Apa Kata Alkitab Tentang Penguasaan Diri Kristen
Apa kata Alkitab tentang penguasaan
diri Kristen ~ Landasan firman Tuhan untuk tema
penguasaan diri Kristen diambil dari dua bagian firman Tuhan. Pertama dari
surat rasul Paulus kepada jemaat di Galatia yang menulis tentang penguasaan
diri Kristen, yaitu dalam Galatia 5:22-23: “Tetapi buah Roh ialah:
kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan,
kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang
menentang hal-hal itu.
Selanjutnya yang kedua dari
Injil Matius yang juga menegaskan tentang penguasaan diri Kristen, yaitu Matius
15:21-28: 15:21 Lalu
Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon.
15:22 Maka datanglah
seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: “Kasihanilah aku, ya
Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat
menderita”.
15:23 Tetapi Yesus
sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya:
“Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak”.
15:24 Jawab
Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang
dari umat Israel”.
15:25 Tetapi
perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: “Tuhan, tolonglah
aku”.
15:26 Tetapi Yesus
menjawab: “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi
anak-anak dan melemparkannya kepada anjing”.
15:27 Kata perempuan
itu: “Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja
tuannya”.
15:28 Maka Yesus
menjawab dan berkata kepadanya: “Hai ibu, besar imanmu, maka
jadilah kepadamu seperti yang kau kehendaki". Dan seketika itu
juga anaknya sembuh”.
Saudara salah satu buah roh
yang sangat penting (bahkan bisa dibilang terpenting) adalah PENGUASAAN DIRI,
dan tidak ada hukum yang menentang hal itu (Gal 5:23). Dalam frame tersebut
dapat pahami bahwa penguasaan diri Kristen menjadi hal yang sangat penting. Mengapa
dikatakan demikian? Karena penguasaan diri Kristen berkaitan dengan kehidupan
kita yang sudah di dalam Kristus.
Pada sisi lain, penguasaan
diri Kristen juga berkorelasi dengan kesaksian hidup kita di tengah berbagai
persoalan hidup yang kita alami. Lebih dari itu, penguasaan diri Kristen juga
berkaitan reaksi kita terhadap beragam masalah yang terjadi di dalam perjalanan
kehidupan kita sebagai murid Kristus.
Semua nasehat baik dan
ajaran agama akan menyetujui bahwa penguasaan diri adalah puncak dari
kematangan emosi dan rohani. Lalu, bagaimana kita tahu takaran kemampuan daya
tahan emosi dan rohani kita? Ya dengan masalah, tantangan dan ujian.
Jika kita sepakat bahwa
penguasaan diri adalah buah emosi dan spiritualitas yang paling tinggi maka
kita juga harus bersiap-siap jika kita diuji ketahanan emosi dan iman kita
melalui kata-kata yang mengeringkan dan merendahkan. Mungkin ini kedengarannya
mudah; namun sejujurnya memang teramat susah menjalaninya.
Mari kita belajar dari
ketangguhan emosi dan iman seorang perempuan Kanaan menghadapi kata-kata yang
menyakitkan dan mengeringkan bahkan saat kata-kata ujian yang mengeringkan itu
datangnya dari Yesus sendiri.
Begini kisahnya: Suatu hari Yesus
pergi menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang perempuan
Kanaan dari daerah itu dan berseru: “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud,
karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita”.
Tetapi Yesus sama sekali
tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: “Suruhlah
ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak”. Jawab Yesus: “Aku diutus
hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel”. Tetapi perempuan itu
mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: “Tuhan, tolonglah aku”.
Tetapi Yesus menjawab: “Tidak
patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada
anjing”. Kata perempuan itu: “Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah
yang jatuh dari meja tuannya”.
Maka Yesus menjawab dan
berkata kepadanya: “Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang
kau kehendaki”. Dan seketika itu juga anaknya sembuh (Matius 15:21-28).
Wow, inilah penguasaan diri
yang membuat tingkap-tingkap kemurahan surgawi terbuka yang bukan hanya membuat
Tuhan Yesus kagum, tetapi apapun yang dikehendakinya tak ada yang tak
terpenuhi.
Mari kita terus belajar
melatihnya, sulit memang tetapi bukan berarti mustahil. Jika kita yakin bahwa
penguasaan diri adalah buah roh, maka ijinkanlah Roh Kudus yang mengerjakannya
dalam hidup kita mulai dari perkara-perkara kecil seperti saat bersitegang
dengan tukang parkir liar. Siapa tahu itu bentuk ujian level terendah yang
Tuhan ijinkan terjadi buat kita.
Post a Comment for "Apa Kata Alkitab Tentang Penguasaan Diri Kristen"