Translate

Bagaimana Tetap Bersukacita Dalam Tuhan

Bagaimana tetap bersukacita dalam Tuhan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari kitab Amsal 10:22-30. Penulis kitab Amsal menegaskan bahwa: “Harapan orang benar akan menjadi sukacita, tetapi harapan orang fasik menjadi sia-sia” – Amsal 10:28.

Dunia yang kita tempati ini merupakan dunia yang membuat sukacita hidup kita menjadi sirna. Dikatakan demikian, karena ada banyak peristiwa di jalan hidup kita yang membuat kita kehilangan sukacita. Orang-orang fasik dengan beragam cara mencoba untuk merampas sukacita hidup kita. Mereka melakukan teror, ancaman dan tindak kekerasan lainnnya.

Pada sisi lain, masalah hidup terjadi bagaikan gelombang laut yang datang bergulung-gulung seakan tidak ada hentinya. Lalu kita mulai lelah dan dalam kondisi itu tentu energi kita terkuras, emosi menjadi tidak stabil dan pikiran menjadi tidak lagi fokus. Ujung dari semua situasi dan kondisi tersebut ialah sukacita dan damai di hati kita menjadi hilang.


Seorang ibu terbaring di kamarnya. Ia mengeluh sakit di sekujur tubuhnya. Berhari-hari ia hanya murung dan makan sedikit. Suaminya yang mulai kuatir dengan kesehatannya membawa ibu tersebut ke dokter. Saat dokter memeriksanya, ia mengatakan bahwa ibu tersebut tidak mengidap penyakit apa pun.

Sang suami yang kebingungan kemudian bertanya kepada ibu tersebut tentang penyebab keluhannya. Setelah dibujuk agar mau bercerita, akhirnya ibu tersebut mengakui, penyebab kemurungannya adalah karena suaminya belum memenuhi permintaannya untuk berlibur ke luar negeri.

Seberapa banyak di antara kita yang terkadang seperti ibu tersebut? Kita murung karena tidak mendapatkan apa yang kita mau. Kita sedih melihat teman-teman kita memiliki telepon genggam keluaran terbaru, sedangkan kita hanya punya ponsel biasa. Kita tidak semangat ke gereja karena tidak memakai baju baru.

Kita malas melayani karena tugas kita hanya sebagai usher, bukan singer. Bahkan, mungkin kita mogok berdoa karena Tuhan tidak mengabulkan doa kita. Tidak salah bila kita menginginkan hal-hal yang bisa menyenangkan hati kita. Namun, jangan jadikan semua itu sebagai penentu sukacita kita.

Mari kita selidiki hati kita masing-masing, apakah hidup kita masih melekat pada kesenangan duniawi? Jika Tuhan memberkati kita dengan ponsel keluaran terbaru, baju baru, atau pelayanan yang luar biasa, sudah pasti hati kita mudah bersukacita. Akan tetapi, bila Tuhan masih belum memberkati kita dengan semua itu, belajarlah untuk tetap bersukacita.

Janganlah menjadikan segala keinginan pribadi dan kesenangan duniawi sebagai penghalang bagi kita untuk memperoleh sukacita dari Tuhan. Ingatlah, meski kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan, tetapi kita masih memiliki Tuhan. Dialah yang seharusnya menjadi segala-galanya bagi kita. Jika kita menginginkan Tuhan di atas segalanya, maka kita tidak akan terpengaruh dengan apa pun juga yang tidak dapat kita miliki. Kita pun tetap bisa menjalani hidup dengan penuh sukacita yang Dia letakkan dalam hati kita.

RENUNGAN
Pembaca yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, BERBAHAGIALAH orang yang rela MENYINGKIRKAN SEGALA KESENANGAN DUNIAWI, karena mereka akan MEMPEROLEH SUKACITA YANG DARI TUHAN.

APLIKASI
1. Apa yang dimaksud dengan menyingkirkan segala kesenangan duniawi? Mengapa Anda perlu melakukannya?
2. Apakah yang akan Anda alami ketika menjadikan Tuhan sebagai sumber sukacita Anda?
3. Bagaimana cara Anda menyingkirkan kesenangan duniawi?

DOA UNTUK HARI INI

“Bapa yang baik, meski kami tidak mendapatkan apa yang kami inginkan, tetapi kami mau mengarahkan hati kami kepada-Mu. Penuhilah kami dengan sukacita yang dari pada-Mu, sehingga kami tetap bersukacita dalam segala keadaan di hidup kami. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa”. Amin

Post a Comment for "Bagaimana Tetap Bersukacita Dalam Tuhan"