Translate

Korelasi Antara Tabir Bait Suci Dengan Kekuddusan

Korelasi antara tabir bait suci dengan kekudusan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari Injil Markus 15:37-38. Secara lengkap ayat tersebut saya lampirkan sebagai berikut: “Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya. Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah”.

Tabir bait suci dalam tatanan Perjanjian Lama merupakan pemisah antara pelataran, ruang kudus dan ruang maha kudus. Pelataran adalah tempat di kaum awam yaitu umat Israel menyembah Tuhan dan menyerahkan korban keselamatan mereka kepada para imam. Ruang kudus merupakan tempat di mana para imam menyeleksi semua korban yang dibawa oleh umat. Sedangkan ruang maha kudus adalah tempat dimana semua korban dipersembahkan oleh seorang imam besar.

Hukum Taurat memberi ketetapan bahwa Ruang Mahasuci dalam Bait Suci hanya boleh dimasuki oleh seorang Imam yang dikhususkan untuk tugas khusus. (bandingkan dengan kisah Imam Zakaria ayah Yohanes Pembaptis dalam Injil Lukas 1).


Ruang Mahasuci dipisahkan oleh sebuah tabir (semacam tirai) dengan ruang suci, tempat yang dikhususkan bagi umat untuk beribadah dengan membawa persembahan.
Artinya Ruang Mahasuci menunjuk kepada “hadirat TUHAN yang Mahakudus”.

Oleh karena itu hanya seorang Imam yang kudus diperbolehkan memasuki hadirat-Nya. Bagi siapa saja yang memasuki ruang tersebut pasti mengalami kematian sebagai hukuman.

Tetapi saat kematian Yesus; saat Ia menyerahkan nyawa-Nya dan mati. Maka pada saat yang bersamaan “tabir” pemisah ruang mahasuci dengan ruang suci terbelah dari atas ke bawah.

Peristiwa ini dimaknai oleh firman TUHAN dalam Kitab Ibrani sebagai terbukanya jalan bagi setiap orang percaya untuk masuk ke dalam hadirat TUHAN yang Mahasuci.
Tabir yang terbelah dari atas ke bawah, menyatakan terbukanya jalan memasuki hadirat TUHAN tersebut berasal dari Diri-Nya sendiri, bukan dari diri manusia.

Kematian Yesus adalah Kematian Anak Domba yang dari TUHAN. Darah-Nya adalah darah yang mahakudus. Darah Yesus menjadi pembuka pintu keruang mahasuci; darah Yesus menghapuskan “tabir” yang menghalangi umat masuk ke dalam hadirat Sang Mahakudus.

Oleh kematian Yesus “tabir” itu kini ditiadakan. Setiap orang yang percaya dan menerima pengorbanan Yesus di kayu salib diberikan hak untuk masuk ke dalam kekudusan TUHAN.

Setiap orang percaya memiliki akses yang sama untuk memasuki dan menghampiri Allah di tempat-Nya yang kudus. Ini terjadi karena Anak Domba yang tidak bercacat yaitu darah Yesus Kristus yang telah tertumpah di atas salib.

Allah melihat kita dari tempat kudus-Nya bukan didasarkan kepada kebaikan dan kesalehan kita, melainkan karena Allah melihat bahwa darah Yesus kudus yang telah membasuh kita dari dosa dan kejahatan kita, itulah alasan Allah menyambut dan menerima kita di ruang maha kudus-Nya.

Tanpa pembasuhan oleh darah Yesus, tidak ada satu manusia pun yang bisa menghampiri Allah di ruang maha kudus-Nya. Bahkan seorang yang paling baik dan paling rohani pun di muka bumi ini tidak akan bisa masuk kehadirat Allah yang kudus.

Oleh karena itu mari datang beribadah dan melayani TUHAN di dalam keberanian dan ucapan syukur. Karena oleh darah dan kematian Yesus Kristus sudah menjadikan kita layak menghampiri kekudusan-Nya.

Mari juga kita hidup dalam kekudusan. Karena kita tidak ingin menghinakan dan membuat sia-sia darah dan kematian Kristus yang menguduskan kita.

Mari bergaul intim dengan-Nya setiap saat. Sebab kekudusan yang Ia berikan agar kita menjadi milik dan umat kepunyaan-Nya sendiri. Terpujilah Nama Yesus Kristus TUHAN.

Post a Comment for "Korelasi Antara Tabir Bait Suci Dengan Kekuddusan"