Telak: Ini Puisi Balasan Untuk Sajak Sang Penista Punya Fadli Zon
Telak! Ini Puisi Balasan untuk "Sajak Sang
Penista" Punya Fadli Zon! Share! ~ CeriaNews.com - Artikel berikut ditulis oleh ADE IVAN sebagaimana diterbitkan di situs seworddotcom:
Si Keran Bocor, Sebuah Puisi untuk Fadli Zon
Setelah baca sajak “sang penista” karya tuan Fadli Zon, saya jadi gereget mau beropini. Tapi sebagai wujud terimakasih atas karya beliau yg telah memantik inspirasi saya di siang hari ini, maka izinkan saya menuangkan opini pribadi saya dalam bentuk puisi balasan juga. Karena hanya sesama pujangga atau penyair yang bisa saling memahami isi baris-baris dalam bait puisi dan sajak (walau saya merasa diri saya bukanlah pujangga) #akumemangbukanpujangga #basejam
Sebelumnya, Fadli Zon menuliskan puisi seperti berikut ini:
Sajak Sang Penista
di tengah damai Jakarta
kau pamerkan keangkuhan sempurna
sumpah serapah intimidasi
mengalir sederas air banjir
lalu kau cibir orang-orang pinggir
menggusur tanpa basa basi
menindas dengan tangan besi
dan kau seenaknya korupsi
dari rumah sakit hingga reklamasi
memenuhi nafsu ambisi
di tengah damai Jakarta
kau nista ayat-ayat Tuhan
Al Qur’an dituduh alat kebohongan
kaulah yang merobek kebhinekaan
juara pengkhianat Pancasila
pemecah belah kerukunan beragama
biang segala adu domba
Si Keran Bocor, Sebuah Puisi untuk Fadli Zon
Setelah baca sajak “sang penista” karya tuan Fadli Zon, saya jadi gereget mau beropini. Tapi sebagai wujud terimakasih atas karya beliau yg telah memantik inspirasi saya di siang hari ini, maka izinkan saya menuangkan opini pribadi saya dalam bentuk puisi balasan juga. Karena hanya sesama pujangga atau penyair yang bisa saling memahami isi baris-baris dalam bait puisi dan sajak (walau saya merasa diri saya bukanlah pujangga) #akumemangbukanpujangga #basejam
Sebelumnya, Fadli Zon menuliskan puisi seperti berikut ini:
Sajak Sang Penista
di tengah damai Jakarta
kau pamerkan keangkuhan sempurna
sumpah serapah intimidasi
mengalir sederas air banjir
lalu kau cibir orang-orang pinggir
menggusur tanpa basa basi
menindas dengan tangan besi
dan kau seenaknya korupsi
dari rumah sakit hingga reklamasi
memenuhi nafsu ambisi
di tengah damai Jakarta
kau nista ayat-ayat Tuhan
Al Qur’an dituduh alat kebohongan
kaulah yang merobek kebhinekaan
juara pengkhianat Pancasila
pemecah belah kerukunan beragama
biang segala adu domba
di tengah damai Jakarta
kau fitnah lagi kyai dan ulama
serbuan berita palsu hasutan gila
ancaman teror fisik hingga penjara
kau bagai diktator pemilik dunia
menyebar resah ke segala arah
menggalang lautan amarah
kami tahu kau hanya pion berlagak jagoan
di belakangmu pasukan hantu gentayangan
tangan-tangan kotor penguasa komplotan
konspirasi barisan kejahatan
hukum mudah kau beli murah
keadilan punah habis dijarah
demokrasi dikebiri sudah
peluru muntah berhamburan
provokasi pesta kerusuhan
tapi ingatlah sang penista
takdir pasti kan tiba
rakyat bersatu tak bisa dikalahkan
doa ulama kobarkan keberanian
umat yang terhina berjihad kebenaran
orang-orang miskin membangun perlawanan
dan tirani pasti tumbang
di tengah damai Jakarta
kaulah penabur benih bencana
Fadli Zon, Jakarta, 2 Februari 2017
Nah kalo
saya akan membalas dengan opini yang telah saya bentuk puisi berjudul Si Keran
Bocor #bukanberbalaspantun
Si Keran Bocor
Suaramu tak lebih dari keran air yang bocor
Hanya bunyi tik tik tak berirama
Tapi kau merasa sudah seperti suara singa
Apakah dirumah tak ada kaca?
Yang kau bilang tergusur kini hidup manusiawi
Hanya jiwa berhati yang bisa mengerti
Namun kau culas untuk bisa memahami
Karena pikiranmu sudah diliputi benci
Sakit fisik bisa diobati ke rumah sakit
Namun sakit jiwa rasanya tuh nyelekit
Rekan partaimu korupsi kau tak aklamasi
Terlihat jelas omongan siapa yang kelihatan basi
Yang mendengar langsung tiada tersinggung
Yang tidak datang malah teriak cari panggung
Saat hakim bertanya disidang semua pada bingung
Tak bisa menjelaskan karena pada linglung
Kau teriak orang lain sebagai pengkhianat Pancasila
Tapi kau berdiri semobil dengan si penghina Pancasila
Si pemecah kerukunan beragama itu sekarang sedang merana
Karena polisi cerdas mana yang sebenarnya durjana
Gelarmu berderet seperti bebek antri sambil melek
Namun daya pikirmu sungguh jauh dari intelek
Tak ada yang menghina kyai dan ulama dengan kalimat jelek
Tapi kau sok tampil membela seperti pesolek
Siapa yang kau sebut diktator pemilik dunia?
Yang kutahu dia adalah pelayan warga yang setia berhati mulia
Yang menyebar kasih secara manusiawi demi sejahtera
Dalam rangkulan dan didikan layaknya orang tua
Terlalu naïf kau bilang dia seorang pion
Berpikir cerdaslah jangan seperti orang bloon
Dia adalah petarung tangguh dan bukan anak salon
Yang matang dari ujian dan bukan karbitan seperti balon
Kau dan kelompokmu yang selalu teriak marah
Ayat ayat suci pun kau putar ke segala arah
Demi hak politiknya yang engkau coba jarah
Namun si petarung tangguh tak pernah menyerah
Jangan kau selalu gunakan orang miskin untuk tujuanmu
Apa kau setiap hari undang mereka untuk bertamu?
Aku yakin meraka tak akan pernah kau jamu
Karena pembelaanmu semua terlihat semu
Ingatlah wahai kau keran bocor akan karma
Karena aku dan dia akan selalu melangkah bersama
Keberanian tidak bisa kau bungkam dengan ancaman penjara
Karena keadilan dan kebenaran akan selalu bersuara
Devan, Jakarta 3 Februari 2017
Tuan Fadli, sajakmu telah berbalas yah. Saya sangat gamblang menangkap siapa yang tuan maksud, tapi tuan tidak perlu paham siapa yang saya maksud. Jika tuan merasa baper, maka luncurkan lagi sajak yang lebih ngejoss, yah barangkali saya nanti masih bisa mengerti dan memahami.
Salam sajak tanpa membajak
Sumber: seworddotcom
Si Keran Bocor
Suaramu tak lebih dari keran air yang bocor
Hanya bunyi tik tik tak berirama
Tapi kau merasa sudah seperti suara singa
Apakah dirumah tak ada kaca?
Yang kau bilang tergusur kini hidup manusiawi
Hanya jiwa berhati yang bisa mengerti
Namun kau culas untuk bisa memahami
Karena pikiranmu sudah diliputi benci
Sakit fisik bisa diobati ke rumah sakit
Namun sakit jiwa rasanya tuh nyelekit
Rekan partaimu korupsi kau tak aklamasi
Terlihat jelas omongan siapa yang kelihatan basi
Yang mendengar langsung tiada tersinggung
Yang tidak datang malah teriak cari panggung
Saat hakim bertanya disidang semua pada bingung
Tak bisa menjelaskan karena pada linglung
Kau teriak orang lain sebagai pengkhianat Pancasila
Tapi kau berdiri semobil dengan si penghina Pancasila
Si pemecah kerukunan beragama itu sekarang sedang merana
Karena polisi cerdas mana yang sebenarnya durjana
Gelarmu berderet seperti bebek antri sambil melek
Namun daya pikirmu sungguh jauh dari intelek
Tak ada yang menghina kyai dan ulama dengan kalimat jelek
Tapi kau sok tampil membela seperti pesolek
Siapa yang kau sebut diktator pemilik dunia?
Yang kutahu dia adalah pelayan warga yang setia berhati mulia
Yang menyebar kasih secara manusiawi demi sejahtera
Dalam rangkulan dan didikan layaknya orang tua
Terlalu naïf kau bilang dia seorang pion
Berpikir cerdaslah jangan seperti orang bloon
Dia adalah petarung tangguh dan bukan anak salon
Yang matang dari ujian dan bukan karbitan seperti balon
Kau dan kelompokmu yang selalu teriak marah
Ayat ayat suci pun kau putar ke segala arah
Demi hak politiknya yang engkau coba jarah
Namun si petarung tangguh tak pernah menyerah
Jangan kau selalu gunakan orang miskin untuk tujuanmu
Apa kau setiap hari undang mereka untuk bertamu?
Aku yakin meraka tak akan pernah kau jamu
Karena pembelaanmu semua terlihat semu
Ingatlah wahai kau keran bocor akan karma
Karena aku dan dia akan selalu melangkah bersama
Keberanian tidak bisa kau bungkam dengan ancaman penjara
Karena keadilan dan kebenaran akan selalu bersuara
Devan, Jakarta 3 Februari 2017
Tuan Fadli, sajakmu telah berbalas yah. Saya sangat gamblang menangkap siapa yang tuan maksud, tapi tuan tidak perlu paham siapa yang saya maksud. Jika tuan merasa baper, maka luncurkan lagi sajak yang lebih ngejoss, yah barangkali saya nanti masih bisa mengerti dan memahami.
Salam sajak tanpa membajak
Sumber: seworddotcom
Post a Comment for "Telak: Ini Puisi Balasan Untuk Sajak Sang Penista Punya Fadli Zon"