Translate

Sikap Terhadap Persembahan Persepuluhan

Sikap terhadap persembahan persepuluhan ~ Persembahan persepuluhan merupakan salah satu jenis persembahan yang diperintahkan secara langsung oleh Allah kepada bangsa Israel. Kendati persembahan persepuluhan itu merupakan perintah langsung dari Allah kepada bangsa Israel, namun bangsa Israel sering mengabaikannya.

Persembahan persepuluhan sering kita temukan di dalam Perjanjian Lama. Dimulai dari Abraham yang memberi persembahan persepuluhan kepada raja Salem – Kejadian 14:20. Metode tersebut dilanjutkan oleh generasi berikutnya sampai kita menemukannya di kitab terakhir dalam Perjanjian Lama, yaitu kitab Maleakhi 3:10.

Lalu dalam Perjanjian Baru kita juga menemukan istilah persepuluhan digunakan oleh Tuhan Yesus. Dalam suatu kasus, Tuhan Yesus menegur, mengkritik dan mengoreksi sikap para ahli Taurat dan orang-orang Farisi terkait dengan persepuluhan – Matius 23:23.

Pengabaian terhadap perintah Allah dianggap sebagai suatu tindakan pemberontakan terhadap Allah. Dan salah satu tindakan yang sering dianggap biasa oleh orang percaya atau orang Kristen adalah sikapnya terhadap persembahan persepuluhan. Sering umat Kristen merasa berat hati memberikan persembahan persepuluhan.


Memang ada sikap ambigu dari orang Kristen terhadap persembahan persepuluhan ini. Ada yang berpikir bahwa ia akan memberi persembahan persepuluhan kalau ia sudah mempunyai kekayaan yang lebih banyak.  Dalam fase itulah baru yang bersangkutan bersedia memberikan persembahan persepuluhan.

Problem utama sebenarnya adalah menunjukan bahwa ada perubahan dalam kualitas kasih dan ketaatan dari setiap orang percaya. Artinya kasih orang Kristen kepada Allah cenderung berkurang atau kehilangan kasihnya mula-mula kepada Allah (Wahyu 2:4).

Selain sikap seperti yang sudah disajikan di atas, ada juga jemaat atau orang Kristen yang setia memberikan persembahan persepuluhan, tetapi dengan konsep dan pemahaman yang keliru. Spiritnya dalam memberikan persembahan persepuluhan adalah supaya ia mendapatkan berkat lebih banyak lagi dari Allah.

Jadi ketika seseorang memberikan persembahan persepuluhan, sesungguhnya ia ingin mengungkapkan isi hatinya yang penuh dengan ucapan syukur. Dengan kata lain, memberikan persembahan persepuluhan merupakan bukti cinta kasih umat percaya kepada Tuhan dan bukti ketaatannya terhadap semua perintah Tuhan dalam Alkitab. Setiap pemberian kepada Tuhan harus selalu didasarkan atas kasih dan ketaatan.

Ketika Tuhan memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir dan memberikan tanah Kanaan sebagai warisan, mereka tidak menolak perintah persembahan persepuluhan. Mereka tahu bahwa kasih karunia Allah bagi mereka telah tak terhitung jumlahnya. Mereka telah dibebaskan dari perbudakan, dan akan memasuki tanah perjanjian yang makmur.

Jangankan sepuluh persen, seandainya diminta sembilan puluh persen pun mereka tidak akan merasa keberatan karena apa yang akan mereka miliki semata-mata pemberian Allah. Tetapi Tuhan tidak melakukan itu, Ia hanya meminta sepersepuluh agar ada perbendaharaan di rumah Tuhan dan mencukupi kebutuhan mereka yang melayani Tuhan di Bait Allah.

Seperti telah disampaikan diatas, persembahan persepuluhan merupakan bukti cinta kasih dan ketaatan umat percaya kepada Tuhan. Jika memang kasihnya lebih besar kepada Allah, sepatutnya ia tidak memiliki masalah untuk mengembalikan persepuluhan kepada Tuhan.

Justru ia harus merasa bersyukur karena bisa mengembalikan sebagian dari apa yang Tuhan berikan kepadanya. Jangan pernah merasa telah berjasa menolong Tuhan ketika memberikan persepuluhan. Jika tidak mengembalikan persembahan persepuluhan sepatutnya merasa malu menghadap hadirat Tuhan. Bahkan dihadapan Tuhan ia menjadi seorang pencuri (perampok) seperti yang dicatat Nabi Maleakhi dalam Maleakhi 3:8-10,
Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: “Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?” Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus! Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa! Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.

Nabi Maleaki menjelaskan bahwa persembahan persepuluhan itu adalah hak dan milik Tuhan yang wajib dikembalikan umatNya. Siapa yang tidak bersedia mengembalikan persembahan persepuluhan adalah perampok harta Tuhan. Kata “menipu” dalam Maleakhi 3:8 sesungguhnya memiliki pengertian “mencuri, merampas dan merampok.” Itulah sebabnya Tuhan mengatakan bangsa Israel “telah kena kutuk.”
Oleh karena itu umat Kristen jangan pernah lagi beranggapan bahwa ajaran ini hanya bagi umat Israel tetapi ini ajaran kekal yang harus dilakukan setiap umat Tuhan.

Disadur dari khotbah Pdt. Dr. Stephen Tong

Post a Comment for "Sikap Terhadap Persembahan Persepuluhan"