Bermisi Untuk Segala Ciptaan
br/
Bermisi
untuk segala ciptaan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut
diambil dari Injil Markus 16:15. Penulis Injil Markus dalam pimpinan, tuntunan,
arahan, bimbingan dan ilham Roh Kudus, menulis: “Lalu Ia berkata kepada mereka:
“Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk”.
Allah tidak mengutus Yesus
hanya untuk menyelamatkan manusia. Jika Yesus hanya diutus untuk menyelamatkan
manusia saja, maka keselamatan menjadi tidak utuh. Dan bila keselamatan itu
tidak utuh, maka Allah dan karya-Nya juga menjadi tidak utuh. Implikasinya adalah Injil menjadi Kabar Baik yang tidak utuh.
Oleh karena itu, sangat
urgen bagi kita untuk mengenal karya misi keselamatan Allah dalam nuansa kosmis,
di mana setiap dan segala makhluk terkoneksi secara penuh dalam kehidupan Allah.
Kita tidak dapat menerima bahwa bumi kita abaikan dan hanya
kita yang mengalami keselamatan. Paradigma misi modern menegaskan bahwa baik
bumi maupun tubuh kita harus mengalami transformasi dan keselamatan dalam kasih
karunia Allah Tritunggal.
Pertanya yang patut diajukan
untuk direnungkan ialah: “Bagaimana supaya kita bisa bermisi untuk segala
ciptaan?” Berdasarkan firman Tuhan dalam Markus 16:15, maka untuk bisa bermisi
kepada segala ciptaan ada beberapa hal penting yang perlu kita lakukan, yaitu:
Satu,
mengoptimalkan kesempatan yang dianugerahkan oleh Tuhan – Yohanes 9:4: “Kita
harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan
datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja”.
Allah mengutus diri-Nya
melalui Anak-Nya Yesus Kristus. Yesus menjadi misionaris surga yang diutus kedalam dunia untuk melaksanakan pekerjaan atau misi Allah (missio Dei). Yesus
melibatkan dan memberdayakan kita yang percaya kepada-Nya untuk melakukan misi
yang sama (missio Christi) yaitu membawa orang lain datang dan percaya serta
menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi.
Yesus dalam melaksanakan
missio Dei telah melakukan hal tersebut secara arif dan bijaksana. Peluang hidup
selama di dunia dimaksimalkan oleh Yesus sehingga misi penyelamatan berjalan
dengan sukses dan sempurna. Hal itu bisa terjadi karena Yesus menyadari bahwa
waktu-Nya sangat sedikit.
Dalam spirit yang sama
dengan Yesus, kita juga dimotivasi untuk menyadari misi yang Yesus percayakan
kepada kita (missio Christi) untuk menggunakan kesempatan secara arif dan
bijaksana. Dalam frame itu, kita harus sadar akan terbatasnya waktu dalam
pelaksanaan misi tersebut. Jika kita menyadarinya, maka kita akan memaksimalkan
kesempatan itu sehingga boleh produktif dan hasilnya maksimal.
Dua,
mengoptimalkan kepekaan terhadap jeritan segala ciptaan Tuhan – Roma 8:22-26; 2
Korintus 5:2-4. “Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang
segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. Dan bukan
hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita
juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak,
yaitu pembebasan tubuh kita” – Roma 8:22-23.
Dalam Roma 8:22-26, rasul
Paulus memaparkan tentang tiga keluhan yang terjadi. Ketiga keluhan tersebut
dari pihak-pihak yang berbeda. Satu, keluhan dari segenap ciptaan atau segenap
makhluk – Roma 8:22. Dua, keluhan dari setiap orang percaya atau gereja Tuhan
atau umat Allah – Roma 8:23; 2 Korintus 5:2-4. Tiga, keluhan dari pribadi
ketiga dalam Trinitas yaitu keluhan Roh Kudus – Roma 8:26.
Karya misi adalah aliran
kasih yang tak terbatas dari Allah Tritunggal bagi dan kepada segenap ciptaan. Paradigma
misi kita harus berubah, yang sebelumnya misi yang melulu antroposentris (misi
yang berpusat kepada penyelamatan manusia berdosa), maka sekarang pendekatan
misi harus diperluas kepada misi ciptaan sentris (misi yang berpusat kepada penyelamatan
segala ciptaan).
Post a Comment for "Bermisi Untuk Segala Ciptaan"