiga Kesatuan Dalam Gereja Tuhan"