Menjadi Pelayan Seperti Kristus
Menjadi
pelayan seperti Kristus ~ Landasan firman Tuhan untuk tema
tersebut diambil dari Injil Markus. Penulis Injil Markus menulis demikian: “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk
dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi
tebusan bagi banyak orang” – Markus 10:45.
Kata pelayan menunjuk kepada
seseorang yang bertugas melayani orang lain. Misalnya, pelayan di restaurant,
pelayan di hotel, pelayan di super market, pelayan publik dan jenis pelayanan
lainnya. Dalam kontek pelayanan gereja, orang Kristen juga disebut sebagai
pelayan.
Ada
dua jenis tugas panggilan yang kita terima dari Allah sebagaimana ditekankan
dalam teologi Lutheran yang dikenal dengan istilah duplex vocatio
divina. Kedua jenis panggilan dimaksud, yaitu:
Satu, ada vocatio generalis,panggilan umum yang
ditujukan kepada seluruh warga gereja, yang sudah dibaptis dan sudah naik sidi.
Maksudnya bahwa semua orang percaya turut serta dalam pemberitaan Injil Kristus
yang dilakukan melalui talenta, kharisma yang dimilikinya dan di dalam ucapan
perbuatan dan tingkah lakunya sehari-hari. Mereka ini disebut nonordained
minister- pelayan yang tidak menerima tahbisan.
Dua, ada vocatio specialis, yaitu dari
orang-orang penerima vocatio generalis itu ada yang
menerima vocatio specialis, panggilan khusus dalam tugas
dan pelayanan yang khusus pula, dimana mereka mempunyai tugas tertentu di dalam
pelayanan sesuai dengan kebutuhan jemaat (Efesus 4: 11-12). Mereka ini disebut ordained
minister- pelayan yang menerima tahbisan.
Salah satu yang menyenangkan
ketika melakukan perjalanan dengan pesawat terbang adalah sikap ramah dan
kerendahan hati para pramugari/wan ketika melayani setiap penumpang. Mereka
sungguh mengerti akan posisi dan tugas yang mereka emban. Mereka sadar posisi
mereka bukanlah Bos yang harus dilayani, tetapi para penumpanglah yang menjadi
Bos untuk dilayani.
Hari ini setiap orang percaya pada umumnya akan datang ke
tempat perhimpunan seiman untuk beribadah atau kebaktian. Dan sebagian dari
yang datang ada yang disebut atau menyebut diri sebagai pelayan atau untuk
melayani.
Kata pelayan dan melayani sudah begitu terbiasa didengar
dan diperkatakan dikalangan orang percaya Tetapi walau demikian tidak berarti
bahwa arti dan makna sebagai pelayan dan melayani telah dipahami; dihayati
apalagi diamalkan dengan benar.
Oleh karena itu pagi ini
Tuhan Yesus mengajarkan melalui Pribadi dan pelayanan-Nya tentang arti atau
makna sebagai seorang pelayan dan melayani. Berikut penjelasan secara utuh
tentang hal tersebut, yaitu:
Pertama,
Tuhan Yesus berkata: “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk
melayani....”. Pernyataan ini menegaskan bahwa Ia sungguh menyadari bahwa
kedatangan-Nya ke dunia adalah untuk melayani bukan untuk dilayani. Ini Ia
buktikan sepanjang masa pelayanannya. Ia sibuk melayani dari desa ke kota;
melayani orang banyak maupun sedikit; pemuka masyarakat maupun sampah
masyarakat.
Hal yang sama juga harus
menjadi kesadaran dan keyakinan bagi seorang pelayan atau yang melayani di
Rumah/ Ladang Tuhan secara umum. Ia harus sadar dan yakin bahwa keberadaannya
di Rumah/Ladang Tuhan adalah bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani.
Kedua,
Tuhan Yesus berkata: “...dan untuk menyerahkan nyawa-Nya.....”. Pernyataan ini
mengungkapkan bahwa keberadaan sebagai pelayan yang melayani adalah tindakan
untuk rela berkorban dan dikorbankan.
Tema utama Injil Markus
menyatakan bahwa Yesus adalah hamba yang melayani dengan pengorbanan dan
dikorbankan. Dan itu dibuktikan dengan kegiatan Yesus yang diungkapkan dalam
kesibukan melayani bahkan mati di kayu salib sebagai korban bagi dosa manusia.
Prinsip ini juga harus menjadi kesadaran dan keyakinan
setiap pribadi yang mengaku pelayan dan melayani di Rumah/Ladang TUHAN.
Kesadaran untuk berkorban bahkan untuk dikorbankan.
Ketiga,
Yesus berkata: “... menjadi tebusan banyak orang”. Yesus menyadari dan
menegaskan bahwa kedatangan-Nya untuk melayani dengan penuh pengorbanan bahkan
dikorbankan menyerahkan nyawa bukan untuk keuntungan atau kepentingan
pribadi-Nya, melainkan untuk kepentingan dan keuntungan orang banyak. Kesadaran
dan penegasan yang sama harus dimiliki oleh seorang pelayan dan yang melayani.
Ia tidak boleh melayani
untuk mencari penghormatan atau keuntungan bagi dirinya sendiri. Ia harus
melayani untuk kebaikan orang banyak yang menerima pelayanannya. Ini berarti
seorang pelayan dan melayani tidak boleh kecewa apalagi “mutung/ngambek” ketika
dirinya; pelayanannya tidak dihargai atau diacuhkan.
Post a Comment for "Menjadi Pelayan Seperti Kristus"