Ini Penjelasan Medis Soal Ketindihan Waktu Tidur
Ini
penjelasan medis soal ketindihan waktu tidur ~ Bayangkan di
tengah malam Anda tiba-tiba terbangun dari tidur, tapi tidak bisa bergerak sama
sekali. Anda berusaha melihat sekeliling, kosong, gelap total, sangat yakin
merasakan kehadiran sesuatu di kamar Anda — atau mungkin menduduki dada Anda,
membuat Anda tidak bisa bernapas.
Fenomena ini dikenal sebagai
‘ketindihan’, atau sleep paralysis. ‘Ketindihan’ adalah kondisi tidur yang
disalahpahami dalam budaya kita sebagai gangguan makhluk halus, ditunggangi
oleh entitas gaib, bahkan serangan santet.
‘Ketindihan’ bukan kondisi
medis berbahaya, namun bagi sebagian orang bisa menjadi pengalaman yang
traumatis; tubuh bagai lumpuh, tidak bisa teriak atau bicara, namun masih bisa
menyadari keadaan sekitar membuat diri tidak berdaya.
Sebuah studi terakhir
menemukan alasan mengapa fenomena ini bisa terjadi, untuk membantu orang-orang
yang pernah mengalaminya merasa lebih baik. Memercayai ‘ketindihan’ sebagai
fenomena mistis akan membuat masyarakat terus terjebak dalam ketakutan yang
tidak beralasan.
Selama siklus tidur REM
(Rapid Eye Movement), otak akan mengirimkan sinyal (glycine dan GABA) untuk
‘mematikan’ otot-otot tubuh sehingga kita tidak ikut bergerak selama bermimpi.
Ini adalah sebuah keterampilan evolusi yang penting untuk mencegah kita melukai
diri sendiri atau teman tidur ketika kita bermimpi.
Apa penyebab ‘ketindihan’?
Sebanyak empat dari 10 orang
pernah mengalami sleep paralysis. Gangguan tidur ini umumnya dialami oleh
orang-orang di tahun remaja hingga usia dewasa muda. ‘Ketindihan’ bisa jadi
faktor genetik, namun terdapat sejumlah faktor lain yang mungkin terkait dengan
fenomena ini, seperti: kurang tidur, waktu tidur yang berubah stress atau gangguan bipolar,
tidur telentang, gangguan tidur lainnya (narkolepsi atau kram kaki malam hari),
konsumsi obat tertentu, seperti obat ADHD penyalahgunaan narkotika.
Kurang tidur yang ekstrem
dan stress menyebabkan siklus tidur yang berantakan. Bisa saja Anda melewati
tahapan non-REM (tidur ringan atau tidur ayam) dan langsung memasuki tahapan
mimpi (REM) begitu mulai memejamkan mata.
“Saya
yakin melihat makhluk gaib saat sedang ‘ketindihan’, kok!”
Sleep paralysis terjadi saat
mekanisme otak dan tubuh menjadi tumpang tindih, tidak berjalan selaras saat
tidur sehingga menyebabkan kita tersentak bangun di tengah siklus REM. Saat
seseorang terbangun sebelum siklus REM usai, otak belum siap untuk mengirimkan
sinyal bangun sehingga tubuh masih dikondisikan dalam keadaan bermimpi, alias
setengah tidur setengah sadar.
Maka dari itu, Anda akan
merasakan tubuh kaku, sulit bernapas, dan tidak bisa berbicara saat
‘ketindihan’. Seringnya, fenomena ini diikuti oleh halusinasi. Banyak yang
melaporkan bahwa mereka melihat sosok hantu, setan, dan bayangan hitam selama
mengalami ‘ketindihan’. Halusinasi adalah efek yang umum terjadi saat tubuh dan
pikiran dalam keadaan setengah sadar, meskipun tidak selalu terjadi pada setiap
kasus.
Lamanya waktu ‘ketindihan’
dari setiap orang bisa berbeda-beda, beberapa detik hingga beberapa menit.
Setelah gejala ‘ketindihan’ usai, Anda akan dapat kembali berbicara dan
bergerak dengan normal.
Apa
yang harus saya lakukan saat sedang ‘ketindihan’?
Tenang, jangan dilawan. Melawan
balik hanya akan memperparah kondisi Anda. Selain itu, melawan balik hanya akan
meningkatkan intensitas rasa takut dan panik untuk segera terbebas; yang justru
akan memicu reaksi otak untuk memperkuat sensasi “setengah bangun, setengah
tidur” ini.
Tenang dan ikuti sensasinya,
kemampuan Anda untuk mengontrol rasa takut sangat kritis untuk menghadapi
kondisi ini. Jika dada Anda terasa tertekan, visualisasikan bahwa Anda ikut
mendorong masuk tubuh Anda mengikuti tenaga yang menekan Anda. Dengan demikian,
otak Anda akan perlahan memilih melakukan aksi dari dua pilihan: melanjutkan
mimpi, atau bangun sepenuhnya.
Sebagian besar ‘ketindihan’
terjadi di tubuh bagian atas. Untuk mengatasinya, coba kerahkan seluruh
konsentrasi Anda untuk mengatur napas, gerakkan jari-jari kaki, gerakkan
otot-otot muka (seperti Anda mencium sesuatu berbau aneh), atau kepalkan tangan
Anda beberapa kali. Umumnya, hal ini akan membuat Anda bisa bergerak lagi.
Post a Comment for "Ini Penjelasan Medis Soal Ketindihan Waktu Tidur"